22| Crazy?

627 36 6
                                    

⚠️ Sebelum lanjut, pollow dulu akun authornya sayang (´∀`)♡










"Kak Apli, bagaimana caranya agar kamu bisa mencintaiku?!" tukas Hanum saat dirinya berjalan menuju halte untuk menunggu bus pulang sekolah.

Pikirannya masih terngiang-ngiang akan perasaan fanatiknya terhadap kakak kelas sekaligus pacar pura-puranya itu, Alpiandi Rezky Pradita. Egonya begitu tinggi untuk bisa memiliki cowok itu. Walaupun ia tau siapa posisinya sekarang dan untuk siapa perasaannya sekarang.

Bodoh? Sepertinya iya, baru kali ini perasaannya bergejolak terlalu tinggi. Alpian berhasil menarik hati seorang Hanum, anak tunggal yang manja dan imut, bahkan menyebalkan. Hatinya mudah sekali untuk menyimpan kebencian dan dendam. Ya, akibat terlalu dimanjakan sedari kecil, tak heran apapun yang ia mau harus terpenuhi.

***

Esoknya..

Jam istirahat,

Alpian dan Geri berjalan menuju kantin. Tiba-tiba seseorang menubruknya dari belakang, Alpian menoleh.

"Ma-maaf kak, aku tak sengaja tersandung," kata seorang murid cewek sembari membenarkan posisi roknya dan kembali berjalan.

Alpi kembali melangkah tiba-tiba matanya tak sengaja melihat Hanum yang sedang memperhatikannya di seberang bangku kantin itu. Ia langsung melengos dan menghiraukannya. Dan kembali berjalan ke bar kantin untuk mengambil seporsi makan siang.

Hanum melihat reaksi Alpi, ia hanya tersenyum. Memicingkan bibirnya. "Imut sekali kamu, kak Alpiandi Pradita," ucapnya dalam hati sembari menopang dagu dengan kedua telapak tangannya.



Alpi dan Geri yang sudah mengambil seporsi makan siang, kemudian mencari bangku kosong untuk di dudukinya. Saat ia berjalan tiba-tiba,

BRUK!

"HANUM!!"

Semua pasang mata melihatnya, Hanum terjatuh pingsan tak sadarkan diri tepat saat menabrak Alpi. Alpiandi pun langsung menghiraukan makan siangnya yang berserakan di lantai, ia langsung membawa Hanum ke UKS. Di ikuti Geri di belakangnya.

Sebenci-benci dirinya sekarang pada gadis imut itu, ia tak akan tega membiarkannya pingsan tak tertolong. Apalagi pingsan setelah Hanum menabraknya tak sengaja, mungkin.

***

Sesampainya di UKS, Alpiandi dan Geri berdiri di samping ranjang UKS yang kini di tiduri oleh Hanum. Alpian menatap kecut pada mata Hanum yang mengantup.

"Bro, bentar lagi masuk kelas, gue duluan apa lu juga ikut?" ujar Geri.

"Lo duluan aja."

"Oke bro, baik-baik ya," ucap Geri dan meninggalkan Alpiandi dan juga Hanum yang masih belum sadarkan diri.

Alpian kemudian duduk di bangku samping. Tangannya menggenggam di atas pangkuannya. Ia enggan menyentuh ranjang UKS apalagi menyentuh seseorang yang meniduri ranjang itu, Hanum.

"Kak Alpi.. Dia peduli padaku?" kata Hanum dalam hati, kedua matanya masih tertutup. Ya! Hanum hanya berpura-pura pingsan!

"Aku harus mulai, ini kesempatan yang bagus!" ujar dalam hati Hanum kembali.

Alpian masih terduduk. Pandangannya tanpa ekspresi. Melihat Hanum yang masih belum sadarkan diri. Otaknya sedang bernostqlgia tentang Ratri, ia ingat sekali, waktu itu ia juga menggendong Ratri dan membawanya ke UKS, ruang ini.

"Akh," rintih Hanum tiba-tiba.

Reflek Alpi langsung berdiri, "Hanum."

"Akh sakit," rintih Hanum lagi, tangannya bergerak ke perutnya.

Alpi bingung, karena Hanum hanya merintih tanpa sadarkan diri. Ia mulai menggoyangkan tubuh Hanum, "bangunlah," tidak ada reaksi, Hanum masih merintih kesakitan.

Tiba-tiba Hanum membuka kancing bajunya satu persatu. Alpian langsung mendelik, "apa yang kau lak-"

"Kak Alpi," kini Hanum membuka matanya.

Alpian masih terkejut, "apa yang kau lakukan?!"

Pundak Hanum sudah setengah terlihat. Bahkan bra yang di pakainya hampir terlihat. Tiba-tiba Hanum menarik paksa Alpian.

"Jangan gila!!" bentak Alpi memberontak dan menghempas kepalan tangan Hanum.

Hanum tersenyum sinis, "kak, apapun akan ku lakukan untukmu."

Alpian mencoba melepaskan genggaman Hanum dan melangkah cepat untuk keluar dari UKS. Berhasil! Tapi Hanum terjatuh.

"KAK!!" teriaknya.

Alpi hanya menoleh, ia melihat Hanum yang terjatuh di lantai. Tapi raut wajahnya yang terkaget itu menghiraukan Hanum. Ia kembali mengambil langkah cepatnya.

"KAK!!!!" teriaknya lagi.

Teriakan Hanum tak di hiraukan Alpi. Pintu UKS sudah tertutup rapat kembali. Hanum yang masih terduduk di lantai dengan baju yang hampir lepas menggeram tak karuan.

"KAK ALPIAN!!!!"

Tidak ada yang mendengar. UKS ini kosong, hanya ada dirinya sendiri, tak ada jadwal piket UKS hari ini. Apalagi kelas 12 yang sedang les.

"Tega sekali..hiks" ucap Hanum dalam isak tangisnya. Ia tak menyangka usahanya harus sia-sia lagi dan lagi.

"SEMUA INI GARA-GARA KAK RATRI!!!"






(bersambung..)

___________________________

Yg udah baca, ayok bayar pake VOTE..... Dan KOMEN :*

USIA 18 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang