19

693 70 3
                                    

Satu, dua, tiga
Sudah tiga blok rumah kulewati di perumahan ini, tapi aku tak kunjung juga menemukan rumah yang ku cari, entah aku yang tersesat atau memang Gris salah memberi alamat

Aku menanyakan alamat rumah Airin kemarin, aku ingin berbincang-bincang dengannya mengenai laki-laki itu. Alasan kenapa dia bisa menyebutku seorang pembunuh, dan kenapa dia tidak memiliki bordiran nama. Apakah dia orang spesial? Ataukah ... hm, aku tidak seharusnya banyak berpikir, itu akan mempengaruhi karya seniku nanti

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya aku menemukan rumah yang kucari, rumah nomor 9 blok F, ya rumah Airin. Langsung saja aku mengetok pintunya, dan entah kebetulan atau apa yang membuka pintunya adalah Airin sendiri, wajahnya nampak terkejut karena melihat kehadiranku

" Ngapain lo kesini? " tanyanya dengan nada gugup

Aku tertawa kecil dan menjawab, " Apa seorang teman tidak boleh mengunjungi temannya? Gue cuma mau tanya-tanya "

Setelah berpikir sedikit lama, akhirnya Airin membiarkanku masuk dan mempersilahkanku duduk di sofa rumahnya. Sepertinya, ia sedang sendiri saat ini. Aku tidak mendengar suara apapun selain suaraku dan Airin

" Mau teh? " tawarnya

" Ngga "

" Kopi? Ada kopi dingin di kulkas, bokap gue biasanya nyetok "

" Boleh si "

" Emang lo mau nanya apaan? Gue tau lo pasti kesini karena ada yang mau lo tanyain, tentang cowo itu kan? " tanyanya langsung

" Itu lo tau, jadi, siapa cowo itu "

" Hah, gue juga gatau, gue cuman disuru ngelakuin itu semua, dia bilang itu bagian dari rencana dia "

" Nama? "

" Gue gatau namanya siapa, bahkan gue baru tau kalo sebenernya dia anak dari sekolahan kita. Tapi, emangnya bener ya kalo lo yang ngebunuh? " tanya Airin penasaran

" Iya gue, kenapa? "

" Yah gapapa si, cuman heran aja orang kek elo bisa ngebunuh terus bisa jalanjalan kek gini dengan santainya, gue udah ngasi informasi, jadi lo ga bunuh gue kan? " tanyanya ragu

" Ahaha, kalo lo muka dua jadi informan si cowo itu gue langsung bunuh lo kalo ketemu lagi "

Airin yang mendengarnya kaget dan langsung memasang wajah takut

" Kalo lo gamau mati, jadi mata-mata gue, tapi jangan bilang siapapun kalo lo kenal sama gue "

" O oke " jawabnya ragu

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya aku pulang. Aku menyadari keanehan dari informasi yang diberikan oleh Airin, murid tanpa bordir nama itu baru muncul di saat aku mulai melakukan pembunuhan, Airin mengatakan murid itu mulai menemuinya di saat setelah aku melakukan pembunuhan pertamaku. Itu berarti, cowo itu sudah tau kalo aku sebenarnya pembunuh dari awal, atau bahkan sebelum aku melakukan pembunuhan

Sebenarnya siapa murid itu, bagaimana dia bisa tau, aku tidak merasa ada yang mengikutiku selama ini

--------------------------------------------------------------
- C U R A H A N  H A T I -
Hay hay lagi, lama ya? Iya
Kayanya maaf aja ga cukup ni, udah berapa bulan wattpad ini gue telantarin
Masa pandemi ini sehat semua kan, smoga tetep sehat
Bentar lagi udah Idul Fitri ni, semangat puasanya ehehe
Selama sisa selfquarantine ini, gue kira gue bisa update cepet ni, makasi ya kalian yang masi setia nunggui ehehe
정말 미안해요:')

Am I psycopath?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang