09. Looking For You (2)

13.7K 342 3
                                    

Pria adalah makhluk yang paling pintar bila melibatkan logika, dan paling tolol bila berhubungan dengan perasaan.

Sebenarnya, pria itu sederhana. Jika memang menyukai seorang perempuan, dia akan mengatakannya--kecuali kalau ada ego yang menghalangi.

Dan di sini Rey, seorang laki-laki yang terkenal dapat menaklukkan hati wanita, sedang putus asa karena seorang gadis.

Meski orang itu bukan gadis lagi.

Namun tetap saja, dirinya menjadi runtuh hanya karena ekspresi sedih dari wajah gadis itu.

Makanya, kenapa!?

Dulu, Rey bahkan tidak peduli apakah pacarnya akan menangis atau tidak. Dia tidak ingin memikirkannya, karena itu merepotkan.

Memang terdengar jahat, tapi itu keputusannya. Rey tidak mau menjalin hubungan yang terlalu serius.

Tapi, astaga--

Rey memikirkan seorang gadis yang menurutnya menyebalkan, mengganggu pikirannya, dan membuatnya kaku ketika gadis itu sedih.

Tubuhnya bersandar pada kursi bangku, dan matanya nanar--menatap layar ponselnya yang gelap.

Dia mengingat kejadian kemarin, dimana akhirnya dia bertemu dengan gadis itu, namun dirinya melupakan hal yang sangat penting.

"Fuck! Kenapa aku selalu lupa menanyakan namanya?"

Rey merasa begitu bodoh.

Sudah pasti Diana tidak akan membantunya lagi. Bahkan meskipun Rey memberi umpan--ratusan aib milik Fernando, Diana tetap berpegang teguh.

Mencari 'gadis itu' di sekolah sebesar ini, bisa membuatnya gila.

"Rey-"

Seorang gadis lain segera menyapa Rey yang dari tadi melamun. Dia mendapati suasana hatinya semakin buruk saat didekati gadis itu.

"Apa?"

"Kamu kenapa sih..." Rika memeluk kepala Rey dari belakang, "akhir-akhir ini kamu aneh. Kita jalan, yuk? Sudah lama tidak main--"

Dengan centilnya Rika menekan kepala Rey tersebut menggunakan dadanya, lalu mengelus rambut itu.

Rika Damara. Putri dari seorang jaksa terkenal yang telah menuntaskan beberapa kasus di Jakarta. Dia gadis sosialita dan memiliki banyak pengikut di instagram.

"Lepas," Rey menepis lengan gadis itu dengan kasar dan melanjutkan, "kamu tahu benar kalau aku tidak suka disentuh."

Rika cemberut, "Habis... kamu sangat cuek padahal sebelumnya tidak begitu!"

Rey mengangkat sebelah alisnya. Benarkah? Apa dia memang begitu?

"Jalan, ya? Bagaimana dengan karaoke?"

Rey masih diam dan tidak menjawab.

"Ke mall deh??" Rika semakin memaksa.

Rey menghela nafas panjang. Baiklah, bersenang-senang sebentar mungkin akan menghilangkan gambaran gadis itu dari benaknya.

Dia berdiri, kemudian mengambil tasnya--berniat pergi dari sekolah walaupun bel pulang belum berbunyi.

Rika terkejut sesaat, "Rey--kamu mau kemana??"

Rey menghentikan langkahnya, lalu melirik gadis itu tajam, "Kita pergi sekarang."

Mendengar itu, Rika tersenyum penuh kemenangan. Dengan wajahnya yang sengaja dibuat imut, dia mengikuti Rey dari belakang.

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang