Rara menghabiskan hari minggu hanya dirumah. Mulai dari memasak ramen bersama Jihan, membaca komik jepang yang sudah dibacanya berkali kali, dan menonton drama korea bersama Jihan, sampai mendengar curhatan Jihan tentang cowok yang disukainya disekolah.
"Jadi Kezyo itu awalnya emang nyebelin banget! Sejak baru masuk di sekolahku kesan pertama yang aku simpulkan adalah, dia itu cowok yang membosankan. Setiap hari dia ikutin aku kemanapun, kecuali ke toilet, dia juga pernah nembakin karet gelang ke jidad aku. Dan menurut aku semua hal yang dia lakukan ke aku itu konyol semua. Dia sering cerita ngak jelas, dan tingkahnya diluar jalur pikiran orang normal. Dia juga sering nulis lagu yang lirik nya diubah menjadi kalimat yang kadang buat aku geli, terus dia masukin ke dalam lokerku, tapi waktu aku pingsan pas upacara, dia bela belain ngak masuk jam fisika cuma buat nyari Bi Asna minta teh anget. Sejak hari itu aku mulai suka sama Kezyo, dan aku sadar ketika dia sakit dan dibawa ke Medan, aku jadi kesepian! Aku tiba tiba aja rindu kekonyolannya. Dan makin hari perasaan aku ini makin besar teh! "
Setelah meluapkan semua beban di hatinya, Jihan merasa tenggorokan nya kering, gadis itu pun meminum jus naga yang sebelumnya dibuatnya bersama Rara. Sementara Rara sibuk dengan pikirannya sendiri, ia jadi ingat kepada Juna. cowok yang diceritain Jihan kok mirip banget ya, sama sifat Juna?
"Teteh? Kok malah ngelamun!" Rara mengerjap matanya berkali kali, mengusir pikiran tentang Juna.
"Terus..?" Jawab Rara sekenanya.
"Jadi apa salahnya kan kalo aku suka Kezyo?" Ujar Jihan sambil menopang dagunya dengan telapak tangan diatas meja.
"Ngak salah, tapi belum saatnya aja! Kamu itu belum pantas jatuh cinta, secara kamu masih kelas sembilan, kamu itu masih kecil! Lagian kok kamu bisa suka sama Keyzo, ih siapa sih namanya? Pokoknya cowok aneh itu."
"Kezyo! Mana aku tau, cinta itu datangnya tanpa kita rencanain, tanpa kita tau, tanpa kita sadari, tapi kalau udah merasa nyaman bersama orang itu tandanya cinta udah mulai hadir!" Rara terkagum kagum mendengar nasihat tentang cinta dari Jihan yang bahkan ia sendiri ngak tau, entah Jihan belajar dari mana.
"Whooa! Kamu les dimana, ternyata ini alasan kamu nolak ajakan les dari ayah, ternyata adikku udah pinter banget ya? Tapi sayang pinternya masalah CINTA!!" Puji Rara yang terkesan mengejek, dan menekan kan suaranya diakhir kata.
"Ah teteh! Teteh, punya cerita apa?"
"Cerita apa maksud kamu?"
"Ya, cerita yang sama dengan cerita ku."
"Nothing! Teteh itu ngak punya cerita yang penuh asmara kayak kamu! Yang teteh pikirin itu ya belajar, ngak sama kayak kamu padahal udah mau UN, masih aja mikirin Keyzo!"
"Ih, Kezyo! Ngak mungkin cuma orang ngak normal yang ngak punya rasa suka."
"Aku emang ngak normal!" Balas Rara sambil meneguk jus naga.
"Assalamualaikum." Di tengah perbincangan mereka terdengar suara seseorang dari balik pintu ruang tamu.
"Jihan, Rara, buka pintunya! Ada tamu tuh." Itu suara Bunda, berasal dari dapur.
"Iya bunda..!" Balas Jihan sedikit berteriak.
"Kamu aja Ji, buka pintunya." Jihan langsung berdiri sementara pintu masih diketuk ketuk.
"Iya, iya, sabar!"
Setelah pintu dibuka terlihat seorang gadis, dia adalah Amira sepupu mereka, cewek blasteran sunda-Malaysia yang menduduki bangku kelas duabelas. Mira berjarak satu tahun dengan Rara, tapi Mira lebih dekat dengan Jihan.
"Teteh Mira!!" Seru Jihan kegirangan.
"Hay!" Sapa Mira.
"Masuk teh!" Jihan mempersilahkan Mira masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALIZE [END]
Teen FictionIni cerita tentang gadis SMA yang nasibnya berubah 90% setelah bertemu pemuda aneh di suatu sore yang mendung. Rara berpikir andai saja hari itu Ia tak menerima tumpangan cowok gila itu mungkin hidupnya masih normal normal saja. Namun semenjak hari...