31. Last Memory (1)

5.5K 205 0
                                    

Setelah itu, entah karena apa, mereka berdua melakukannya hampir setiap hari, sepanjang bulan Desember. Jenni terus saja mengundang Rey, menggodanya dengan liar.

Biar saja kenangan mereka dipenuhi dengan seks. Rey menganggapnya seperti wanita murahan, jadi Jenni sudah tidak peduli lagi.

Di sisi lain, Rey mulai sadar bahwa Jenni bertingkah lebih aneh dari sebelumnya, dan dia tak bisa memikirkan apa alasannya.

Pernah sampai pada suatu titik, kelima indranya sudah benar-benar dimiliki oleh perempuan itu.

Hanya dengan melihatnya, mencium bau harumnya, menyentuh kulitnya, mendengar suaranya, bahkan ketika berciuman singkat, Rey menjadi sangat terangsang.

Ini sungguh aneh.

'Semenjak dari taman bermain, Jenni menjadi aneh. Kukira kami akan menjaga jarak sama seperti sebelumnya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.'

'Kenapa, ya?'

'Hari-hariku berubah semenjak mengenal dia. Seks dan seks. Untuk mempertahankan kewarasanku juga rasanya cukup sulit.'

'Tapi, sudahlah.'

'Aku menyukai keadaan ini. Laki-laki macam apa yang tidak akan suka?'

Hari ini Jenni, Diana, dan Fernando akan berkunjung ke rumah Rey. Sebenarnya mereka berencana menginap semalam sebelum tahun baru. Mereka ingin merayakannya bersama, mumpung kedua orangtua Rey sudah pergi ke luar negeri.

Namun yang Rey lihat hanya Jenni, berdiri sendirian di depan pagar rumahnya.

"Mana lainnya?" tanya Rey sambil melihat sekitar, berpikir apakah pasangan itu akan mengejutkan dirinya.

"Hm. Sepertinya mereka tidak datang."

"Benarkah?"

Rey bahkan tidak menerima berita apapun dari Fernando atau Diana. Namun, jika memang benar hanya ada Rey dan Jenni di rumah sebesar itu, ini bisa gawat.

Mereka mungkin akan melakukan hubungan intim terus-menerus hingga pagi.

'Meski ada beberapa maid dan helper di rumah, aku rasa kami akan mengabaikannya.'

Itu yang dipikirkan oleh Rey, namun kenyataan berbeda dari apa yang dia kira.

Mereka hanya diam, sibuk akan urusan masing-masing. Terutama Jenni, tidak terpengaruh oleh apapun.

Di dalam kamar Rey, mereka berdua duduk di atas karpet, yang di tengahnya terdapat meja berukuran sedang serta camilan dan minuman.

Jenni tetap memainkan ponselnya, melihat film atau mendengar lagu-lagu. Kadang berbicara ringan dengan Rey, namun hanya sebentar.

Baiklah.

'Mungkin aku yang terlalu yakin.'

'Tapi, sialan. Kenapa hari ini dia sangat cantik? Aku sudah melihat rambutnya dalam keadaan terurai dan diikat. Sekarang, aku melihatnya diikat lagi--dengan bentuk cepol yang manis.'

Rey bisa melihat lehernya. Itu putih dan indah. Sekarang, justru dia yang tidak bisa fokus.

'Aku harus bisa mengendalikan diriku.'

Rey mungkin suka melakukan hal itu, seperti laki-laki normal. Namun selama ini, dia berhasil mengontrol wajah dan tingkah lakunya.

Bagaimanapun, Rey tidak akan terlalu menginginkannya. Jadi ketika ada keadaan dimana dia dan Jenni tidak melakukannya, Rey bisa bersikap biasa saja.

Meski saat di perpustakaan waktu itu, dia sedikit kelepasan.

'Sial, jika aku sudah kecanduan, aku mungkin akan gila.'

Naughty Person - 18+ [S1 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang