Belum lama dengan kejadian barusan, entah kenapa aku sudah sedikit lebih tenang, memang beberapa saat ini emosi yang biasanya berkobar lama kini hanya seperti api yang sudah redup, yang hanya menyala sebentar sepersekian detik
Jadi setelah melakukan hal barusan aku berjalan pelan menuju kelas, kembali duduk di bangku ku dengan nyaman, dan memikirkan cara bagaimana aku bisa memberi anak itu pelajaran, senior katanya, hmf, senior mana yang menuduh adik kelasnya adalah seorang pembunuh
Aku memutuskan tidak akan memberitau Mika ataupun Gris akan hal ini, aku akan menyelesaikannya sendiri, dengan rencana yang matang
Sudah saatnya para murid pergi dari sekolah dan kembali ke rumah mereka masing masing, tapi tidak untukku, aku menunggu orang itu, ya orang yang mengatakan aku pembunuh
Aku terus menunggunya didepan gerbang sekolah dengan alasan menunggu jemputan, hingga akhirnya aku melihatnya berjalan di halaman depan
Dan ya, dia tidak sendiri, dia bersama dengan kedua temannya berjalan beriringan. Benar kata Airin, dia tidak memiliki bordiran nama
Jadi, apa yang harus kulakukan, aku harus bagaimana? Mengikutinya hingga ke rumah? Ah tidak, aku akan melakukannya besok, jika hari ini itu terlalu terburu-buru
Tanpa sadar dia melihatku agak lama dan kemudian pergi, aku tidak mempersalahkan hal itu, karena apa, karena mungkin dia mengagumi karya seniku
Mungkin akan lebih baik jika aku memberi sedikit tanda tangan setelah berkarya, agar tidak ada orang lain yang mengambilnya
Jalanan sore begitu sepi, bahkan pertokoan yang ketika pagi ramai saat ini hanya terdengar suara detikan jam dan kipas angin, penjaganya pun tertidur pulas dengan koran di wajah, bosan? Jelas, tidak ada hal seru yang dapat dilakukan. Apa yang kukira seru akan dinilai berbeda oleh orang lain, pandangan setiap orang berbeda bukan
Ketika membuka pintu rumah pun suara decitannya terdengar memenuhi seisi ruangan, kemana Mom? aku tidak tau, dia bahkan tidak mengabariku sama sekali, pekerjaan macam apa yang dilakukannya sehingga membuat dirinya lupa untuk mengabari, padahal biasanya dia selalu ingat, apa aku sudah tidak diperlukan?
Aku pergi ke kamar untuk merenung, berdiam diri dan mendengarkan lagu tuk mengusir sepi. Semoga saja nanti malam Mom pulang, aku merasa kesepian.
Hari ini begitu membosankan, parah, benar-benar bosan, di sisi lain aku juga malas untuk melakukan aktivitas. Masih memikirkan bagaimana mungkin orang itu tau jika aku pembunuhnya, argh, itu membuatku pusing. Sebenarnya aku ingin sekali tidak memikirkannya, tapi yasudahlah mau bagaimana lagi.
Di sela-sela kebosananku aku melihat ada cicak yang hanya punya tiga(?) kaki, apa yang dia lakukan sehingga membuatnya kehilangan salah satu kakinya. Aku mengambil cicak itu dan meletakkannya di atas meja, lalu aku berjalan menuju dapur dan mengambil pisau. Aku kasihan melihat cicak itu susah berjalan dengan hanya memiliki tiga kaki, wajahnya seperti pasrah akan hidupnya. Jadi, aku membantunya dengan mengakhiri penderitaannya. Aku memotong tubuh cicak itu menjadi dua agar dia cepat mati dan tidak menderita lagi, satu lagi perbuatan baik yang kulakukan, aku sedikit merasa senang. Darahnya meskipun tidak banyak cukup menghiburku ditambah dengan isi perutnya yang keluar
Aku akan mengambil piring untuk wadah cicaknya, kemudian untuk tahap terakhir aku meletakkannya di lemari pendingin agar besok bisa kuhidangkan ketika teman baru datang.
------------------------------------------------------------------------
- C U R A H A N H A T I -
Lama yaa, ehehehe sori banget ya kelamaan apdet, benerbener sibuk tahun ini, ga sempet buka wp, mikir ide juga ga sempet.
Juga karena banyak drama kehidupan yang terjadi disekelilingku, dari temen yang gajelas sampe ya gitu de.
Doain dapet ide terus ya:')
Sedih juga si gabisa apdet cepet, sori banget:')

KAMU SEDANG MEMBACA
Am I psycopath?
Misterio / SuspensoAm I really ur daughter Mom? Setelah bertahun-tahun lamanya tinggal bersama, Mom tidak pernah sekalipun memberitahuku siapa aku sebenarnya . . ❗❗ WARNING ❗❗ ⚰ Gore detected