26.Part Dua Puluh Enam

252 13 3
                                    

Mengapa perasaanku jadi seperti ini?

~Jovanka reano

"baru balik kemana aja lu? " Reano bertanya pada firli yang baru saja pulang.

"Apa urusan lo juga?" firli bertanya balik.

Reano hanya bisa menghela napasnya jengah. Dulu ia yang sering acuh kepada firli. Dan sekarang keadaan sudah berputar 90°, Firli yang dulunya selalu ingin mencari perhatian dari reano, sekarang ia perlahan mencoba untuk menjauh dan mengubur perasaannya dalam-dalam.

Tak berkata lagi, Reano membiarkan firli melenggang pergi darinya. Memang sedikit aneh jika firli tidak berbasa-basi dengannya.

Baru tadi pagi jalan, kok udah beda gini. Gumam reano dalam hatinya.

Di kamarnya, firli larut dalam kesedihan. Sebenarnya sulit baginya untuk memendam perasaannya kepada reano. Karena cinta yang sudah lama tumbuh tidak akan pernah bisa mati. Sekalipun itu tidak dianggap.

Firli beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena keringat. Harapannya setelah selesai mandi, pikirannya akan menjadi jernih seperti air.

"wuhh segerr" kata firli saat
keluar dari kamar mandi.

Firli pun kembali pada tempat tidurnya. Lalu mengambil ponselnya yang ada diatas meja. Daripada tak ada kerjaan, firli berfikir untuk berselfie dan mempostingnya di instagram.

Setelah selesai melakukan aktivitasnya tadi, firli keluar kamarnya untuk mencari chichi. Diitarinya ruang atas oleh firli. Namun ia juga tidak menemukan chichi. Lalu ia lanjut mencari di lantai bawah.

"chichi puss puss" suara firli menggema di seluruh ruangan.

Bi iyem yang melihat firli sedang mencari chichi pun ia menghampirinya.

"nyari chichi ya non? " tanya bi iyem pada firli.

"iya, bibi tau? " ujar firli.

"itu non, chichi lagi sama den rean ditaman belakang" terang bi iyem sembari menunjuk reano yang tengah sibuk dengan sesuatu.

Firli pun menoleh mengikuti jari telunjuk bi iyem. Ia pun terbelalak tak percaya. Sejak kapan abangnya itu jadi suka dengan kucing. Khawatir akan hal dulu terjadi lagi, akhirnya firli pun menghampiri reano.

"oh makasih bi" ucap firli sembari tersenyum pada bi iyem. Lalu ia berjalan menuju reano.

Firli tak langsung mendatangi reano. Ia kini berdiri bersandar pada pintu belakang. Dilihatnya reano yang sedang mengelus chichi dengan lembut.

Gimana gue mau mendem perasaan gue ke elo kalo elonya bikin gue kagum kaya gini. Batin firli. Alasannya ingin memendam perasaannya kepada reano adalah karena Alex. Dimobil tadi alex sempat bercerita tentang kedekatan reano dengan Oliv.

Flashback on

"lama banget sih" rengek firli yang sudah menunggu reano lama di depan gerbang.

"ya maaf gue tadi masih persentase dulu dan dapet nomor terakhir" ujar reano dari dalam mobilnya. "jangan ngambek dong" bujuknya.

My Brother My Boyfriend (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang