|IDI 1| Tanpa Kepastian

13.4K 924 74
                                    

Sedang berada di fase berjuang atau menyerah.

Manusia itu tempatnya salah. Kadang yang benar-benar setia, tak bisa dilihat oleh mata saja. Hanya hati ke hati, yang bisa membuktikan kebenarannya. Mungkin memilih yang menjadi pilihan utamanya. Kalau saja hati manusia se-tegar baja, lalu apa kabar hati yang bimbang? Berada di tengah-tengah pilihan, atau berjuang. Terkadang pilihan yang menjadi penantian, tapi sebuah kepastian belum tentu kenyataan.

Cahaya senja sudah menyambut mata. Teriknya matahari, sudah tak terlihat. Warna oranye menjadi pertanda, bahwa langit sudah tak lagi panas. Gadis belia datang dengan mobil sportnya. Ia menghampiri seorang pria, yang tengah duduk di bangku taman.

"Hay, sayang." Wanita itu mengecup pipi pria itu, kemudian duduk di sampingnya.

"Hay, lama banget," balas pria itu.

Andini menaruh kaca matanya. Ia membernarkan letak bajunya, yang sedikit turun. Ia menatap pada sang kekasih. "Abis dari rumah teman. Kamu ada apa, sih, ajak aku ke tempat kaya gini?"

"Ada sesuatu yang mau aku bicarakan." Pria itu kemudian menatap manik mata Andini dengan penuh keseriusan.

"Kamu jangan sok serius, deh. Kamu mau lamar, aku?" tanya Andini yang sangat menantikan hal ini.

Pria bernama Arjuna itu menggeleng. Bukan itu tujuannya. Ada sesuatu yang mau ia bicarakan. Bukan tentang kamar melamar, tapi tentang keteguhan hati yang harus memilih.

"Terus apa? Kamu jangan bercanda, deh." Andini tersenyum sembari menyenggol tangan pacarnya.

Arjuna memegang tangan Andini. Matanya saling terpaku. Jujur ia tak tega melakukan ini, tapi ia harus. "Aku mau lanjut S2. Ayah suruh aku ke Amerika."

"What!" Andini terkejut dan melepaskan tangannya.

Andini tak percaya akan hal ini. Bagaimana tidak, sudah bertahun-tahun ia menunggu kepastian. Menetapkan satu hati pada pilihan, tapi tak ada kepastian yang ia dapatkan. Ia harus apa? Hatinya tak lagi tegar.

"Jun, ayah sudah tunggu kepastian kamu. Kamu bilang, setelah lulus kuliah kamu akan melamar, tapi apa? Kamu bohong lagi. Sampai kapan aku harus nunggu?" tanya Andini menatap lurus kearah depan.

"Aku yakin, ayah bakal mengerti. Aku raih gelar, itu demi kehidupan kita nantinya. Kamu harus ngerti posisi aku dong. Aku gak bisa tolak kemauan papa." Arjuna mencoba untuk meraih tangan Andini, tapi dihempas oleh Andini.

Arjun bilang, ia tak mengerti? Dari segi mana ia tak mengerti? Manusia punya batas kesabaran untuk menanti dan memahami. Jika di kecewakan terus menerus, apa hati akan tegar menanti? Semua itu tergantung pada kondisi hati.

"Kamu bilang aku gak ngerti? Tiga tahun kita pacaran! Sekarang kamu belum kasih kepastian tentang hubungan kita. Kurang mengerti apa?" tanya Andini menatap pada Arjuna dengan pandangan sedihnya.

Dalam pacaran, banyak tingkah laku pasangan yang berpacaran sangat bertentangan dengan ajaran islam, bahkan kebanyakannya adalah dosa besar, walaupun ada yang memberinya embel-embel “Pacaran Islami” atau “Pacaran Sehat”. Dalam pacaran ini, setidaknya atau minimalnya anda akan melakukan hal-hal berikut:


1. Bebas pandang memandang. Ini bertentangan dengan perintah Allah dalam Al-Quran:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ الله خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS An-Nur: 30).

Imamku Dari Instagram (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang