|IDI 12| Kamu Luar Biasa

5.9K 552 17
                                    

Sang pencipta itu luar biasaTegurannya, cobaannya, dan berkahnya bikin mikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sang pencipta itu luar biasa
Tegurannya, cobaannya, dan berkahnya bikin mikir.
Kalau ada kuasa yang lebih besar dari rancangan manusia. Semua tepat sesuai dengan porsinya, semua lewat sesuai kemampuannya.

Jika manusia mempunyai skenario terbaik dalam kehidupannya, maka Allah punya rencana lain atas apa yang kita rancang sebelumnya. Jangan terlalu memaksa, toh, Allah sudah mengaturnya. Berburuk sangka hilangkan dalam dada, lapangan hati dan panjatkan setiap doa. Allah itu maha mendengar, apapun yang kita inginkan, pasti akan tercapai. Walau bukan sekarang, tapi lihatlah nanti ke depan. Ketika skenario tak sesuai pilihan apa yang akan kita lakukan? Bersabar adalah kunci dari semua jawaban.

Para tamu undangan telah sirna, lenyap tak tersisa. Hanya dua keluarga, yang masih stay di rumahnya. Keluarga itu tengah duduk di ruang tamu, sambil berbincang-bincang santai. Ada yang istimewa di sini, ketika kedua orang tua saling bercengkrama dalam keadaan santai, justru kedua mempelai duduk terdiam. Memikirkan apa yang tak seharusnya di pikirkan.

"Malam ini, Wijaya akan tinggal di rumah sendiri, Ma." Wijaya berkata, membuat kedua orang tua menghentikan aktivitasnya.

"Apa ini tak terlalu cepat? Lebih baik Andini tinggal bersama kedua orang tuanya dulu," balas Irna sang mama.

Wijaya pun menggeleng. Ia hanya memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. Ini masalah rumah tangganya, walau mereka kedua orang tuanya, tapi ia tak mau aib keluarga kecilnya terbongkar begitu saja.

"Wijaya mau mandiri. Apa kamu mau tinggal bersamaku?" tanya Wijaya sembari menatap Andini yang hanya diam saja.

Andini tak menjawab apa-apa. Sudah ia bilang, badannya memang ada di sini, tapi raga seakan menghilang di telan bumi. Ia memikirkan sosok laki-laki yang pernah mengisi di hati.

"Nak, suami kamu tanya," ucap Rahma menyadarkan Andini.

Andini yang merasakan ada sentuhan di tangan tersenyum masam pada sang bunda. Bukan ini yang ia mau.

"Aku ikut aja." Andini menahan air matanya.

"Kalau Andini tidak bersedia, saya tak akan membawa dia, Ayah." Wijaya berkata pada Ridwan.

Ridwan yang mendengar itu menggeleng. "Andini sekarang sudah tanggung jawab kamu. Kamu suaminya, kamu juga yang berhak atas apa yang akan di lakukan oleh Andini nanti. Pesan Ayah, kamu harus jaga dia."

"Saya sudah berjanji di hadapan Allah juga Ayah, bahwa saya akan menjaga Andini segenap hati saya." Wijaya berkata penuh keseriusan.

Imamku Dari Instagram (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang