erita sebelumnya: Habibie bermimpi meniduri Alvan. Hal itu membuatnya menambah perasaan bersalahnya, sebab hingga saat ini dirinya belum dimaafkan oleh Alvan. Diapun mencari keberadaan Alvan, hingga akhirnya dia dapat menemui Alvan di kost nya. Alvan sangat terkejut, namun membiarkan Habibie mengatakan apa yang perlu dikatakannya.
Hujan tiba-tiba turun ketika suasana diantara mereka berdua mencair diantara keduanya. Hal ini membuat percakapan mereka beralih, dari membahas mengenai latihan fisik menjadi bagaimana Habibie akan kembali pulang ke tempatnya. Sebab dirinya membawa motor dan tidak memiliki jas hujan,"Waduh, ujannya deras banget lagi" ucap Habibie ketika dia membuka gordyn jendela kamar dan melihat rintikan hujan yang sangat deras turun dari langit. Alvan hanya bisa terdiam, tak berani mengatakan apa-apa mengenai hal tersebut.
"Mas, boleh numpang ga sampai hujannya reda, nanti kalau udah agak mendingan, mas nanti akan langsung pulang deh" ucap Habibie bertanya kepada Alvan.
Alvan hanya terdiam kebingungan. Dia sebenarnya tidak masalah jika harus berdua di kamar ini, namun mengingat apa yang terjadi, dia ingin sekali untuk menolak permintaan lelaki tersebut. Tetapi, dia tidak mungkin juga untuk menolak dan memaksa untuk lelaki itu pergi dari kamarnya, karena pastinya lelaki itu akan basah kuyup ketika di jalan. Diapun menarik nafas panjang,"Iya gapapa, nanti kalau udah reda langsung balik ya" ucap Alvan sembari memeluk bantalnya. Diapun tiba-tiba menguap dan mengucek matanya, pertanda bahwa dia sudah sangat mengantuk.
"Kamu udah ngantuk ya?" tanya Habibie ketika melihat gerak-gerik Alvan yang sudah mulai lemas tersebut. Alvan kemudian hanya mengangguk dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasurnya, sedangkan Habibie masih berada dilantai yang beralaskan karpet bulu ini. Diapun melihat kearah Alvan,"Van, mas boleh ga naik keatas kasur, disini dingin banget, ditambah ujan lagi" ucapnya sembari menarik selimut Alvan.
Alvan kemudian menarik kembali selimut tersebut,"Iya, udah naik aja" ucap Alvan dan memberikan sebuah bantal kepada Habibie dan membiarkan lelaki tersebut untuk berbaring disampingnya. Dirinya sudah terlalu mengantuk ketika lelaki meminta untuk seranjang dengannya, dimana dia juga sebenarnya sudah tidak peduli lagi dengan apa yang diinginkan oleh lelaki tersebut dan yang mungkin dilakukan olehnya. Yang terpenting sekarang adalah tidur dan besok bangun pagi untuk memasak makanan favoritnya, yang tadi sore baru dibelinya di pasar tradisional terdekat.
Mendapat persetujuan dari Alvan membuat Habibie merasa sangat senang. Ini merupakan pertanda bahwa dirinya sudah mulai dimaafkan oleh lelaki tersebut. Dia kemudian naik keatas kasur dan langsung berbaring di samping lelaki tersebut, dimana ketika dia baru saja berbaring, lelaki tersebut langsung berbalik membelakangi dirinya. Tak ada perasaan bersalah ataupun janggal, karena pada saat itu, dipikirannya mungkin saja lelaki itu memang terbiasa untuk tidur kearah tersebut.
Sama seperti lelaki lainnya, Habibie merasa tidak nyaman untuk tidur dengan menggunakan pakaian. Terlebih, dia menggunakan kaus polo dan juga celana jeans yang ketat, yang membuat tidurnya menjadi tidak nyaman dengan posisi apapun,"Van, mas ijin buka baju sama celana ya, soalnya ga enak banget nih tidur kayak gini, panas dan sempit dimana-mana" ucap Habibie sembari menggoyangkan tubuh Alvan. Namun, lelaki itu tidak membalas satupun ucapannya dan yang terdengar hanyalah dengkuran pelan dan halus dari sisi sana.
Mendengar tak ada jawaban dari lelaki tersebut, dia lantas membuka pakaian dan juga celananya, yang akhirnya menyisakan celana dalamnya saja. Tanpa Alvan sadari, 'milik' Habibie sebenarnya sudah terbangun ketika lelaki tersebut memeluknya tadi. Namun, lantaran celana Habibie yang panjang dan sempit, dia mampu menutupi gundukan tersebut ketika dia duduk di lantai tadi. Walaupun dia merasa sedikit sakit, sebab 'miliknya' tersebut terjepit dari tadi, namun dirinya lega ketika Alvan tidak menyadari hal tersebut.
Diapun lantas meminggirkan pakaiannya tersebut, yang akhirnya terjatuh ke lantai. Dia masuk ke dalam selimut yang dipakai oleh Alvan dan berusaha untuk sangat dekat dengan lelaki tersebut, namun tidak sampai bersentuhan. Habibie takut, jika Alvan melihatnya seperti itu, dia akan kembali memikirkan dirinya telah berbuat aneh-aneh kepadanya. Dari belakang, dia dapat melihat tengkuk Alvan dan juga potongan rambut belakangnya yang sangat rapi tertata. Dia dapat melihat bahu Alvan yang tidak terlalu bidang, namun tidak terlalu kecil juga. Dapat dilihatnya tubuh tersebut naik turun sesuai dengan tempo nafasnya, yang dapat di dengar jelas oleh Habibie dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Habibie, Trainerku [Finished]
RomanceRATED 18+ Cerita ini hanya fiktif belaka, dimana terdapat berbagai adegan seksual sesama jenis yang diceritakan di dalamnya. Cerita ini tidak ditujukan untuk mencitrakan sebuah bidang pekerjaan tertentu, dimana cerita ini murni hanyalah sebuah fanta...