22. Camping (5)

6.6K 195 6
                                    

"Kenapa Jenni belum datang?"

Diana berdiri gelisah dan mondar-mandir, sedangkan Rey menatapnya malas. Hampir setengah jam sudah lewat, bahkan mereka tidak mendatangi pos satu demi menunggu Jenni.
Namun gadis itu tidak kunjung muncul sampai sekarang.

"Apa dia balik ke tenda?" tanya Rey seraya mengambil sebatang rokok dari saku bajunya.

"Tidak mungkin. Dia sangat bersemangat untuk ikut acara ini."

Rey tersenyum geli, "Sudah kubilang tadi. Harusnya aku bersama dia, kamu dengan Fernando."

"Ck-berisik!"

Diana mendecakkan lidah dan berkacak pinggang. Memang benar perkataan Rey barusan, tapi nasi sudah menjadi bubur. Bila membicarakan hal itu lagi, dia malah semakin kesal.
Dia sangat khawatir saat ini. Jadi Diana hanya diam dan tak membalas lebih lanjut.

Tak beberapa lama, sepasang murid datang dari belakang mereka, kemudian terkejut melihat Rey dan Diana yang berdiri tak jauh dari pos satu.

"Apa? Kenapa malah mereka? Mana Jenni?" tanya Rey kesal karena tidak melihat gadis yang ditunggunya.

"Diamlah," balas Diana cepat, lalu segera mendekati pasangan murid itu dan tidak membuang kesempatan, "hei, apa kalian melihat pasangan sebelumnya? Ceweknya memakai kemeja putih rambut sebahu, yang cowok sih aku tidak tahu... tapi seharusnya mereka sudah masuk."

Siswi yang diajak bicara tersentak sesaat, "Eh? Kurasa aku melihatnya. Kamu juga, kan?"

"Apa?" Siswa di sampingnya mengingat-ingat, "ah, benar. Mereka seperti sudah saling kenal."

Alis Rey segera naik saat mendengarnya.
'Apa itu Fernando?'

Tidak. Rey mengingat bahwa Fernando bolos Uji Nyali dan sekarang sedang tidur di dalam tenda, tidak mungkin itu Fernando.

Kalau begitu siapa? Dia juga tidak memiliki ide yang bagus tentang Jenni yang memiliki teman pria selain dirinya dan Fernando.

Siswa itu segera menjawab pertanyaan Diana setelah berpikir sebentar.

"Tapi mereka pergi ke arah lain."

"Apa? Kemana?" seru Diana kaget.

"Ke arah danau, kurasa."

Tiba-tiba tubuh Rey menegang dan menjadi kaku. Seperti tersengat listrik, entah kenapa dia memiliki firasat aneh.

Danau?

Ini adalah perasaan yang jelek. Dia merasa gelisah tanpa alasan.
Dia lalu bergerak sendiri, berlari meninggalkan Diana di sana. Setelah mendengar penjelasan singkat itu, jantungnya seperti berdetak kencang.

Dia juga merasa takut.

'Apa-apaan? Apa terjadi sesuatu?'

Tidak, itu saja sudah aneh. Jenni bepergian dengan seorang lelaki yang bahkan dia dan Diana tidak kenal. Siapa itu?

Otaknya terus berpikir sementara Rey terus berlari. Tidak masalah bila gadis itu bersama temannya atau siapa pun, tapi setidaknya dia harus baik-baik saja.

Deg. Deg.

Rey terus berlari menuju danau di penghujung hutan, dekat rawa dan gubuk kosong yang tak terpakai. Sesampainya di sana, dia mematung melihat kejadian itu, tepat di depan matanya.

Jenni yang hampir telanjang, pipi lembutnya ditekan ke atas tanah, dan seorang pria menindihnya di belakang.

Spontan wajah Rey menjadi gelap, urat di wajahnya terlihat jelas. Parahnya, dia bisa melihat ada darah yang mengalir di atas telinga Jenni.

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang