|IDI 4| Ini Bukan Prank

7.2K 709 35
                                    

Ada yang datang menawarkan rasa bahagia, tapi dibiarkan saja.
Karena masih memiliki kisah masa lalu, yang membuat ia tak mau membuka lembaran baru.

Mungkin kita masih memikirkan hal-hal yang sudah lama berlalu, tapi ketika ada yang ingin menawarkan rasa bahagia, apa kita harus menolaknya? Menerima sesuatu yang baik akan mendapatkan berkah dari yang Maha Kuasa. Jangan pernah sia-siakan kesempatan, karena kesempatan datang cuman satu kali, bukan berkali-kali. Kalau hati masih terikat masa lalu, untuk apa kita hidup di masa depan? Jangan jadi orang yang stay pada masa lalu, tapi jadilah orang yang keluar dari masa lalu. Anggap saja masa lalu itu adalah guru terbaik, dalam mencapai kehidupan yang sempurna.

Berbicara mengenai hati, kapan dan pada siapa dia akan menetap, tak ada yang tahu. Cinta dan rasa itu fitrah dari yang Maha Kuasa. Jika hati sudah berdiri pada satu pilihan, maka selamanya akan tetap pada pendirian. Mencinta seseorang itu adalah bonus yang diberikan oleh Allah. Manusia hanya bisa menerima, tanpa bisa merangkai ending selanjutnya. Seperti Wijaya, ia tak pernah tahu, dan kenapa ia bisa memutuskan untuk melamar seorang gadis yang bahkan tak dia suka. Keputusan yang besar, dan mengumpulkan niat banyak sebelumnya. Ia selalu berdoa dan meminta petunjuk dari yang Maha Kuasa, dan ternyata, jodohnya adalah gadis Instagram yang bahkan belum ia kenal seutuhnya.

"Wijaya, apa kamu sudah yakin?" Rahma kembali menanyakan niat baiknya.

Wijaya yang tengah duduk di kursi penumpang menoleh pada sang Mama. Ia menatap sang Mama yang terlihat cantik, walau usia sudah memasuki kepala tiga. "Ma, apapun keputusan yang Jaya ambil saat ini, aku sudah memikirkan itu matang-matang, Ma."

Rahma yang mendengar itu meraih tangan sang anak, kemudian menggenggam tangan itu erat. "Alhamdulillah, Mama akan mendukung kamu. Jadilah suami yang baik nantinya, jangan bersikap dingin dengan istri."

Wijaya yang mendengar itu hanya bisa mengangguk. Ia tersenyum, pada sang Papa yang masih sibuk bekerja, walau sedang mengantarkan anaknya. Papanya harusnya istirahat, dan biarkan saja ia yang bekerja. Wijaya pun hanya bisa memperhatikan jalanan, yang sudah ia lalui, untuk menuju ke rumah sang wanita.

Ia sudah memikirkan kemungkinan apa yang akan ia dapatkan. Ia tahu, bahwa wanita itu tak mengenal dirinya sama sekali. Kemungkinan di tolak pun, ia hanya bisa menerima dengan pasrah. Ia yakin, Allah akan mempertemukan ia dengan wanita yang terbaik, mungkin jika bukan saat ini, mungkin bisa tahun-tahun yang lainnya.

Mobil mewah itu sudah ada di gerbang rumah seseorang. Rumah itu terlihat megah dan elegan, dengan cat emas yang dipadukan dengan cat berwarna putih. Rumah yang berlantai tiga itu, mempunyai gerbang yang tinggi menjulang, dengan ukiran Jawa khasnya. Seorang satpam tampak menghampiri mereka. Melihat itu, Wijaya pun membuka kaca mobilnya.

"Punten, cari siapa?" tanya satpam itu.

Wijaya pun menatap pada pria yang sudah terlihat sangat tua itu. "Apa ini rumah Andini?"

"Benar. Ini rumah Non Andini. Ada keperluan apa, ya?" tanya satpam itu.

"Saya sudah membuat janji dengan Andini. Apa saya boleh masuk?" tanya Wijaya sembari memberikan KTP sebagai jaminan.

Satpam itu pun memerhatikan KTP yang ia sodorkan. Satpam itu kemudian membuka gerbang dan memberikan kembali KTP itu pada Wijaya.

Imamku Dari Instagram (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang