33.Part Tiga Puluh Tiga

220 12 0
                                    

Dengan seragam sekolah yang rapi dan rambut  terurai ditambah jepit pita yang menghiasi rambut pirangnya, Firli siap untuk berangkat sekolah. Ia keluar kamar sembari menyemprotkan parfum chanel kesayangan nya yang selalu ia bawa ke sekolah.

Firli pun menuruni tangga dan menuju meja makan, sudah ada yumna dan anton disana. Seperti yang dikatakan anton kemarin, hari ini dan 2 hari kedepan ia libur kerja.

“pagi paaaaaaaa” teriak firli bahagia karna papanya bisa sarapan bareng.

“astaga firli” balas anton.

“mama gak di sapa nih? ” celetuk yumna.

“selamat pagi mamaku yang cantik jelita” balas firli dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Yumna hanya menggelengkan kepala, ia sedikit heran dengan firli yang tidak seperti biasanya.

“non firli keliatan bahagia banget” ujar bi iyem.

“harus dong bi, kalo ga bahagia nanti firli gak cantik. Ehhh firli kan emang cantik” jawabnya.

“siapa bilang lo cantik” sahut reano yang sedang menuruni anak tangga.

“dih gak percaya” balas firli.

“gak”

“gue cantik, pah firli cantik kan? ” tanya firli pada anton.

Reano melambaikan tangan kepada anton. Memberinya kode untuk menjawabnya "tidak".
Namun kini anton berpihak pada firli.

“anak papa cantik dong” jawab anton.

Merasa menang firli menjulurkan lidahnya pada reano.

“makanya jangan macem-macem sama orang cantik” ujar firli.

“dih” cibir reano.

“cie udah baikan nihh” ejek yumna.

Keduanya pun hanya menyengir kuda.

“baikan? emang kemarin-kemarin berantem? ” tanya anton heran.

“emm cuma masalah kecil kok pa” balas firli.

“masalah kecil kok bikin berantem” skak mat.

“ya dia tuh masak kucing firli diumpetin di kamar mandi” balas firli berbohong.

***

“pagi gaisssssssss” sapa firli pada teman-temanya yang sedang rapat konferensi meja bundar.

“tuh anak kesambet keanya” cibir fransis heran.

“ho oh” balas lita.

“otaknya geser kali” maki devan.

“lagi ngomongin gue ya lo pada” ujar firli yang ikut duduk di samping marvel.

“tumben banget lo seneng? mimpi ketemu plastuiq ya semalem? ” ejek devan.

“ya harus seneng lah biar tambah cantik gue nya, masa sedih-sedih terus” balas firli. “enak aja lo bilang plastuiq! Lo sama mereka perbandingannya tuh 11/112! ” tambahnya lagi dengan nada bicara ngegas.

Fransis dan lita pun tertawa sekencang-kencangnya, sedangkan devan ia berulang kali mengumpat dan marvel ia hanya menarik sudut bibirnya menunjukkan senyum dinginnya.

“tumben lo” ujar marvel pada firli.

“nanti gue story in lewat chat aja, soalnya disini banyak ember pecah” jawab firli.

My Brother My Boyfriend (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang