01. Wanna Do It?

118K 1.1K 41
                                    

Di suatu tempat, sekolah swasta X. Sekolah yang terletak di pusat Jakarta, memiliki banyak murid baik dari dalam maupun dari luar negeri. Bangunan itu terlihat kecil dari luar, namun mempunyai lahan yang luas di dalam. Halaman dan tanaman berada di sekitar kelas dan koridor, bahkan ada beberapa ruangan khusus gym di dekat lapangan. Tiap tingkatan terdiri dari lima belas kelas, yang masing-masing kelas memiliki kurang lebih empat puluh siswa yang tergolong dari keluarga kaya.

Seorang murid laki-laki sedang berjalan di tengah-tengah lapangan, seusai dari kantin. Dia mengerut sembari mengambil permen dari sakunya.

Poninya disibak ke belakang, dan alisnya sedikit tebal--mempertegas wajahnya. Pipinya yang tirus membuatnya terlihat tampan. Meski dia memiliki tubuh berwarna kecokelatan, laki-laki itu tetap dipandang sebagai pusat perhatian.

Tidak ada lagi pepatah; 'Putih Harus Tampan', karena begitu melihat laki-laki ini--mereka akan berpikir; 'Cokelat Itu Eksotis'.

"Rey, habis ini ke kelas?"

Orang lain berbicara di sebelah laki-laki itu, yang sama-sama memiliki wajah tampan dalam artian berbeda.

"Duluan saja. Aku mau ke kamar mandi," balas Rey--nama pria berkulit gelap itu--dengan singkat.

Rey meninggalkan pria di sebelahnya dan mengitari lapangan olahraga kemudian menuju kamar mandi di sudut sekolah. Dia tidak sabar untuk segera merokok, yang sudah ditahannya dari tadi. Jika tidak bisa merokok, dia akan mengemut permen.

Ketika dia mendekati salah satu pintu kamar mandi tersebut, dia mendengar suara desahan di dalamnya. Suara aneh yang mengganggu telinganya.

Suara perempuan.

Benar, itu suara perempuan. Tunggu, apa ada kunti di siang bolong?

Kunti macam apa yang mendesah?

Tanpa basa-basi, Rey segera mendobrak pintu itu dan langsung melihat apa yang sedang terjadi.

Seorang murid perempuan--dengan paras cantik seperti boneka, sedang melakukan hal yang tidak bisa dipercaya oleh siapapun, bahkan bagi Rey sendiri.

Gadis itu, terduduk di atas kloset dan seragamnya dalam keadaan kacau. Itu bukanlah hasil yang dilakukan oleh seseorang, karena Rey bisa tahu kalau gadis itu yang melakukannya sendiri.

Refleks Rey mengalihkan wajahnya, dan membuat ekspresi kebingungan.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Rey sedikit memerah.

'Toilet woi, ini toilet pria. Apa dia lagi kena dare atau gimana? Atau lagi gabut? Mau nge-prank?'

Perempuan yang dipanggil itu mendongak, menatapnya dengan tajam. Rambutnya terurai lurus di punggungnya, sedikit berantakan.

"Ah, sial. Kenapa kamu ada di sini?" balas gadis itu, mengalihkan wajahnya.

"Seharusnya aku yang tanya. Ini kamar mandi laki-laki."

Rey berusaha bersikap tenang, namun dia bisa mendapati dirinya menjadi kaku melihat keadaan di depannya. Hatinya entah kenapa menjadi liar.

"Maksudku, bel istirahat sudah selesai," tegas gadis itu.

Rey tahu, karena dia sedang membolos. Namun, hal itu tidak berhubungan dengan apa yang dia lihat sekarang.

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang