11-ice cream-

71 13 0
                                    

-Happy Reading-
BAGIAN SEBELAS

****

Terkadang orang yang nggak kenal pun bisa saling jatuh cinta dan bahagia.

****

Entah bagaimana kronologinya Ersya bisa jalan berdua dengan Aldian seperti ini. Ersya sendiri juga masih bingung, mengapa dia bisa mengiyakan permintaan Aldian yang mengajaknya pergi.

"Nonton apa ya enaknya" Tanya Aldian ketika mereka berdua sudah memasuki kawasan cinema 21.

"Melodylan aja gimana?" Saran Ersya bersemangat.

"Lo nggak pengen nonton horor? Kenapa gak Danur aja?"

"Soalnya yang meranin Dylan ganteng" Kata Ersya sambil nyengir.

"Cowok ganteng aja di otak lo" Aldian terkekeh pelan.

"Biarin, lagipula gak mungkin juga kan gue jadi pacarnya Devano Danendra" Ucap Ersya mulai ngawur.

"Jadi mau nonton apa?" Tanya Aldian.

"Melodylan aja ya?, gue pengen nonton itu" Usul Ersya.

Kedua sudut bibir Aldian melengkungkan sebuah senyuman, sorot matanya benar-benar teduh, dia menganggukan perlahan, "Boleh," katanya disertai dengan suara yang lembut.

Ersya suka dengan senyum itu.

Selama ini Ersya kemana saja, ia tidak tahu kalau ada cowok semanis ini di sekolahnya. Idaman sih ini sudah jelas. Senyumnya yang menyejukan hati, perkataannya yang sopan. Ersya benar-benar kagum dengan sosok Aldian

"Gue beli tiketnya dulu ya, lo tunggu di food court aja, entar gue nyusul. Soalnya ini antriannya panjang banget".

"Oke" Ersya tersenyum simpul kemudian keluar dari area bioskop menuju food court yang memang satu lantai dengan cinema 21.

Ersya memilih tempat duduk yang kosong. Ditempat ini ia dikelilingi banyak orang yang berpacaran, ada yang sekedar berbincang-bincang, ada yang ceweknya  bersandar di pundak cowok nya, dan masih banyak lagi. Ersya yang tau situasi ini merasa tersinggung karena ia duduk sendirian, berasa jomblo ngenes.

"Maaf lama, soalnya ngantri lama"  Aldian duduk di hadapan Ersya.

"Oh, iya gapapa".

"Film nya di mulai 50 menit lagi" kata Aldian.

"Terus sekarang kita mau ngapain?"

"Mau makan gak?" Tanya Aldian.

Ersya menggeleng, "gue nggak laper"

Aldian mengangguk, kemudian ia berdiri mencari stand ice cream. Aldian memesan dua, setelah menunggu Aldian membawanya untuk Ersya.

"Bingung sih mau jajanin lo apa" Kata Aldian.

"Gue suka ice cream" Kata Ersya.

"Gue tau"

"Darimana?" Tanya Ersya dengan kerutan yang jelas di dahinya.

"Mata lo ngeliatin ice cream terus, maaf baru peka" Kekeh Aldian.

Ersya ikut tersenyum, aneh mengapa bisa secepat dan semudah itu Ersya dekat dengan seorang cowok. Ersya bisa menceritakan apa saja dengan Aldian, pembicaran mereka nyambung. Padahal awalnya Ersya mengira kalau Aldian orang yang rese, ternyata Ersya salah.

****

Mobil Aldian terparkir di depan rumah Ersya, rumahnya terlihat kosong tapi lampu rumahnya masih menyala. Mungkin kedua orang tuanya belum pulang dari kantor.

"Mau gue anter sampe dalem?"

"Hah?, nggak usah makasih".

"Yaudah gue duluan kalo gitu"

Ersya mengangguk, "hati-hati di jalan".

"Jangan tidur malam-malam, nggak baik buat kesehatan" Kata Aldian.

"Iya"

Aldian menutup jendela mobilnya, kemudian ia melajukan mobilnya menjauhi rumah Ersya.

"Lo habis dari mana Ca?" Tanya orang yang ada di sampingnya.

Ersya menoleh ke arah samping, tatapan matanya melebar ketika dia melihat Dimas ada di sampingnya.

"ALLAHUAKBAR SETAN"

Dimas menoyor kepala Ersya karena perkataan Ersya barusan menurut Dimas menyebalkan. Bagaimana Ersya bisa menyamakannya dengan makhluk halus.

"Enak aja ganteng-ganteng gini di samain sama setan"

"Salah sendiri tiba-tiba nongol, kayak jelangkung aja"

"Lo dari mana? Terus itu tadi siapa? Lo punya gebetan sekarang? Kok lo gak cerita sama gue? Parah lo Ca" Cerocos Dimas.

"Gue habis nonton sama Aldian, kenapa?" Jawab Ersya.

Dahi Dimas sedikit berkerut, "Aldian?"

"Lo nggak mendadak amnesia kan Dim?" Ucap Ersya

"Ngapain lo nonton sama dia?" Tanya Dimas lagi.

"Ya terserah gue mau nonton sama siapa aja"

"Lo kan baru aja kenal Ca, tapi dia udah berani ngajak lo nonton, pasti ada maunya tuh anak" Kata Dimas.

"Gak jelas lo" Cibir Ersya.

Tapi entah kenapa kali ini perasaan Dimas ada yang mengganjal. Dia merasa ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

"Ca" Panggil Dimas. "Gue punya tebak-tebakan buat lo".

"Apa?" Tanya Ersya.

"Kenapa gerbang rumah gue kalo malem di tutup?" Tanya Dimas balik.

"Biar kaga ada maling" Jawab Ersya singkat.

"Salah"

"Terus?"

"Ya terserah gue lah, gerbang-gerbang gue" Ucap Dimas tanpa berdosa.

Pupil mata Ersya melebar sesaat setelah otaknya selesai mencerna maksud dari perkataan Dimas tadi. 

"DIMASSS"

"Iya saya---ARGH"

Tanpa aba-aba, Ersya langsung menjambak rambut Dimas dengan sekuat tenaga, sehingga pemuda itu berteriak heboh.

"Dasar lo kutil kuda"

"Sakit tau Ca, kalo rambut gue rontok gimana"

"Bodo amat" Ucap Ersya lalu pergi masuk kedalam halaman rumahnya meninggalkan Dimas yang masih meringis mengusap kepalanya.

"DASAR MAK LAMPIR" Teriak Dimas

"GUE DENGER" Teriak Ersya tak kalah keras.

****

Vomen

Follow Instagram:

Vennyf24

Vennyfelita.official

Salam,

Venny Felita

RUMIT [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang