Hidup itu bukan tentang apa yang kau inginkan, tapi tentang menghargai apa yang kau miliki dan sabar apa yang akan menghampiri.
Memang kenyataan itu sulit untuk diterima, terlebih kenyataan yang begitu menyakiti hati. Mungkin menghargai dan di hargai sudah sering terjadi. Pendapat dan apa yang dipikirkan oleh lain berbeda-beda tentang diri kita. Jika kita di hargai, maka kesenangan yang akan kita dapatkan, terlebih lagi jika pasangan kita sangat mencintai dan menghargai diri kita. Sebenarnya bahagia itu cukup sederhana, saling mencintai dan menghargai adalah kunci rumah tangga yang sebenarnya.
Jika belum bisa menghargai? Maka kunci utama adalah mencoba untuk memahami, mengerti, dan mendampingi. Takdir Allah lebih indah dari apa yang kita rencanakan saat ini.
"Sayang, kamu mau coba ayam geprek level sepuluh ini gak?" Andini menawarkan sembari menyodorkan ayam geprek level sepuluh yang terkenal menu andalan di sini.
Arjuna pun melihat berapa banyak cabe yang ada di sendok itu. Arjuna pun menatap Andini. "Pedas gak? Aku takut sakit perut."
Andini pun menggeleng. "Enggak, sayang. Makan, ya?" Andini mencoba menyodorkan sendok itu dengan senyuman menawannya.
Arjuna pun membuka mulutnya dengan ragu, ketika satu sendok ayam masuk ke dalam mulutnya, ekspresi wajah Arjuna berubah menjadi merah padam. Andini yang melihat itu hanya bisa terkekeh. Arjuna memang tak suka dengan makanan pedas. Andini pun segera memberikan minumannya pada Arjuna yang seakan kepedasan.
"Wah, kamu mau kerjain aku. Ini pedas sayang. Pecah banget pedasnya," balas Arjuna mencoba menghilangkan rasa pedas.
Andini pun tersenyum. Wajah Arjuna sangat lucu baginya. Entah pemikiran dari mana, Andini tiba-tiba mengecup bibir Arjuna sekilas, membuat Arjuna tersenyum pada Andini. Andini tak peduli dengan tatapan orang yang bahkan tak menyangka seorang wanita melakukan itu.
Tanpa Andini sadari, ada seorang pria yang baru saja datang, dan memperhatikan aksi Andini yang menurutnya sangat tak pantas untuk di lakukan.
"Gimana, udah gak pedas?" Andini bertanya dengan nada yang senang.
"Masih sedikit. Kalau kamu cium lagi, pasti pedasnya hilang, deh." Arjuna mengelus pipi Andini sebentar.
"Itu mah modus kamu aja, sayang," balas Andini memukul tangan Arjuna.
Ketika mereka tengah asik mengobrol, seorang pria tiba-tiba datang dan meraih tangan Andini. Mata pria itu menatap tajam pada seorang pria yang sama terkejutnya. Wijaya adalah pria yang menghampiri Andini.
"Kita pulang," ucap Wijaya penuh penekanan.
Andini yang mendengar suara itu sontak menoleh ke arah samping. Ternyata Wijaya yang menggegam tangannya begitu erat. Andini kemudian menatap Arjuna. Andini pun melepaskan tangan Wijaya.
"Apaan, sih. Lo itu sok kenal tahu, gak!" sentak Andini kemudian menatap Arjuna. "Pria gila ini fans aku kali."
"Mas, kalau fans sama pacar saya jangan berlebihan. Kalau berlebihan Mas akan tahu akibatnya," ucap Arjuna yang membela Andini, tanpa tahu status kedua orang itu sebenarnya.
"Pacar?" Wijaya mengulang perkataan pria itu.
"Iya, saya pacar Andini. Ada masalah?" tanya Arjuna dengan gaya tengilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Dari Instagram (Completed)
Random#Rank 3 pendekatan (13 Juni 2020) #Rank 2 pendekatan (27 Oktober 2020) #Rank 1 Pendekatan (14 Februari 2021) #Rank 1 real story (14 Februari 2021) #Rank 2 Husband (23 Maret 2021) #Rank 1 Pendekatan (23 Maret 2021) #Rank 1 Husband (25 Maret 2021...