29. Holiday (2)

5.7K 147 3
                                    

"Peluk apaan?"

Rey benar-benar bingung saat ini. Dia tentu saja tidak menyangka, bila perempuan itu akan meminta sesuatu yang aneh.

Setelah saling menjauh selama beberapa hari, mendadak Jenni mengajaknya liburan bersama. Itu memang aneh, tapi Rey mengabaikannya.

Dia sudah akan berpegang teguh untuk menahan nafsunya, selagi dia masih waras.

"Peluk aku."

Jenni mengulang kalimatnya dengan tenang. Matanya menatap wajah pria itu lekat-lekat.

"Kalau kau tidak mau ya sudah."

"Bukan itu, tapi jika aku melakukannya, aku bisa merasakan semua tubuhmu."

"Benar. Lalu? Ini hanya pelukan."

Rey mendecakkan lidah dengan kasar. Hanya pelukan, katanya?

Apa dia tidak tahu, kalau tubuhnya sangat lembut, menggoda, dan blablabla??

'Aku bahkan sulit mempertahankan kewarasanku sekarang.'

Tetapi Jenni tidak menyerah, menatap Rey dengan mata berbinar.

"Peluukk," kata Jenni lagi, dengan nada yang manja--merentangkan kedua tangannya.

Oh, sial.

Seketika pria itu membawa Jenni menuju sebuah batu karang yang besar, lalu mereka bersembunyi di baliknya. Sedikit curam dan tajam di area itu, tapi Rey berusaha sekeras mungkin agar Jenni tidak menginjaknya.

"Pelukan juga bisa menjadi bencana," keluh Rey.

"Aku jamin tidak, tunggu--" Jenni melihat-lihat sekitarnya, "apa tadi kita akan ke sini?"

"Tidak. Itu di tempat lain."

Keheningan tiba-tiba merasuki suasana itu. Rey sempat ragu. Dia merasa heran apa dia harus mengabulkan permintaan perempuan di depannya. Kenapa mereka harus berpelukan? Apa dia harus menurutinya?

Jenni masih menatap Rey, kali ini sedikit cemberut. Tidak bisakah pria itu memeluknya saja? Sebentar lagi Jenni akan pindah, sialan. Apa Rey tidak ingin membuat kenangan manis dengannya?

Rey benar-benar menyebalkan. Bertingkah tolol, seperti tidak mau dan mau di saat bersamaan. Dia kerap kali membuat Jenni kebingungan dengan tingkahnya. Sebenarnya pria itu mau atau tidak?

Setelah berpikir lama, Rey mempersempit jarak, lalu meraih pinggang Jenni. Gerakan tangannya sangat kaku. Matanya melihat ke arah lain, seperti tidak mau menatap perempuan itu.

"Aku tak tahu kenapa kita begini--di saat kau belajar renang."

Jenni tersenyum manis, "Maaf."

Rey mengangguk pasrah, kemudian mendekap perempuan itu dengan lembut. Saat ini dia sedang berjuang melawan gairahnya, dan dia menelan ludah berulang kali.

'Jenni sialan. Cewek nakal. Apa ini metode barunya untuk menggodaku?'

'Kenapa dia terlihat sangat senang saat kupeluk?'

'Apa hanya aku yang merasa ini aneh?'

'Astaga, aku sudah menegang.'

Jenni tersenyum kecil saat dia merasakan sesuatu menekan perut bagian bawahnya. Dia mendongak dan menatap wajah Rey, lalu menciumnya lembut.

"Mau melakukannya?"

Telinga Rey langsung memanas mendengar itu. Suara menggoda barusan sudah didengar olehnya berkali-kali. Namun, tetap saja. Rey tidak bisa menahannya.

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang