NOTHING

6K 566 144
                                    

Anyeong!

Sempetin vote yaa :)
Spam komen jugaa :)

Happy Reading ~~~

Setelah acara pelulusan kelas 12 kemaren, akhirnya sekolah meliburkan selama 2 minggu.

"Pagi, Ayah!" Sapa Raisa, kakinya menuruni tangga dengan cepat.

Kenan tersenyum, tapi setelahnya mengernyit. "Icha mau kemana?" Tanyanya.

"Mau ikut Ayah, bolehkan?"

Kenan mengangguk. "Sarapan dulu."

.
.
.

Kenan menggandeng Raisa memasuki lift, tersenyum kepada orang-orang yang menyapanya.

"Kok yang ini beda dari kemarin?" Tanya Raisa saat pintu lift tertutup sempurna.

Kenan menoleh, tangannya terulur untyk membenarkan poni Raisa yang terlihat menganggu mata putrinya. "Besok kita potong rambut." Ucapnya.

Raisa menggeleng. "Ayah, Icha kan lagi nanya." Raisa memajukan bibir bawahnya.

Kenan terkekeh tangannya menarik Raisa dan merangkulnya, bersamaan dengan pinty lift terbuka.

Raisa menatap takjub, dia bahkan bisa melihat pemandangan kota dari atas sini. Semuanya dikelilingi oleh kaca.

"Ini kantornya Ayah, yang kemaren kan punya Papa Rehan." Kenan mengajak putrinya untuk memasuki ruangannya masih dengan merangkulnya.

"Om Fero gak disini?" Tanya Raisa, dia tadi melihat meja panjang didepan ruangan ayahnya yang ia tebak itu pasti meja kerja Fero.

"Lagi dikantor Papa Rehan dulu." Jawab Kenan.

Raisa membulatkan bibirnya.

"Icha disini dulu. Oke."

Raisa memberi gerakan hormat pada Kenan, yang membuat ayahnya itu gemas. Raisa mengedarkan pandangannya setelah Kenan keluar ruangan.

Mendekati meja kerja Kenan dan tersenyum ketika melihat ada photo dirinya dan Bunda yang terpajang disana.

"Ayah pasti sayang banget sama Bunda." Gumam Raisa pada dirinya sendiri. Ia tersenyum menatap photo Bundanya yang juga sedang tersenyum lembut kearah kamera. Lalu Raisa meletakkan kembali diposisi semula.

Disini dindingnya terbuat dari kaca semua, ruangannya terang karna sinar matahari. Raisa mendekati kaca itu dan menempelkan telapak tangannya, pandangannya mengarah keluar sana.

Memutuskan untuk duduk dikursi kebesaran Kenan, mengambil ponsel ditas selempangnya. Membuka aplikasi game cacing, dan secepat itu Raisa terhanyut karna fokusnya dengan cacing.

.
.
.

Kenan berdeham, tatapan dinginnya mengarah kesemua orang yang ada diruang rapat ini.

"Saya rasa cukup sampai disini."

Mereka semua mengangguk, dan menunduk hormat itu pamit undur diri sembari memnawa berkas masing-masing.

Kenan pun berdiri, saat diruangan ini hanya tinggal dirinya. Melirik jam pergelangan tangannya, dia mendesah kecil. Satu jam dirinya meninggalkan Raisa sendirian.

Dengan tergesa Kenan memasuki lift, saat akan menekan tombol naik bertepatan dengan jari seseorang menekan tombol turun.

Kenan menoleh mendapati wanita itu tersenyum sopan.

"Maaf, Pak." Ucapnya.

Kenan menggeleng, dia tinggal naik 5 lantai nanti.

Kenan diam memilih untuk menatap dinding lift yang memang bisa digunakan untuk bercermin.

NEW LOVE? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang