Gadis ringkih berambut sebahu berjalan santai menyusuri koridor sekolah, hari ini Lily di perintahkan untuk membantu murid pertukaran tahunan untuk berkeliling. Kenapa harus dia? Alasan-nya Lily sama sekali tidak tahu karena baru kali ini dia di tugaskan untuk mengurus titahan sepenting ini.
Ketika melewati kelas milik Sela, Lily menunduk-kan kepala-nya. Sekalipun Jeizen sudah mengancam-nya namun Lily tidak bisa untuk merasa aman. Dan benar saja sekalipun Lily menunduk dia tetap bisa melihat dari ekor mata-nya tatapan tajam yang Sela berikan pada-nya. Dengan tergesa-gesa Lily melajukan langkah-nya, jujur saja diri-nya merasa seperti di telanjangi hanya karena tatapan sinis dan tajam yang Sela berikan.
Gadis ringkih itu bernafas lega ketika kelas Sela sudah jauh dari jangkauan-nya. Lily membuka pintu ruang guru dengan hati-hati, lalu sedikit mengintip dari cela kecil di sana. Lily bisa melihat guru bimbingan konseling dan juga wali kelas-nya sementara berbincang-bincang dengan murid yang akan bersekolah selama setahun di sini. Lily menyerngit, yang membuat-nya bingung sekarang. Bukankah murid yang di utus untuk mengikuti pertukaran adalah murid perempuan, dia sempat mendengar gosip-nya dari teman-teman kelas-nya. Gadis cantik itu meringis, dia tidak akan percaya lagi dengan yang nama-nya gosip sungguh mengecewakan.
Lily memperbaiki poni-nya yang sedikit miring, setelah merasa jika penampilan-nya sudah rapi, gadis berpipi cubby itu mulai memasuki ruang guru dengan kikuk. Jujur saja dia merasa sedikit ragu, apalagi ketika kedua orang guru dan murid baru tersebut menatap-nya secara terang-terangan. Ingin rasa-nya Lily lari dan bersembunyi.
"Lily ayo duduk dulu" Lily mengangguk menanggapi perintah dari guru bimbingan konseling, atau lebih akrab di sapa Ibu Mona. Gadis itu tersenyum ketika ketiga orang tersebut menyambut-nya dengan senyuman. Lily melirik murid laki-laki yang berada di samping-nya dan mungkin hanya kebetulan pemuda tersebut juga menatap-nya, Lily cepat-cepat membuang muka-nya kesamping, sungguh memalukan.
"Jadi Lily kau sudah tau apa yang membuat-mu di panggil kemari, kan?" Ucap Ibu Mona yang langsung di sambut Lily dengan anggukan. Ibu Mona tersenyum lembut, seperti-nya mengandal-kan Lily tidak pernah mengecewakan.
"Silahkan, kalian berdua boleh mulai berkeliling" Lily dan pemuda tersebut berdiri dari duduk-nya dan langsung membungkuk hormat pada guru cantik tersebut. Lalu setelah-nya mereka melangkah keluar untuk memulai penjelajahan mereka. Jujur rasa-nya Lily amat sangat gugup, jika yang di samping-nya adalah perempuan dia tidak akan sekacau ini tapi sudahlah.
Pemuda tersebut tiba-tiba menghentikan langkah-nya membuat Lily juga melakukan hal yang sama. "Ehm, ku rasa berkenalan sebelum berkeliling terdengar bagus, Kenalkan namaku Taufan Andrio. Bagaimana dengan kau?"
Cukup lama Lily menatap uluran tangan Taufan dalam hening. Ingin membalas namun terasa aneh, tidak membalas rasa-nya tidak enak. Dengan pelan Lily membalas uluran tangan tersebut di sertai senyum seadanya.
"H--hai Taufan, senang berkenalan dengan-mu. Aku-- maksud-ku namaku Lily, Lilyana Larasati" Ucap Lily kikuk, namun Taufan justru tersenyum di sana. Membuat Lily tambah di buat kacau.
••••
"Apa yang sedang kau lihat?" Jason celingak-celinguk mencoba mencari tahu apa yang sebenar-nya sedang di perhatikan oleh Jeizen sedari tadi. Wajah Jeizen nampak serius menatap sesuatu.
Mendengar itu Jeizen malah memutar bola mata-nya jengah. Sehari tanpa kekepoan Jason adalah mustahil, pemuda pendek itu tidak akan pernah diam sekalipun Jeizen menyerang-nya dengan kalimat-kalimat pedas. Seperti hal-nya, Jason sudah kebal dengan semua itu, ya sekalipun rasa-nya tetap sama.
"Jei, aku tidak bohong masalah ingin menghubungi Rumah Sakit Jiwa" Kata Jason sambil memandang Jeizen mantap, yang langsung di hadiahi Jeizen tatapan sinis. Namun bukan-nya takut dengan tatapan Jeizen, pemuda tersebut malah mengangguk-anggukan kepala-nya mencari jawaban. Jeizen mendengus melihat itu, Jason dan segala kebodahan-nya selalu membawa malapetaka untuk-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lily [Hiatus]
Teen FictionTembok yang ku bangun sekokoh mungkin, runtuh hanya dalam sekejap mata. Bukan tentang kisah remaja bucin. Hanya tentang Lily, gadis manis yang berusaha mencari kebagiaan-nya sendiri. Dan tentang Jeizen yang mencoba masuk, meyakinkan jika kebahagiaan...