Ch. 17 | Cumbuan

5.2K 178 6
                                    

Cerita sebelumnya: Hubungan Mario dan Alvan membaik, dimana dia membiarkan lelaki tersebut untuk mengurusnya dengan telaten. Mario juga yang mengurusi semua urusan administrasi kantornya, sehingga Alvan merasa lebih tenang selama masa pemulihan. Ketika Mario pulang, Habibie yang menjaga Alvan selama dirinya tertidur.

Suasana ruangan berubah menjadi beku dan kaku, terlebih dengan keberadaan Habibie di dekatnya membuat dirinya menjadi tidak berkutik dari kecanggungan yang terjadi. Pria itu tampak dengan santai menggodanya yang sedang terkejut menyadari kehadirannya. Untuk pertama kalinya dia melihat lelaki itu mengenakan pakaian yang serba tertutup, terlebih dia baru melihat melaksanakan sholat untuk pertama kalinya. Jujur untuk diakui, ketampanan lelaki itu semakin bertambah ketika dia sudah menyelesaikan menuturkan doanya di dalam diam tersebut. Mukanya yang terkagum tersebut juga tidak dapat disembunyikannya manakala Habibie menatap wajahnya sehabis sholat tersebut, melihat muka itu tentu saja Habibie tidak dapat menahan dirinya untuk menggoda Alvan.

"Tapi, kalau kamu mau kita ngelakuin sekarang, mas siap kok" ucap Habibie ke kupingnya yang membuat tubuhnya bergidik ngeri mendengarnya. Melihat Alvan yang tidak melawan tentu saja membuat Habibie menjadi gemas dan tidak dapat menahan dirinya untuk melakukan hal yang tidak disukai oleh lelaki tersebut.

Habibie yang duduk di sebelah Alvan kemudian memegang tangan lelaki yang tidak disuntik jarum infus tersebut, kemudian meletakkannya di pahanya,"Kamu ganteng banget, walaupun kamu baru bangun, aura tampan kamu ga berubah sama sekali" ucap Habibie sembari mengelus pipi Alvan yang merah merona ketika dipuji oleh Habibie tersebut. Wajah Habibie kemudian di dekatkan kepadanya, semakin dekat sampai akhirnya bibir mereka bersatu dan mengaitkan satu sama lain. Tidak ada perlawanan dari Alvan, namun lelaki tersebut juga tidak membalas cumbuan Habibie tersebut, yang membuat Habibie menjadi solo player dalam cumbuan yang basah tersebut.

Kumis tipis sesekali menggelitik sekitar bibir Alvan, yang membuat lelaki tersebut terasa canggung dan geli karena merasakan sensasi berbeda ketika berciuman. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar mencoba merasakan ciuman yang mereka lakukan. Walau dia tidak membalas ciuman Habibie tersebut, dia dapat merasakan bagaimana ahlinya Habibie memainkan lidahnya di dalam mulutnya. Lidah itu melumat bibirnya yang cukup tebal, dengan sekali hisapan lelaki itu dapat melumat lidahnya juga, yang membuat dia semakin takjub akan keahlian ciuman Habibie tersebut.

"Kenapa diem aja? Enak ya, babe?" ucap Habibie ketika melepaskan cumbuannya di bibir Alvan tersebut. Mendengar hal tersebut, wajah Alvan berubah menjadi merah merona, terlebih dia sangat malu jika harus mengakui bahwa dia benar-benar menikmati apa yang baru saja mereka lakukan tersebut.

Melihat wajah Alvan yang merah merona tersebut, Habibie tidak habis akal untuk tetap menggoda lelaki tersebut semakin jauh,"Kamu suka? Kamu mau cobain yang lain ga?" ucap Habibie sembari mengelus pipi Alvan yang masih kemerahan. Alvan hanya diam, tidak menjawab apapun yang dikatakan oleh Habibie tersebut. Seperti mendapat sinyal hijau, Habibie kemudian dengan lembut mencium bibir lelaki tersebut kembali, namun kali ini dengan lebih bergairah dan memiliki ritme yang menghasilkan suara ciuman yang khas. Tanpa disadari, ciuman ini membuat Habibie menjadi sangat bergairah kepada Alvan yang sedari tadi hanya menikmati perbuatan mereka ini.

Tangannya kemudian menjalar kemana-mana, dimana dia menelusuri seluruh bagian tubuh lelaki tersebut tanpa satu titikpun yang terlewat. Tubuh mereka menjadi sangat dekat, dimana nafas Habibie sangat memburu ketika dia menyentuh pinggang lelaki tersebut. Ingin sekali rasanya dia melepaskan seluruh pakaiannya dan juga pakaian lelaki yang ada di depannya tersebut, namun kepalanya masih bisa berpikir jernih dan menyadari bahwa tempat ini bukanlah tempat yang tepat untuk melakukan hal nakal tersebut. Diapun hanya menyentuh seluruh bagian tubuh lelaki itu melalui dalam pakaian tersebut, dimana tanpa dia sadari, Alvan sudah mulai bernafsu diperlakukan demikian.

Mas Habibie, Trainerku [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang