Cerita sebelumnya: Berkisah mengenai keputusan Alvan untuk memulai gaya hidup sehat untuk menjadikan badannya lebih berisi dan berbentuk. Diapun berkonsultasi dengan teman sekantornya, Markus, tentang tempat gym yang sesuai dengan budget dirinya. Dia bertemu dengan Habibie untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dimana Habibie memiliki paras dan karakteristik seperti pria arab dengan tubuh yang tinggi, mata coklat, kulit putih dan memiliki bulu yang cukup lebat di sekujur tubuhnya.
Di pagi hari yang masih sepi penghuni jalanan, Alvan sudah bangun sejak subuh tadi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan yang akan dibawa olehnya nanti. Termasuk sarapan dan makan siang yang cukup banyak, dimana dia meyakini bahwa resep yang ditemukannya dari internet tersebut benar-benar manjur untuk membantunya menaikkan berat badannya. Dia juga menyempatkan untuk mempersiapkan pakaian olahraga serta berbagai pakaian pengganti yang akan dipakai olehnya untuk berangkat ke kantor nantinya.
Untuk ukuran pria, bisa dikatakan Alvan memang cukup ringan tangan untuk mengerjakan semuanya sendirian. Dia cukup mandiri untuk menyiapkan sarapannya sendiri, berbelanja sendiri dan memasak sendiri. Diapun mengerjakan tugas lainnya seperti mencuci pakaiannya sendiri dan menyetrikanya. Hal ini terjadi karena semenjak perkuliahan, dia yang diwajibkan untuk tinggal di asrama, diwajibkan untuk mengerjakan segala pekerjaannya sendiri. Dulu lebih parah, malah semua kegiatan memiliki batas waktu yang ditentukan, yang jika dilanggar akan berakibat kepada hukuman yang memalukan dan menyusahkan.
Dengan bermodalkan angkutan online, Alvan kemudian berangkat pagi-pagi menuju tempat gym Habibie. Dimana sebelumnya, dia sudah mendaftarkan dirinya kepada Habibie dan langsung diperbolehkan untuk langsung berlatih. Walau hanya dengan dengkul, dia yang penting datang dan menunjukkan mukanya saja terlebih dahulu ke hadapan Habibie. Sebab dia sebenarnya membutuhkan personal trainer yang diharapkan membantunya untuk membentuk tubuhnya, namun hingga saat ini, Habibie belum mengkonfirmasi jadwal serta nama trainer yang akan melatihnya.
"Lho, kok kamu datengnya pagi banget?" ucap Habibie dengan wajah yang sangat kaget ketika Alvan tiba-tiba datang ke tempat gymnya ketika dia baru saja membuka pintu utamanya.
"Kan aku mau berlatih mas, lagi semangat ini" ucap Alvan dengan memberikan senyumnya yang sangat lebar kepada Habibie.
"Ya tapi ga sepagi ini juga bro, orang-orang juga belum pada datang kali baru juga jam tujuh pagi. Lu bangun jam berapa tadi?" ucap Habibie dengan sambil membuka pintu utama tempat gymnya tersebut.
"Lho, kata mas bibie gym buka jam tujuh, kirain aku jam segitu udah pada mulai latihan" balas Alvan sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Habibie hanya tersenyum kecil melihat kepolosan Alvan,"Ya enggaklah. Baru juga buka, palingan lima belas sampai tiga puluh menit lagi baru orang-orang pada dateng. Itupun mereka yang udah tau mau latihan apa, yang udah dibebasin sama trainernya masing-masing" ucapnya sambil masuk ke dalam ruang gym.
Alvan hanya berdiri mematung di depan pintu melihat Habibie masuk ke dalam.
"Eh, ayo masuk, jangan diem aja di depan pintu kayak gitu" ucap Habibie.
"Gapapa nih mas? Tapi aku belum tau apa yang mau aku lakuin disini, aku juga ga tau trainerku siapa, apa aku balik aja besok? Tapi mas kasih tau ya siapa trainer aku melalui whatsapp biar aku datengnya sesuai schedule trainer aja" ucap Alvan sebelum hendak meninggalkan gym tersebut.
Namun, belum sempat untuk berjalan jauh, tangan Alvan tiba-tiba ditarik oleh seseorang dari belakangnya. Hal itu membuatnya kaget dan spontan langsung membalikkan tubuhnya ke arah belakang, dimana Habibie sudah berdiri mematung dibelakangnya. Tanpa sengaja, tubuh Alvan bertemu dengan tubuh Habibie dan membuat mereka seperti hampir berpelukan. Dia dapat merasakan dadanya bertemu dengan dada Habibie yang bidang dan keras. Tubuh itu terasa sangat hangat dan cukup keras di semua sisi, dimana dia seperti baru saja menabrak sebuah batang pohon tinggi yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Habibie, Trainerku [Finished]
RomanceRATED 18+ Cerita ini hanya fiktif belaka, dimana terdapat berbagai adegan seksual sesama jenis yang diceritakan di dalamnya. Cerita ini tidak ditujukan untuk mencitrakan sebuah bidang pekerjaan tertentu, dimana cerita ini murni hanyalah sebuah fanta...