FACTA

8.3K 692 106
                                    

.
.
.

Nathan terpaksa berangkat sekolah, karna ancaman dari Mamanya. Shella akan menjual motornya bila dia membolos. Padahal Nathan ingin sekali menunggu adiknya itu sampai sadar.
Dengan muka tertekuk, ia berjalan menuju ruang BK.

"Nathan? Ada apa?" Tanya Pak Seto.

"Raisa gak bisa kesekolah sekarang, Pak."

Pak Seto sempat mengernyit, setelah itu dia langsung mengangguk paham.

"Kenapa? Ada masalah?"

"Raisa masuk rumah sakit, Pak." Lirihnya.

Nathan sempat melihat ekspresi Pak Seto yang seperti menatapnya tak percaya, mendengus pelan. "Bapak bisa jenguk ke rumah sakit, buat mastiin."

"Ah ... oke" Pak Seto tersenyum tipis.

Tanpa bicara lagi, Nathan segera berbalik akan menuju pintu. Tapi tiba-tiba pintu terbuka menampakkan dua orang cowok yang berseragam sama sepertinya. Tapi jika dilihat mereka ini adik kelasnya Nathan.

"Eh- Bang Nathan." Sapa salah satu dari dua orang didepannya.

Nathan hanya menatapnya sekilas, melanjutkan langkahnya menuju pintu. Suara seseorang menghentikannya.

"Pak. Kita mau ijin lihat rekaman CCTV kemaren lusa. Pak!"

"Kenapa tiba-tiba?"

"Raisa korban fitnah, Pak."

Tunggu.

Apa katanya?

Raisa?

Nathan membalikkan tubuhnya, "CCTV?"

.
.
.

Disinilah mereka. Nathan, Reza, Kevin dan Pak Seto tentunya berada diruangan IT Sekolah.

"Tuh! Dia nih orangnya!" Seru Kevin. Tangannya menunjuk ke monitor yang menayangkan video CCTV.

Sang petugas yang menanggungjawab pun segera men-jeda vidoe tersebut, dan mulai menekan keyboard guna men-zoom gambar.

"Kamu yakin, Kevin?"

"Yakin, Pak. Karna jam pelajaran kedua kelas saya sedang Olahraga, Pak." Jawab Kevin.

"Dan dijam pelajaran pertama, Raisa ijin ke toilet. Pak." Ucap Reza.

"Coba Pak, kelas 11 IPA 5"

"Dia siapa?" Mata Nathan masih fokus pada monitor didepannya. Sedang Pak Seto masih memperhatikan berusaha menerka-nerka siapa gadis yang ada di monitor.

"Gak tau bang, gak kenal gue." Jawab Kevin.

"Tapi dia kayaknya seangkatan kita deh, Vin."

Kevin menatap Reza tak percaya. Pak Seto pun segera menajamkan penglihatannya dan dia mengangguk pelan.

"Kalian masuk kelas. Sebentar lagi bel masuk!"

.
.
.

Tubuhnya berada dikelas, tapi pikirannya melayang kemana-mana. Itulah Nathan saat ini. Ia berkali-kali berdecak sampai menggumam. Karna sampai hampir waktu istirahat tiba, tidak ada pemberitahuan apapun mengenai CCTV tadi.

"Nathan! Kantin, yok!"

Suara Dino mengangetkannya, ia tersentak dan tersadar. Menolah kesekitar kelasnya yang hampir sepi, ah ternyata ini istirahat.

"Kenapa lo?" Tanya Vano yang sekarang menatap Nathan curiga.

Nathan menatap serius kedua sahabatnya ini, "Adek gue masuk rumah sakit." Setelahnya ia beranjak dan melangkah menuju pintu kelas, hendak keluar.

NEW LOVE? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang