10. Jenni (1)

12.9K 339 3
                                    

Bulan Desember. Bulan yang dinanti-nanti oleh kebanyakan murid, karena di bulan itu banyak tanggal merah yang menempel setia di kalender.

Semenjak perayaan ulang tahun sekolah lalu, para murid mempersiapkan ujian semester yang akan diadakan akhir tahun ini. Persaingan untuk menduduki peringkat satu sangat ketat. Baik di jurusan IPA, IPS, maupun Bahasa, semua siswa begitu bersemangat.

Istirahat adalah saat-saat dimana para murid dapat bersantai sejenak. Mereka penat karena pelajaran yang menyesakkan, dan ketika bel istirahat dimulai, semuanya langsung berlari ke arah kantin--membeli makanan sebanyak-banyaknya--lalu memulai ritual mereka untuk belajar di kafetaria.

Berbeda dengan Rey, dia menuju tangga lantai empat dan berjalan perlahan ke atap. Dia ingin beristirahat di sana, menenangkan pikirannya yang kacau.

Persetan dengan ujian.

Dia memang pintar, tapi dia tak serajin Diana. Dia mungkin akan masuk tiga besar di jurusan IPS, tapi hanya itu. Ada kalanya dia tidak belajar sama sekali, dan peringkatnya turun sampai ranking tiga.

Sekarang, dia benar-benar mengabaikan semua itu. Sudah beberapa hari semenjak bertemu dengan 'gadis itu,' dan dia saat ini sedang frustrasi.

Dia juga suntuk dengan keadaannya, yang mana pikirannya kusut dan kacau balau berkat perbuatan satu orang.

Rey, yang biasanya berkepala dingin, menaklukkan hati wanita dengan cepat tanpa adanya halangan. Segala hal bisa didapatkan olehnya, tetapi untuk beberapa alasan, dia tidak bisa memenangkan satu hal.

Pada akhirnya, dia gelisah karena seorang perempuan.

Itu pengalaman baru. Dia tidak begitu menaruh minat pada mantan pacarnya dan beberapa gadis yang mendekatinya.

Namun, 'gadis itu' berbeda.

Bahkan saat ini Rey terus memikirkannya.

'Memang cewek itu siapa hah sampai membuatku seperti ini?'

Rey sungguh tidak mengerti kenapa dia memikirkan gadis yang bahkan tidak disukainya. Dia tak memiliki perasaan apa pun terhadap gadis toilet itu.

Dia hanya merasa aneh, jujur, Rey juga bingung kenapa dia terus mencari gadis itu.

Rey kemudian menghela nafas dengan pelan. Dia mengambil sebatang rokok dan mulai menyalakannya.

Berhari-hari dia menyesal dan meratapi nasibnya sendiri. Dia disebut siswa yang pintar, tapi ternyata dia sangat bodoh.

Berulang kali, dia berulang kali membuang kesempatan ketika bertemu dengan gadis itu.

Kenapa otaknya tidak bisa bergerak cepat? Pikirannya menjadi kosong, dan yang dia lakukan hanyalah terbawa suasana.

Sungguh. Hanya untuk sebuah nama saja dia tidak tahu.

Rey mengistirahatkan tubuhnya dan telentang di lantai atap. Dia melempar rokok yang belum habis itu ke tanah, dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan, merenungkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

'Haruskah aku mencari data pribadinya?'

Rey tersenyum masam saat memikirkan itu. Memanfaatkan koneksi keluarganya memang mudah, tapi dia ingin berjuang sendiri.

'Tunggu, berjuang untuk apa?'

Sialan!

Ketika dia memejamkan matanya, dia perlahan mendengar lantunan nada dari ujung tangga, dekat pembatas atap. Itu adalah lantunan biola yang terdengar menyedihkan, membuat siapa pun yang mendengarnya dapat menangis gila.

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang