03. Theater (2)

50.7K 619 4
                                    

Gadis itu memiliki rambut panjang yang indah dan terlihat halus. Bulu matanya lentik dan wajahnya seperti boneka, persis dengan ingatan Rey sebelumnya.

Si gadis toilet.

"Haha, apa kamu terkejut?"

Gadis itu tersenyum menggoda, menatap Rey dari bawah. Bibirnya yang mungil sedikit maju karena mengejek ekspresi Rey yang kebingungan.

Oh, sial. Tatapan itu yang mengganggu tidur Rey semalaman, dan Rey melihatnya lagi.

"Apa kamu sudah tahu dari tadi?"

Rey menyipit dan sedikit kesal, merasa dipermainkan oleh gadis itu sekali lagi.

"Saat aku mendengar suaramu, aku langsung tahu."

"Kenapa tidak memberitahuku?"

"Hm? Haruskah?"

'Teruskan membalas sampai mampus!'

Rey kesal dengan keadaannya saat ini, namun juga senang karena melihat gadis itu lagi. Dan ini membuatnya semakin kesal.

"Apa kita tidak akan berdansa? Kita harus berdansa sampai Belle dan Beast datang ke panggung."

"Sudahlah. Aku selesai!"

Berdansa dengan gadis itu? Ini gila. Baru saja Rey merasakan dirinya sudah menegang. Apa dia selemah ini?

"Hei, apa kamu ingin membuat narator naskah marah? Sejak tadi dia melihat ke arah kita dengan matanya yang besar itu."

Si Narator melotot sejadi-jadinya, lantaran Rey dan gadis itu tidak berdansa dengan benar. Mereka juga mengganggu para pemeran lainnya karena hanya diam di tempat.

"Oh, baiklah!"

Rey menyesal telah membantu si Diana. Dia menyentuh pinggang gadis itu dengan kedua tangannya. Gerakannya sangat kaku. Sedangkan gadis itu menyentuh leher Rey yang berkeringat, memainkan jarinya di sana.

Kostum mickey dan minnie mouse memiliki bentuk yang mirip dengan tubuh manusia, hanya ukuran kepalanya yang sangat besar.

Jadi Rey bisa merasakan sentuhan ringan itu.

"Woi." Rey berbicara dingin.

"Hm?"

"Jarimu."

"Kenapa? Bukankah aku baik karena mengusap keringatmu?"

"Alasan, kamu cewek sialan."

"Apa kamu tidak suka?"

Gadis itu tersenyum dan menyipitkan matanya. Tindakan menggoda ronde satu dimulai sekarang.

"Itu menjijikkan. Keringat kan kotor."

"Jujur saja. Kamu menyukainya."

Gadis itu memindahkan jarinya dengan pelan, lalu menyentuh leher depan Rey. Sekarang, dia benar-benar berniat menggoda Rey di depan semua orang.

'Hah? Apa kamu menantangku? Seriusan?'

Rey tidak bodoh. Dia tahu gadis sialan itu menggodanya dari tadi. Itu hanya sentuhan ringan, tapi caranya menyentuh dapat membuat orang bergidik.

Entah merasa marah atau tertantang, atau campuran dari keduanya, Rey membuat keputusan.

'Baiklah jika itu maumu.'

Rey tiba-tiba menarik punggung gadis itu ke dalam pelukannya dengan cepat, lalu tangan lainnya memegang belakang kepalanya. Dia mendekap tubuh gadis itu dan tangannya turun menyentuh pantat yang padat, meremasnya dengan pelan.

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang