SURRENDER (2)

4.4K 537 75
                                    

Happy Reading ~~

"Kak Susi, apa kabar?" Tanya Raisa setelah pelukannya terlepas.

Susi mengusap kedua pipinya, kemudian tersenyum lembut. "Baik. Kamu apa kabar Dewi? Udah gede yaa sekarang." Ucapnya, kedua tangan Susi berada diatas pundak Raisa.

Raisa tersenyum canggung. "Raisa, kak." Tapi setelahnya ia tersenyum manis. "Aku baik kok. Kak Susi sekarang dimana?"

"Kakak masih kerja dibutik Ibu Shella. Dibagian cabangnya, deket rumah."

"Wah, pengen ikut kesana." Seru Raisa sembari bertepuk tangan.

Susi mengangguk dengan semangat.

"Pengen ketemu Ibu, Lala, sama Gilang."

Susi mengusap lembut rambut panjang Raisa, matanya melirik menatap tajam Angga.

"Raisa, Angga ..."

Ucapan Susi menggantung, Raisa menatapnya dengan tatapan 'Apa?'.

Susi berdeham, "Kakak harap kita masih berhubungan baik, Sa."

Raisa hanya mengangguk.

"Soal Angga ..."

"Aku sama Kak Angga gak ada hubungan apa-apa." Jawab Raisa cepat.

"Hanya saja ... ehem, maksud aku. Kenapa gak terus terang? Dan buat aku bingung." Lanjutnya.

"Lagian aku masih terlalu jauh buat ngerti apa itu suka, apa itu kagum." Pandangan Raisa beralih menatap Angga yang juga menatapnya.

"Kayaknya aku ke kak Angga itu hanya sebatas kagum." Bibirnya melengkung membuat senyuman lembut.

Susi bernapas lega, ia kembali meraih Raisa kedalam pelukannya.

Sedang Raisa memejamkan matanya, berusaha menikmati hangatnya pelukan Susi.

'Ya, aku hanya mengaguminya. Tidak lebih.' Yakinnya.

.

Raisa melambaikan tangannya ketika mobil Angga sudah melaju meninggalkannya sendirian didepan gerbang.

Raisa menarik napas dalam-dalam, setelah tenang ia memasuki pekarangan rumahnya.

Sedikit terperanjat saat membuka pintu rumah, sang Ayah berdiri dibalik pintu dengan bersidekap dada.

"Ayah, tadi ... Icha ... itu sama ..."

"Butuh pelukan?" Tanyanya tiba-tiba. Kenan merentangkan tangannya.

Tanpa aba-aba, Raisa segera memeluk sang Ayah dan melingkarkan tangannya dipinggan Ayahnya.

Kenan membalas pelukan Raisa, tangannya mengusap punggung putrinya naik turun.

"Udah clear?"

"Udah." Jawabnya dengan suara pelan, karna ia menempelkan wajahnya didada Ayahnya.

"Udah lega?"

Raisa menggeleng pelan, "Sesak, Yah."

Kenan hanya diam, tangannya masih mengusap punggung putrinya. Sesekali naik mengusap pucuk kepalanya.

"Padahal, gak ada status apa-apa loh, Yah. Tapi kok rasanya sakit."

Hanya pelukan erat Kenan yang menjadi respon.

"Yah." Gumam Raisa saat melepaskan pelukannya.

Kenan hanya menjawab dengan dehaman, tangannya mengusap dahi putrinya yang basah akibat keringat.

"Dapet salam dari Kak Susi."

"Salam balik, gitu."

Raisa mengangguk.

NEW LOVE? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang