22.TOD

26 3 0
                                    

-Happy Reading-

BAGIAN DUA PULUH DUA

NOW PLAYING : DEVANO DANENDRA - LOVIN'U

***
Seberapa keras kamu melupakannya, jika duniamu masih tentang dia pasti akan sulit.

***

Hari yang mereka tunggu pun tiba, dan seperti apa yang mereka rencanakan berkumpul dan berhubung besok adalah hari minggu sekalian mereka menginap di rumah Ersya. Karena sekolah berakhir pukul tiga sore, mereka sepakat pulang ke rumah masing-masing terlebih dahulu untuk meminta izin kepada orang tua dan berkumpul di rumah Ersya pukul empat. 

Sudah satu jam mereka semua menunggu di depan rumah Ersya, tapi tidak ada satupun tanda-tanda pemilik rumah ingin membukakan pintu.

"Berasa kayak orang minta sumbangan gue." Keluh Fabian yang mulai bosan.

Cowok itu duduk di lantai bersandar pada tembok, di sampingnya ada Dino yang juga tak kalah melasnya.

"Pak buk bukain pintunya." Teriak Dino menggedor-gedor pintu rumah Ersya tanpa malu. Sudah seperti anak yang diusir orang tuanya.

"Ck, malu-maluin lo." Decak Angga

"Gara-gara lo nih No." Protes Tania.

"Kok gue." Ujar Dino tidak terima.

"Kalo lo nggak ngomong mau ngajak kak Aldian Ersya nggak bakal ngambek." Tuding Karina.

"Apa-apaan, dianya aja yang lebay." Ucap Dino membela.

"Lebay pala lo." Ketus Tania.

"Kalo udah milik orang lain tuh ya udah ikhlasin aja, ngapain juga masih dikejar." Ujar Dino. "Dia bukan jodoh kita? Jodoh udah ada yang ngatur takerannya."

"Lo kira minyak pake di taker segala." Sahut Meira.

"Cinta itu nggak bisa dipaksa, kalo dia cintanya sama yang lain lo bisa apa hah?" Sungut Dino

"Gue bisa pergi ke tukang santet, apa lo?." Sinis Tania.

"Dasar cabe keriting." Sengit Dino.

Meira memutar bola matanya malas, dari tadi dia hanya diam menyaksikan adu mulut kakak kelas nya ini yang tidak pernah ada habisnya. "Lemes banget mulutnya."

Dino menghela napas berat, mengelus dadanya berusaha untuk sabar.

"Nah diem kan kalo ada pawangnya." Sindir Kania yang di ikuti gelak tawa Tania.

Dino hanya bisa mengumpat dalam hati, jika bukan Meira yang angkat bicara bisa dipastikan Dino akan memasukan kedua gadis itu ke dalam karung kemudian membuangnya ke sungai amazon.

"Nggak ada yang nawarin minum gitu?" Tanya Dino mengalihkan pembicaraan.

"Tuh minum air kolam tuh." Tunjuk Angga pada sebuah kolam ikan yang berada di taman depan rumah Ersya.

"Argghhh Ersya mana sih, pegel kaki gue." Pekik Tania.

"Ini si Dimas juga kemana, tuh anak ilang di gondol janda kayaknya." Gerutu Fabian mengotak-atik handphonenya.

"Ngawur omongan lo." Seru Tania menjitak kepala pacarnya itu.

"Kalian kenapa nggak masuk?" Tanya seseorang.

Mereka berenam sedikit terkejut menoleh ke arah sumber suara, ternyata pak Jay salah satu satpam di rumah Ersya.

Fabian menghela napas, "Kalo bisa dari tadi kita masuk pak." 

RUMIT [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang