Setiap langkah ini adalah keberanian, karena di setiap jejak aku selalu menjumpai kenangan manis yang sangat sulit untuk dilupakan. Titik awal dari perjalanan, adalah Langkah keberanian.
Tak semua orang tahu perasaan yang sedang kita alami, jika mereka pun tahu, bukan mereka hanya sekedar ingin mencari bukan untuk menenangkan diri. Setiap orang punya masalah hidup, yang harusnya bisa diatasi. Tergantung pada orangnya sendiri, mau sampai kapan masalah hadir, atau mau sampai kapan menyudahi. Sikap dan perasaan seseorang yang berbeda-beda, membuat kita tak bisa menyamakan kondisi yang tak lagi sama.
Seperti yang Andini rasakan kini, ketika ia membutuhkan hiburan untuk diri, justru masalah muncul kembali. Ia selalu bertanya, apa orang sepertinya tak patut untuk menerima bahagia? Entah lah, sampai sekarang ia selalu mendapatkan duka dan luka. Bahkan detik ini juga, ia tak tahu ke mana hubungannya akan dibawa. Tergantung, seperti jemuran yang tak kunjung di angkat.
Andini menutup pintunya dengan sangat keras. Ia melepaskan jaket kulit, melemparkan jaket itu di atas ranjang tempat tidurnya. Ia melepaskan sepatu, dan melemparnya begitu saja. Andini tak peduli lagi. Ia sangat kesal saat ini.
"Argh! Bisa gila gue. Udah di tinggal pacar, sekarang gak boleh pergi." Andini mengacak rambutnya frustasi.
Langkah kakinya membawa ia menuju ke meja belajarnya. Ia menatap beberapa buku fakultas yang tersusun rapi, tapi tak pernah ia baca. Andini terlalu pintar, untuk memahami kata demi kata yang sudah tertera.
"Kalau kerjaan gue cuman baca buku, doang, mana bisa buat gue lupa sama Arjun?" Mata Andini menatap beberapa buku itu. Kemudian ia merenungkan nasibnya. "Arjun!"
Andini berteriak marah sedetik kemudian. Andini merupakan seseorang yang seperti mempunyai kepribadian ganda, dikit-dikit marah, namun bisa kembali ceria lagi. Saat ini, Andini tengah menangis. Menangis tentang rasa yang hilang, walau raga yang menginginkan. Kenapa harus ia yang terluka? Apa Arjun sedang baik-baik saja? Ia begitu lemah perihal cinta dan tipu daya.
Tiga tahun lamanya ia merajut cinta penuh kasih sayang, nyatanya semua itu hanya sia-sia. Apa Arjun berpikiran ia tak lagi bisa menjaga kehormatannya? Walau ia nakal, ia tak mungkin merelakan masa depannya hanya untuk kenikmatan sesaat. Apa kabar dengan ayahnya, jika ia tahu, Andini tak lagi perawan? Mungkin ia sudah dibunuh seketika.
Suara notif dari Instagram tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Ia menoleh pada ponsel, dan berharap bahwa itu adalah sang kekasih. Namun, ketika ia membuka notif tersebut, justru yang ia dapatkan DM dari orang yang tak ia kenal.
@Wijaya34_
Asalamualaikum, Mbak. Kalau pacaran belum juga memberikan kepastian, saya siap lamar."What! Orang ini waras?" Andini bermonolog pada diri sendiri.
Bola mata Andini membulat sempurna, ketika ia menemukan pesan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Andini yang memang merasa penasaran dengan akun itu, segera mencari tahu dengan membuka profil pengguna. Ketika Andini membuka akun itu, matanya kembali melebar sempurna. Bagaimana bisa, followers pria ini lebih banyak dari dirinya? Andini pun dibuat tak percaya.
"Followers banyak, tapi foto cuman satu. Ini orang beli, kali, ya? Mana fotonya cuman dari belakang lagi." Andini merasa kesal, karena tak bisa melihat wajah asli dari sih pemilik akun.
@Andini_
Walaikumsallam. Maaf, lo siapa, ya? Tiba-tiba DM gue, dan bilang mau lamar. Lo waras?
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Dari Instagram (Completed)
Разное#Rank 3 pendekatan (13 Juni 2020) #Rank 2 pendekatan (27 Oktober 2020) #Rank 1 Pendekatan (14 Februari 2021) #Rank 1 real story (14 Februari 2021) #Rank 2 Husband (23 Maret 2021) #Rank 1 Pendekatan (23 Maret 2021) #Rank 1 Husband (25 Maret 2021...