ONLY ONE

6K 553 95
                                    

Dahulukan Vote sebelum membacaa :)
Tinggalkan komentar.


Happy Reading




Raisa terduduk dihalte yang letaknya cukup dekat dengan Apotik tadi. Dia memang berjalan kesana, agar mudah bagi abang Ojol untuk menjemputnya dan segera pulang kerumah.

Sedaritadi pandangannya fokus pada layar ponselnya, setelah beberapa menit dia memutuskan untuk memasukkan ponselnya didalam tas selempangnya.

"Kok lama, yaa." Keluhnya, dia menatap jam tangannya. Menghembuskan nafas lega karna belum cukup larut. Ia mengayunkan kakinya tak beraturan, guna mengusir bosannya. Plastik dengan logo Apotik digenggamannya seakan takut hilang terjatuh ataupun tertinggal.

Ini pertama kalinya, Raisa keluar rumah malam hari sendirian tanpa pengawasan siapapun. Bohong, jika Raisa tidak merasa takut. Berkali-kali Raisa mencoba menenangkan dirinya, agar terlihat relax.

Sebuah motor sport hitam berhenti didepannya dan menoleh kearahnya. Mata Raisa memicing, jika dia seorang abang Ojol, seharusnya memakai jaket berwarna hitam-hijau. Tetapi didepannya ini jauh dari ciri-ciri tukang Ojol.

Matanya menatap sekeliling, bulu kuduknya meremang kala menyadari suasana di halte ini cukup sepi. Memantapkan hatinya, Raisa melangkahkan kakinya meninggalkan halte untuk kembali ke Apotik itu.

"Tunggu!"

Raisa menghentikan langkahnya, tanpa berbalik. Otaknya seakan menyuruhnya untuk pergi dari sana, tapi dia juga penasaran.

"Elo ceweknya Nathan, kan?" Tanyanya dengan suara berat.

Tubuh Raisa menegang, kenapa dia mengenal kakaknya. Siapa dia? Dengan lambat Raisa membalikkan tubuhnya menghadap kearah cowok tersebut, yang masih terduduk diatas motornya.

Mata Raisa menelisik menatap cowok itu dari atas sampai bawah. "Kamu temennya kak Nathan?" Tanya Raisa dengan agak ragu.

Cowok itu melepas helmya dan meletakkan diatas spidometer motornya. Setelah memastikan motornya seimbang, dia turun dari motornya dan melangkah pelan kearah Raisa.

"Temen? Mana ada temen maen tonjok-tonjokkan?" Cowok ini memasang senyum miring serta tangan yang terlipat didepan dadanya. Sebelah kakinya mengetuk-ngetukkan sepatunya dengan pelan.

Raisa menggeleng, dia mengibaskan tangannya diudara mengabaikan pertanyaan cowok dihadapannya ini. "Ada apa?" Tanyanya to the point.

Raisa saat ini tidak punya waktu banyak. Ayahnya pasti sedang menunggu dirinya dengan cemas dirumah. Apalagi dia membawa obat ayahnya.

Raisa berdecak sebal, menghentakkan kakinya dan membalik tubuhnya dengan cepat. Secepat itu pula tangannya tertahan, membuat Raisa menoleh kebelakang. Tepatnya ke cowok dibelakangnya yang dengan lencang memegang tangannya.

"Wow! Santai, dong." Ujarnya dengan ekspresi menyebalkan, menurut Raisa.

"Aku gak ada waktu!" Ketus Raisa.

"Elo gak inget gue?"

Raisa menghempaskan tangannya, dan berhasil. Tangannya berhasil terlepas dari tangan cowok itu. Dengan malas Raisa mendongakkan wajahnya berusaha terlihat berfikir.

"Ngapain aku --kamu yang waktu itu berantem sama kak Nathan?!" Pekik Raisa diakhir, setelah dia mengingat siapa cowok didepannya ini. Dia membulatkan matanya, terkejut.

Cowok didepannya ini mendengus sinis. "See you, again." Bisiknya.

Raisa bergidik. Tapi akhirnya Raisa hanya memilih mengangguk. "Aku pulang dulu, ya." Ucapnya dengan senyuman.

NEW LOVE? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang