"Capek nggak?"
"Capek."
"Capekan mana tiap hari disangka pacaran padahal nggak jadian?"
===========================================
Tidak ada yang salah dari perasaan ini. Kamu harus banyak belajar untuk bisa menghargai apa yang telah dimiliki, dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini keadaan Ersya sudah membaik, tadi pagi dia juga sudah pergi ke sekolah setelah tiga hari izin tidak masuk.
Rambut di gerai, dengan pakaian blus mustard yang di padukan dengan jeans hitam, Ersya keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai bawah.
"Eca pergi dulu ya Ma." Ucap Ersya.
"Kamu mau nengok abel?" Tanya Dea yang sedang duduk di ruang keluarga.
Ersya hanya tersenyum. Abel adalah sepupu Ersya, dia juga sakit seperti Ersya. Ersya begitu menyayanginya, dia adalah sepupu yang selalu bisa mengerti dirinya. Mereka berdua seperti saudara kembar, saling menjaga satu sama lain. Tapi tuhan lebih sayang kepada Abel.
"Sama Dimas?." Tanya Dea
"Hari ini Eca pergi sendiri Ma, soalnya Dimas lagi ada acara sama temen-temennya."
"Hati-hati di jalan, kalo ada apa-apa kabarin Mama atau Dimas." Kata Dea
"Eca udah gede kali Ma." Sewot Ersya.
"Kamu tuh cepet jadian aja Ca sama Dimas, biar kemana-mana nggak sendirian." Ucap Dea sambil tersenyum jail.
Ersya langsung menatap Dea dengan sedikit melotot, "Apaan sih Ma, Ersya sama Dimas cuma sahabatan."
"Cowok dan cewek yang menjalin sebuah persahabatan nggak mungkin tidak menyimpan sebuah perasaan." Kata Dea dengan seringaian menggoda.
"Mama nggak jelas."
"Yaudah sana berangkat, keburu malem nanti."
"Siap Mama sayang." Pamit Ersya menyalami Dea.
Ersya pergi menuju toko bunga langganannya, sejak meninggalnya Abel, Ersya sering membeli bunga mawar untuk dibawa ke makam Abel.
"Selamat sore pak Anto." Sapa Ersya
"Eh Eca?, mau beli mawar kan?." Tebak pak Anto
"Hehe iya pak." Ersya tersenyum
"Tumben nggak sama Dimas." Tanya pak Anto
"Pak Anto kepo deh." Ersya tertawa.
"Ya kan biasanya kemana-mana selalu berdua kaya orang pacaran gitu." Seru pak Anton sambil membungkus beberapa bunga mawar.
"Kami cuma sahabatan pak, nggak mungkin pacaran." Terang Ersya dengan santai
"Kalo mungkin gimana?." Tantang pak Anto.
"Gak bakal lah pak." Jawab Eca yang masih tertawa.
Mana mungkin dia dan Dimas berpacaran. Mereka berdua jika bertemu selalu bertengkar, Ersya saja bukan tipe Dimas.