|IDI 19| Aku Bimbang

4.4K 465 6
                                    

Ketika manusia mencintai seseorang karena Allah, maka akan terlihat beda dalam pencapaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika manusia mencintai seseorang karena Allah, maka akan terlihat beda dalam pencapaiannya.

Perasaan aneh terus menemani pikirannya. Ada rasa ganjal di hatinya, ketika Wijaya seperti cemburu pada dirinya. Mungkin pengungkapan rasa Wijaya, akan terasa beda baginya. Beda karena hatinya telah memiliki sepasang rasa. Tak ada yang tahu, betapa ia mengharapkan kehadiran Arjun, di saat Wijaya mengungkapkan rasanya. Ia hanya takut, rasanya akan berubah.

Sore telah berubah menjadi malam hari. Awan yang gelap, pertanda bahwa sang hujan telah menanti. Awan hitam pekat itu menimbulkan hujan, yang tak Wijaya prediksi. Mobil Lamborghini yang tak tertutup apa pun, membuat kedua insan basah tak berarti. Wijaya bingung harus mencari tempat teduh, karena jalan yang mereka lewati belum menampakkan tempat yang melindungi diri.

"Buruan, hujan, nih," ucap Andini sembari mencoba menghalangi air hujan dengan tasnya.

"Sabar," balas Wijaya singkat.

Ketika matanya tak sengaja mendapatkan warung pedagang kaki lima, Wijaya segera mengendarai dengan kecepatan tinggi, menghentikan mobil tepat di warung kaki lima, yang menjual mie ayam dan pangsit. Wijaya pun keluar, di ikuti oleh Andini yang tak punya pilihan.

"Kenapa berhenti di sini?" tanya Andini sembari memperhatikan warung yang terlihat ramai, tapi sangat kecil.

"Jangan banyak tanya, kalau gak mau sakit. Kamu mau kehujanan?" Wijaya bertanya balik.

Andini memutar bola matanya malas. "Gue tanya, lo balik tanya. Mau lo apa, sih? Heran, gue."

Wijaya pun tak memedulikan Andini. Pria tampan itu masuk dan duduk di salah satu kursi yang kosong. Ketika Wijaya masuk, tatapan para wanita menoleh dan secara terang-terangan menatap Wijaya, tapi pria itu tampak tak peduli.

"Mau di situ sampai kapan?" tanya Wijaya, ketika Andini masih saja berdiri di pintu masuk.

Merasa di berikan pertanyaan, Andini pun menoleh dengan sebal. Andini kemudian menghentakkan kaki, dan berjalan duduk di samping Wijaya.

"Gue kedinginan. Lo gak pengertian banget, sih," tutur Andini sembari menggosokkan kedua tangannya.

Wijaya pun memanggil pelayan yang ada di warung itu. Pria itu memesan dua mie ayam, dan dua teh hangat, yang minta di buatkan lebih cepat. Ketika pria itu memesan, Andini tampak melihatnya, membuat Wijaya menatapnya.

"Kenapa?" tanya Wijaya mampu membuat Andini mengalihkan pandangannya.

"Gak papa." Andini kembali berusaha untuk menghangatkan tubuhnya sendiri.

Imamku Dari Instagram (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang