20: di balik sebuah alibi

367 63 17
                                    

(!!!)
banyak kata-kata kasar dan sedikit drama. kalau kurang nyaman, aku minta maaf.

















 kalau kurang nyaman, aku minta maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

jumat, 21 februari

iii; fakta-faktanya memberatkan dia

eunwoo meletakkan gelasnya di sebelah gelas rose yang isinya sudah habis. pemuda itu melirik rose sekilas, rupanya gadis itu sedang tertunduk lemas dengan rambut berantakan—sepertinya rose mengacak rambutnya beberapa kali. rose dari tadi mengunci mulut, mungkin kenyataan ini belum dapat rose telan sepenuhnya.

eunwoo merapatkan bibir dan merasakan frekuensi detak jantungnya kian meningkat. emosinya naik ketika dia tak sabar melihat semua rencana june terbongkar. dia memandang june yang duduk tepat di seberang rose. gelas teh punya june masih utuh dan june tidak menyentuh gelas itu sama sekali. pandangan june mengarah ke rose, seperti memohon-mohon akan sesuatu.

"baik, biar saya lanjutkan..." ayah eunwoo membuka percakapan setelah memberi jeda lima menit agar anak-anak itu bisa membasahi tenggorokan mereka yang mungkin sudah sekering gurun.

delapan remaja segera bersiap untuk kembali ke topik utama. eunha dari tadi terus menggenggam tangan jiho. mereka kini sudah saling bicara setelah di sekolah tadi berlagak seperti orang asing.

jaehyun dan june sama sekali tidak bicara sementara seokmin sesekali membuka ponselnya entah untuk apa.

"lee seokmin, kamu sahabat jihyo kan?"

"i-iya...?" seokmin sedikit gelagapan, wajahnya gugup sekali.

"langsung saja saya tanyakan, pada rentang waktu kematian korban, apa kamu pernah keluar dari ruang baca tanpa sepengetahuan jaehyun dan eunwoo?"

seokmin menggeleng cepat. "tidak pernah, pak."

"apa kamu berkata jujur? begini, nak, sekarang katakan kepada saya apa adanya. membuktikan bahwa diri kamu sendiri tidak terlibat adalah hal yang terpenting sekarang. sudah bukan waktunya melindungi orang lain lagi..."

eunwoo baru sadar setelah mendengar kata-kata ayahnya barusan. ternyata orang-orang aliansi tidak saling melindungi satu sama lain. sikap jaehyun yang tidak tahu menahu tentang pembunuhan sepertinya memang dia benar-benar tidak tahu bahwa pembunuhan itu akan terjadi. jaehyun tidak membela teman-temannya, dia justru sibuk membebaskan dirinya sendiri dari tuduhan.

jadi kelompok aliansi memang tidak tahu siapa pembunuhnya!?

"saya tidak keluar dari ruang baca, pak." kata seokmin tegas. wajahnya sedikit lebih tenang.

[1] WE DON'T KNOW WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang