18: pelaku sebenarnya

414 68 13
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


kamis, 20 februari


i; tangan kiri jaehyun

eunwoo berjalan sendirian menyusuri koridor panjang kelas sebelas yang sangat sepi pagi itu. seperti hari-hari biasanya, eunwoo selalu berangkat awal. itu karena eunwoo tidak ingin terjebak macet, lagi pula udara pagi yang sejuk itu baik bagi kesehatan.

kelas eunwoo terletak paling ujung. eunwoo melirik arlojinya, pukul enam lewat sebelas. pemuda itu berjalan santai dan sesampainya di depan kelas, dia berhenti saat hendak membuka pintu.



BUGH!



baru saja eunwoo akan mengayunkan gagang pintu, benda setinggi dua meter dengan cat abu-abu itu tiba-tiba saja didorong dari dalam dengan cukup cepat dan keras. pintu terbuka mengenai pundak eunwoo hingga pemuda itu mundur kebelakang karena sangat kaget. untung saja karena refleks yang cepat, wajah eunwoo tidak terbentur.

seorang pemuda berjaket denim, rupanya adalah orang yang membuka pintu dari dalam kelas. dia terlihat sangat kaget.

"maaf." ujar pemuda itu singkat sambil memandang eunwoo datar dan tanpa berkata apa-apa lagi, si pemuda bergegas pergi menjauhi eunwoo.

sementara itu, eunwoo masih terbengong-bengong seraya memegangi pundak kanannya. dia kemudian menoleh, memandang orang yang mengagetkannya tadi. jaehyun sudah berjalan membelakanginya lumayan jauh dan saat itu eunwoo baru menyadari sesuatu.

lengan kiri jaket jaehyun dilipat sampai siku yang seharusnya memperlihatkan kulit putih jaehyun. namun tadi tidak begitu, ada benda lain yang melapisi kulitnya. bukan atasan seragam yang berwarna putih, melainkan lilitan perban dari pergelangan tangan sampai siku dan beberapa bercak merah kecoklatan. eunwoo tersentak. dia segera berlari masuk ke kelas yang kosong itu, melempar tasnya dengan asal, dan berlari mengejar jaehyun.

derap langkah eunwoo yang berlarian di koridor terdengar menggema. jaehyun rupanya sudah menghilang dari pandangan eunwoo di percabangan koridor. eunwoo mengambil arah yang benar menurutnya, dan begitu melihat punggung jaehyun, eunwoo menghentikan gerakan kakinya.

eunwoo berjalan mengendap-endap untuk mengikis distansi. jadilah eunwoo dan jaehyun terpaut jarak hampir enam meter. pemuda berjaket denim itu berada di depan sebuah wastafel dengan kaca yang menempel di atas wastafel. jaehyun terengah-engah dengan wajah amat cemas. dia melirik ke kiri dan kanan dengan waspada—beruntung, eunwoo tidak terlihat.

jaehyun kemudian melirik lengan tangan kirinya yang terbalut perban, lalu mendengus keras. eunwoo tak dapat mendengar kata-kata yang jaehyun ucap dengan begitu kesal, tapi eunwoo lalu melihat kalau jaehyun mengeluarkan gulungan putih dari saku celananya.

[1] WE DON'T KNOW WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang