PROLOG√Pertemuan

223 62 72
                                    


Akankah sebuah pertemuan membuka kisah yang tak akan pernah terbayangkan?

hayooo dimana nih tempat pertama kalian bertemu dengan si dia... 👀—

Happy Reading 😊


     Sial! Rara mengumpat. Hari sudah menunjukkan jam lima sore, tapi Ia masih berada di depan gedung sekolah sambil meratapi nasibnya. Hujan turun sangat lebat, dan dia masih belum dijemput. Dia tidak punya payung dan yang lebih parahnya lagi dia tidak punya uang!

      Rara memang biasanya tidak dijemput, tapi kali ini dia sudah tidak punya uang lagi dan meminta Ayahnya untuk menjemput, namun Ayah sepertinya belum membaca pesan, Rara juga yakin bahwa Ayahnya belum pulang kerja.

Huh kenapa hujan sih? Pikir Rara.

      Sesekali ia mengecek WhatsApp, untuk melihat apakah teman yang Ia spam membalas pesannya, nyatanya tidak. Mungkin dewi keberuntungan Rara saat ini sedang istirahat.

Ponsel Rara berdering, Ia melihat siapa penelfon tersebut dengan penuh semangat. Tertera nama Risha. Sahabat nya yang sekarang sedang sakit.

Menyambungkan...

Halo Ris ... kenapa? Kamu udah sembuh?

Hay Ra! Iya nih aku udah mulai baik...

Kamu dimana? Udah di rumah?...

Belum!... aku terjebak hujan nih Ris ... aduh kenapa musti hujan sih?

Jangan salahkan hujan Ra! Kamu ngak tau aja kalau hujan itu romantis tau!...

Ya ampun, padahal Risha sedang sakit, bisa bisanya gadis itu sempat berkata hal hal seperti ini.

Romantis? Romantis apaan?!

Hujan itu punya banyak kisah cinta yang penuh drama loh Raaa!...

Udah ah!... romantis apanya malahan bikin kita kehujanan dan kalau ada jemuran juga bikin ngak kering romantis dari mana coba?...

Ntar juga kamu mengalami kalau hujan itu romantis ...

Udah ah Ris ... ngomong sama kamu ngak ada pentingnya aku matiin yah ... byeee ...

𝘛𝘶𝘶𝘶𝘵𝘵𝘵... Sambungan terputus...

Belum sempat Risha mengatakan sesuatu Rara sudah memutus sambungan secara sepihak. Gadis itu masih menatap langit yang terus mengeluarkan bulir air hujan yang sangat deras tanpa henti.

      Rara lagi lagi mendengus kesal berkali kali ia menelfon Ayahnya namun tak sekalipun diangkat. Rara mematikan ponselnya menenggelamkan kepalanya diantara 2 lutut sambil memeluk kaki nya.

"Woy! Ngapain mojok disitu?"

Suara itu mengagetkan Rara, itu pertanda masih ada orang disini, Rara segera menegakkan kepalanya dan melihat siapa orang itu.

Itu Juna. Cowok tegil yang biasanya suka bikin onar dari desas desus yang Rara dengar Juna itu selalu bikin kesal tingkahnya ada ada aja pokoknya jangan pernah berurusan sama cowok aneh yang satu ini.

"Aku lagi nunggu jemputan."

"Bohong, kamu pasti lagi bingung gimana cara pulang!" tebak pemuda itu tepat sasaran membuat Rara mendongakkan kepalanya lagi.

"Kamu tau apa? Udah kalo mau pulang, pulang aja sana."

"Buktinya kamu kecemasan gitu. Emang mau sampe kapan nunggu disini? Udah kayak gelandangan aja kamu mojok disana."

REALIZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang