25.Part Dua Puluh Lima

251 13 3
                                    

AlexKampus
P

Jesslyna

P?


AlexKampus
Besok gue jemput

Jesslyna
W bisa berangkat sendiri

AlexKampus
Gaush byk protes (read)

Firli pun melemparkan ponselnya malas. Baru saja 2 hari terbebas dari Alex, kini harus berurusan lagi dengannya.
Mimpi apa gue semalem yaampun. Gumam firli sembari meraup wajahnya dengan kedua tangan.

Apa gue minta bantuan ke bang re aja ya. Batin firli, lalu melesat pergi menuju kamar Reano. Setelah sampai didepan kamar, bukannya mengetuk pelan pintu kamar reano,Firli malah menggedor pintu kamar reano dengan keras. Sehingga membuat seisi rumah keheranan.

“Reano apalagi kamu” teriak yumna.

“bukan bang rean ma, tapi firli” balas firli.

“kamu ngapain sayang, pelan-pelan dong” nasihat yumna.

“ya ma maaf” ucap firli lalu ia beralih mengetuk pintu.

Tok tok tok
Bang reeeeeeeee” teriak firli yang begitu nyaring terdengar di seluruh ruangan.

Tak ada jawaban sama sekali dari reano. Karena ia sedang mendengarkan musik menggunakan earphone. Ntah dengan volume berapa reano mendengarkan musik. Sampai-sampai suara nyaring firli pun tak didengarnya.

Ada orang gak sih. Gumam firli sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Sudah kehilangan rasa sabarnya untuk menunggu, Akhirnya firli memutuskan untuk masuk kedalam kamar reano.

Ceklek
Firli membuka pintu dengan pelan. Ia takut jika reano sudah tidur. Namun kenyataannya berbeda. Dilihatnya reano sedang duduk di meja belajar dengan kedua kaki berada diatas meja dan earphone melekat di kedua telinganya.

Ohh pantesan dipanggil kagak nyaut. Gumam firli sembari menganggukkan kepalanya dan dua tangan terlipat didepan dadanya.

“Woeee” teriak firli sembari menarik kabel earphone milik reano.

“paansih lo anjing” umpat reano.

“paan lo bilang, lo tu dengerin musik volume berapa sih? Sampe gue tereak kenceng gitu kaga denger” tanya firli keheranan.

“emang lo manggil gue apa? ” reano bertanya balik.

“iya lah kan gue tadi bilang tereak-tereak manggil lo!! ” jawab firli.

“ga denger gue” balas reano dengan santuy nya.

“gimana mau denger lo kan pakek ginian” geram firli sembari menunjuk earphone yang dipegang reano.

“yaudah lo mau apa nyari gue? ” tanya reano.

Firli menghela napasnya jengah. “ gue besok bareng lo ya plissss” rengek firli.

“tumben banget kenapa emang? ” tanya reano sembari mengernyitkan sebelah alisnya heran.

“Ya nggak papa pengen bareng aja” jawab firli. Ia tidak mau berkata jujur daripada reano nanti membully nya.

My Brother My Boyfriend (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang