17-kejutan-

67 6 0
                                    

-Happy Reading-

BAGIAN TUJUH BELAS

NOW PLAYING : MAUDY AYUNDA - CINTA DATANG TERLAMBAT

****
Mungkin aku yang terlalu bodoh tuk memahami tentang semua kebaikan yang kau beri, tentang semua perhatian yang salah ku artikan. Terlalu berharap pada cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan.

****

Senyum cerah tertera di wajah Ersya, semua murid SMA MENTARI berkumpul di lapangan sekolah untuk melihat acara pensi menyambut ulang tahun sekolah mereka yang diadakan pengurus OSIS. Ersya dan pengurus Osis lainya berada di belakang panggung. Acara dimulai dengan doa menurut agama masing-masing, setelah selesai semua murid mendengarkan sambutan dari kepala sekolah dengan seksama.

Setelah kepala sekolah memberikan beberapa sambutan dan turun dari panggung, barulah pensi di mulai. Beberapa murid menunjukan bakat mereka. Ada yang bernyanyi, dance dan lain sebagainya. 

"Tan lo bawa ponsel gue?" tanya Ersya

"Lah tadi kan lo yang bawa."

"Kayaknya ketinggalan di ruang Osis deh, gue ambil dulu."

"Jangan lama-lama" teriak Karina.

Ersya mengacungkan jempolnya lalu berjalan meninggalkan Tania dan Karina. Jarak lapangan ke ruang Osis agak jauh. Ersya hendak melangkah masuk ke ruang Osis, namun ada sesuatu yang mengganjal penglihatannya, ia melihat Aldian berada di dalam ruang Osis. 

Ersya mengintip dibalik pintu. Tunggu sebentar, bukan hanya Aldian saja melainkan ada satu cewek bersamanya. Samar-samar ia dapat mendengar percakapan mereka.

"Sampai kapan kamu mau nutupin ini semua dari Ersya?"

"Sampai waktunya udah tepat." 

"Jangan main perasaan Al."

"Aku gak mau dia terluka."

"Kamu malah membuat dia semakin terluka kalo kamu gak jujur."

"Kamu cemburu?"

"Aku gak cemburu, tapi yang kamu lakuin itu seakan-akan kamu ngasih dia harapan."

"Maaf buat kamu kecewa, biar kayak gini dulu."

"Al, aku ini pacar kamu."

"Pacar?"

Aldian sontak menoleh dan kaget melihat Ersya. Ersya merasa kaget sekaget-kagetnya, kini ia dapat melihat sosok cewek yang tengah bersama Aldian. Ersya tidak percaya, bahkan ia masih terkejut.

Sedangkan Ersya, gadis itu masih diam mematung di depan pintu, mencerna semua kejadian. Ia tersenyum miris. Rasanya sakit, perih dan dadanya terasa begitu sesak. 

"So...sorry ganggu, gue cuma mau ngambil Handphone yang ketinggalan." Ucap Ersya kikuk.

"Sya?"

Tanpa menghiraukan panggilan dari Dinda Ersya segera mengambil ponselnya lalu berpamitan kepada keduanya dan bergegas keluar pergi meninggalkan ruang OSIS. Ia tidak kuat jika harus berlama-lama di ruangan itu, ruangan yang sudah memberinya sebuah kejutan.

DUK!

Ersya yang berjalan menunduk tidak tau kalau ada orang di sana. Gadis yang tengah berjalan itu menabrak dada seseorang sehingga ia berada di pelukan orang itu.

Parfum ini. Ersya mengenalnya, kini Ersya hanya diam saja, seluruh tubuhnya melemas, perlahan ia meremas kemeja Dimas. Perasaan itu masih ada dan hatinya terasa sakit.

RUMIT [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang