Pagi ini Rara berangkat bersama Vita, tanpa diundang Vita datang ke rumah Rara, mereka menikmati sajuknya udara pagi yang segar dan sehat lagi bersih.
"Enak ya Ta, naik motor pagi pagi!"
"Iya dong, lo sih Ra dalem kotak mulu tiap pagi!"
"Maksud kamu?"
"Mobil bokap lo, ck!" Vita tergelak begitupun Rara. "Iya tuh Ta, miris ya."
"Eh Ra, gimana kalau kita bareng aja tiap pagi!"
"Ngak ngerepotin Ta?"
"Yaelah, pake segan segala, lo kayak baru kenal kemarin aja sama gue Ra, santai aja lagian kan searah. Kecuali lo minta bareng sama sama Sisy, meski putar 180° dulu tu kerumah lo!"
Dua remaja itu tertawa.
"Eh Ra, kayaknya ada masalah ni!"
"Masalah? Masalah apa Ta?"
"Minyak gue habis Raaa!!" Teriak Vita
"Duh, gimana sih Ta?"
"Mati deh, yah, yah, yah!" Akhirnya motor Vita terhenti.
Mereka turun di persimpangan jalan yang ngak ada tanda tanda penjualan minyak satu pun. Sial! Umpat Rara. Di tengah kerusuhan mereka dua pemuda datang, satu membawa ninja sport satu nya lagi bersama vespa nya. Pemuda itu adalah Juna dan Harry.
"Pagi Rara." Sapa Juna.
"Eh, kalian kok disini?" Tanya Vita keheranan dengan munculnya dua makhluk aneh secara tiba tiba.
"Vita, udah mogok tu. Tinggalin aja, naik sini bareng aku." Ajak Harry kepada Vita.
"Rara gimana, sama Juna?" Tanya Vita.
"Ya, iya sama siapa lagi."
"Ngak ngak! Kita naik angkot aja yuk Ta!" Tolak Rara tak ingin pergi bersama Juna.
"Ih Rara, gemes deh. Masih malu malu aja sama aku!" Seru Juna, tersenyum lebar.
"Apaan sih? Ngak jelas banget!" Ucap Rara Jutek.
"Ra, pagi pagi gini angkot tuh pada penuh." Tutur Harry.
"Betul Ra, udah mau aja sama Juna!" Timpal Vita sambil memakai helm pemberian Harry.
"Ry, aku sama kamu aja!"
"Eh ngak ah Ra! Gue udah pakai helm Harry!" Bantah Vita.
"Kamu masih takut jatuh cinta di jalan Ra!" Seru Juna lagi bikin Rara tambah kesal.
"Ih gila kamu Jun!" Rara memukul bahu Juna.
"Aw! Sakit Ra." Ringis Juna.
"Ra, ayo Ra! Naik aja." Ucap Vita yang sudah naik ke boncengan Harry.
Rara berwajah masam sambil mengambil paksa helm pemberian Juna lalu duduk di belakang nya. Rara memegang jok vespa Juna, sungkan untuk memeluk pemuda itu.
"Pegangan dong Ra, nih mau ngebut loh!" Ucap Juna memberi tahu.
"Bodo amat." Timpal Rara jutek.
Juna melajukan Vespa nya, dan tiba tiba ngebut ngebut gak jelas reflek Rara memeluk tas Juna.
"Juna!!" Serunya kesal.
"Maaf tuan putri!" Balas Juna gombal.
"Oh ya Ra, kamu mau dengar sesuatu gak?" Tanya Juna sambil mendelik ke belakang.
"Ih Juna, bawa motor tuh liat kedepan dong jangan kebelakang! Denger apa lagi? Dari tadi perasaan kamu ngoceh terus!"
Juna memasang cengiran lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALIZE [END]
Teen FictionIni cerita tentang gadis SMA yang nasibnya berubah 90% setelah bertemu pemuda aneh di suatu sore yang mendung. Rara berpikir andai saja hari itu Ia tak menerima tumpangan cowok gila itu mungkin hidupnya masih normal normal saja. Namun semenjak hari...