Ch. 21 | Kejutan

4K 177 11
                                    

Cerita sebelumnya: Akhirnya Alvan dapat kembali pulang setelah sekian lama dirawat di rumah sakit. Bersama dengan Mario, dia akhirnya dapat berisitirahat di kostan nya. Ketika di kost, Alvan mengungkapkan sesuatu yang membuat hati Mario cemburu parah.

Sebuah kejutan hadir tanpa diundang, ketika dirinya sedang mencoba pulih dari keadaannya yang terpuruk, dia datang dengan senyumnya yang paling lebar,"Selamat sayang, akhirnya kamu sudah sembuh, ini bunga buat kamu" ucap lelaki tersebut sembari memberikannya seikat bunga mawar berwarna-warni ke hadapannya. Tangannya dengan refleks menerima bunga tersebut dari tangannya, dengan canggung dia hanya bisa tersenyum menerima hadiah bunga seperti itu dari lelaki lain di depannya.

"Aku boleh masuk ga nih?" ucapnya sembari membuka sepatu bootsnya.

Dia tidak membalas, dia hanya terdiam sembari pergi masuk ke dalam ruangan dan meletakkan bunga ke dalam sebuah wadah kosong yang kemudian diisi air olehnya. Lelaki yang tadi masih berada di luar tersebut juga sudah berada di dalam ruangan, dengan santainya dia langsung berbaring diatas kasur layaknya sang empunya kamar. Di tempat lain, dia masih dengan apik merangkai bunga itu di sebuah wadah dengan sedikit senyum yang mengembang di wajahnya,"Bunga nya diliatin terus, akunya kapan diperhatiin?" ucap sebuah suara dari belakangnya.

Tanpa disadari, lelaki tersebut yang pada awalnya masih berada diatas kasur tersebut sudah berpindah ke belakang tubuhnya. Dengan cepat lelaki itu kemudian melingkarkan tangannya di perutnya dan meletakkan dagunya di bahunya,"Kamu suka bunga ini?" tanyanya kemudian dengan polos.

"Hmm, biasa aja sih, cuman ngerasa aneh aja karena baru pertama kali dikasih sama cowo" ucapnya sembari menyentuh ujung kuntum bungan tersebut.

"Gimana emang rasanya? Ada rasa seneng ga?" tanyanya kemudian dengan semakin mempererat pelukannya di perutnya.

"Seneng sih pasti ada ya mas, cuman mas Habibie ga ngerasa aneh ngelakuin hal ini ke aku. Ini terlalu romantis, menurutku" ucapnya dengan tergagu.

Habibie kemudian mengarahkan ciumannya ke leher Alvan sesaat,"Enggaklah, kamu belum melihat sisi romantis aku yang lain. Masih banyak yang kamu belum kenal dari aku, selain urusan ranjang" ucapnya kemudian.

"Udah ah lepasin, mas terlalu cabul" ucap Alvan yang berusaha melepaskan pelukan Habibie yang cukup erat tersebut. Namun tentu saja Habibie tidak melepaskan lelaki itu dengan mudahnya, dia justru semakin mendekap erat lelaki tersebut di dalam pelukannya. Kecupan kecil berubah menjadi cumbuan hangat di leher dan juga tengkuk Alvan, dimana hanya diam menikmati perlakuan Habibie itu kepadanya. Dibawah sana, pantat Alvan dapat merasakan tekanan dari sebuah benda besar yang hangat, yang digesek-gesekkan oleh pemiliknya.

Dengan perlahan, Habibie kemudian membalikkan tubuh Alvan dan kemudian melayangkan ciuman yang basah ke bibir lelaki tersebut. Tak ada sebuah penolakan yang berarti, malah semakin dalam cumbuan mereka berdua seiring dengan berjalannya waktu. Ciuman demi ciuman disambut oleh Alvan dengan mengaitkan lidahnya lidah Alvan, dimana tangannya dilingkarkan di leher Habibie tersebut. Dengan sangat gemas, Habibie kemudian mengangkat tubuh Alvan dan menahan pantatnya untuk terus berciuman dengan lelaki tersebut untuk beberapa saat.

Habibie kemudian membawa mereka berdua menuju ranjang Alvan. Dengan perlahan, dia kemudian meletakkan tubuh Alvan diatas kasur. Setelah lelaki tersebut berbaring, dia langsung melepas kemeja yang dikenakannya serta celana jeans ketat yang melapisi kulitnya. Pemandangan itu sungguh indah, karena aura kejantanan Habibie sangat keluar ketika dia perlahan-lahan membuka kancingnya di depan Alvan. Yang entah kenapa hal itu membuat libido Alvan semakin naik, dimana nafasnya semakin memburu dan jantungnya berdegup semakin kencang.

Ketika menyisakan celana dalam saja, Habibie kemudian memanggil Alvan dengan memberikan kode kepadanya dengan tatapan matanya yang menatap Alvan dan kemudian gundukan itu berulang-ulang. Entah kenapa, Alvan seperti mengerti maksud dari Habibie tersebut, yang sedetik kemudian dia merangkak berjalan menuju gundukan tersebut. Habibie kemudian mengambil tangan Alvan dan meletakkannya diatas gundukan tersebut,"Isepin punyaku ya sayang" ucapnya dengan lembut sembari menatap mata Alvan dengan tajam.

Mas Habibie, Trainerku [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang