[1] WE DON'T KNOW WHO

05: rencana yang rapi

•••

kamis, 13 februari

i; hal yang tadinya tidak ingin jaehyun percayai

jungkook tiba-tiba saja datang ke meja jihyo sambil tersenyum lebar sementara jihyo tetap berwajah datar.

"lo bawa buku catetan lo pas smp kan?" tanya jungkook.

jihyo mengangguk, "buat apa sih?"

"buat belajar adek gue, kan bentar lagi kelas 9"

jihyo ber-oh pelan. ia baru tahu ternyata jungkook se-care itu sama adiknya? wah. jihyo tidak heran mengapa jungkook repot-repot meminta buku catatan pelajarannya sewaktu smp karena buku jungkook pasti sudah hilang atau dijual.

jihyo segera memberikan beberapa buku catatannya kepada jungkook. pemuda itu tersenyum tipis.

"bayar ya" ucap jihyo pelan membuat jungkook mendelik.

"ck, mata duitan banget sih lo?!" seru jungkook naik pitam.

"ah elah, bercanda" jihyo terkekeh seraya mengibaskan tangannya.

"kaya nggak tau aja lo, hidup gue kayak gimana. eh, ini tulisan siapa?" tanya jungkook.

"tulisan gue lah"

"idih boong banget. tulisan lo kan sebelas dua belas jeleknya sama tulisan gue!" jungkook mengangkat sebelah alisnya.

"tulisan gue pas smp dulu bagus ya, maaf. kalo sekarang emang gue jelek-jelekin aja biar lo pada susah nyontek ke gue"

memang sih, jihyo itu bandar jawaban yang sangat trusted untuk kaum penganut paham ‘masa depan lo itu nggak ditentuin dari nilai ulangan’ seperti jungkook. habisnya jihyo selalu masuk lima besar di kelas tapi nggak mendadak budek waktu ulangan.

"idihhh! gak penting. makasih yeu"

"hn. oh iya kook, kok lo mau sih disuruh-suruh sama june?" jihyo mengecilkan volume suaranya. jungkook mengernyit. sekejap kemudian pemuda itu tertawa miris dan pergi begitu saja.

jihyo menggeleng. ia tak menyangka pertemanan jungkook dan june ternyata tak seperti kelihatannya. jungkook memang masih menyenangkan seperti biasa, tapi semenjak kedua orang tuanya meninggal dan ia dekat dengan june seperti sekarang, jungkook jadi mudah marah dan gampang tersinggung.