Cerita sebelumnya: Hubungan diantara keempatnya menjadi sangat canggung, dimana terjadi sesuatu yang sangat intim diantara Gary dan Mario yang ditutup-tutupi. Ditambah, Alvan juga tampaknya belum siap untuk mengembalikan hubungan baiknya dengan Markus.
Kehidupan tak ada yang tau akan jadi seperti apa jadinya, terlebih jika itu berkaitan dengan perasaan dan juga harapan yang mungkin saja membuat kita mengawang-awang di udara. Terlalu berharap, itu salah, sebab mungkin saja kenyataan tidak akan seindah yang diharapkan. Tapi, tidak berharap, juga salah, sebab tak satu alasan yang kuat untuk melakukan apa yang kita inginkan. Hal itulah yang membuat Mario menjadi terpuruk sekarang, dimana dirinya terasa sangat kecil dan dunia hanyalah sebuah ilusi di pandangannya.
"Gimana hubungan kamu sama pacar kamu?" tanya Mario ketika mereka berduaan di kamar Alvan, dimana Alvan sedang berada di dalam pelukan tubuhnya yang hangat.
Alvan kemudian mendongak keatas dan melihat wajah Mario dengan teduh,"Baik-baik aja ka, cuman aku makin jarang kontakan sama dia" ucap Alvan sambil menurunkan pandangannya ke dada Mario yang bidang tersebut. Sudah biasa bagi mereka untuk tidur berdua seperti ini, namun tidak sedekat ini pada awalnya. Pada awalnya, Alvan merasa aneh ketika harus tidur di dalam pelukan lelaki lain, terlebih lelaki tersebut adalah Mario, kaka seniornya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dia merasa biasa saja dengan perlakuan tersebut dan menikmati setiap hal yang dilakukan oleh Mario, selama itu tidak terlalu jauh.
Mario yang sedang mengenakan hoodie dan celana pendek tersebut semakin memperat pelukannya di tubuh Alvan tersebut,"Kamu wangi banget, kamu pake sabun yang kaka kasih ya?" ucap Mario dengan semangat. Alvan hanya mengangguk pelan, sembari memperbaiki posisi tidurnya yang terlalu dekat dengat tubuh lelaki tersebut. Mario lantas duduk di tempatnya dan kemudian meletakkan tubuh Alvan diatas kasur, dia kemudian membuka hoodienya dan menampakkan seluruh kulitnya di depan Alvan. Tampak olehnya perut Mario yang sixpack, otot tangannya yang berotot dan sedikit bulu yang tumbuh dari dada dan turun sampai menghilang dibalik celana pendek lelaki tersebut.
"Kaka ngapain buka baju?" tanya Alvan dengan nada yang sangat bingung.
"Hmm, kaka udah ga biasa tidur pake baju, jadi ngerasa panas dan risih kalau tidur pake baju. Sebenarnya sih aku seringnya telanjang, cuman kan ga mungkin, ada kamu disini" ucap Mario dengan mengangkat sedikit alisnya.
"Lah, aku jadi geli sih kalau kaka beneran tidur telanjang" ucap Alvan dengan muka yang datar. Mario kemudian tidur kembali dan berusaha memeluk lelaki tersebut, namun kain yang dikenakan oleh Alvan tersebut membuat bagian tubuhnya menjadi sangat gatal dan terpaksa dia harus menggaruk tubuhnya sesekali.
"Kamu lepas baju aja ya, aku risih banget nih, gatel soalnya" ucap Mario sembari menyingkap pakaian Alvan tersebut. Namun Alvan menolaknya dengan pelan, sembari menurunkan kembali pakaian tersebut. Tapi Mario tidak mau mengalah, diapun memasukkan tangannya ke dalam pakaian tersebut dan kemudian mengelus punggung lelaki tersebut dengan pelan,"Gimana, lebih enak gini kan? Kulit ketemu kulit, jadi lebih nyaman tidurnya" ucap Mario sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Alvan.
"Iya deh, aku buka, yang penting kaka senang" ucap Alvan sembari membuka baju dan celana pendeknya, sehingga akhirnya dia hanya menyisakan celana dalam yang dikenakannya.
"Lah, kenapa kamu cuman pake sempak doang?" tanya Mario dengan kebingungan. Pemandangan yang ada di depannya itu sontak saja membuat 'miliknya' menjadi terbangun dari tidurnya, di dalam benaknya semoga 'miliknya' itu tidak berulah dan membuat kegaduhan diatas kasur ini.
"Iya, lagian juga makin panas kalau tidur sama kaka, AC nya jadi ga berasa makanya aku lepasin aja semuanya, biar nyaman" ucap Alvan dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur. Melihat hal tersebut, Mario semakin semangat untuk bersentuhan dengan Alvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Habibie, Trainerku [Finished]
RomanceRATED 18+ Cerita ini hanya fiktif belaka, dimana terdapat berbagai adegan seksual sesama jenis yang diceritakan di dalamnya. Cerita ini tidak ditujukan untuk mencitrakan sebuah bidang pekerjaan tertentu, dimana cerita ini murni hanyalah sebuah fanta...