30.Part Tiga Puluh

233 10 0
                                    

Tinining.. Tininingg..
Ponsel fransis berbunyi saat ia sedang makan.

“siapa sih” gumamnya.

Saat ia melihat ponselnya dan terpampang nama Marvel, ia pun mengangkat alisnya takjub. Tumben sekali seorang marvel aribara menelvonnya terlebih dahulu.

“ halo,wih tumben banget lo, gaada hujan gaada angin lo padahal” beo fransis takjub.

“jangan basa basi” balas marvel dingin.

“yaudah lo mau apa” tanya fransis ketus.

“gue mau lo bantuin gue buat nyelidikin pacarnya reano sama deketin jesslyn sama reano” ujar marvel.

“reano abang firli maksut lo? ” pekik fransis terkejut.

“hmm” marvel bergumam. “lo pasti tau kan kalo jesslyn suka dia” imbuhnya.

“emang jesslyn curhat itu tadi ke elo? ” tanya fransis.

“hmm” gumam marvel lagi.

“emang lo punya cara apa buat ini semua? ” tanya fransis.

“************” ujar marvel menceritakan segala caranya.

“oke sebisa mungkin gue pasti bantu lo” kata fransis dengan ikhlas.

“ok thanks” ucap marvel

“sam-”
Tut tut tut.

“hihh kebiasaan banget, gak di telvon di sekolah gayanya sama aja. Dingin banget kayak freezer kulkas” ujar fransis kesal. “dinginan dia malah” imbuhnya lagi.

****

Sesampainya dirumah. firli uring-uringan tak jelas di dalam kamarnya. Rasanya ia ingin menangis. Tetapi air matanya tak sejalan dengan pikirannya. Kini firli semakin menyesal dengan dirinya sendiri. Andaikan ia tak mengatakan nya waktu itu. Pasti tidak akan jadi seperti ini.

Kringggggg....
Kala ditengah uring-uringan nya, Tiba-tiba ponsel firli berdering. Terpampang nama alex di layar ponselnya. Dengan perasaan bercampur aduk firli mencoba baik-baik saja untuk bicara dengan alex.

“halo lex ada apa ya? ” ucap firli dengan suara yang sangat jelas berbeda di telinga alex.

“lo kenapa fir? Lo baik-baik aja kan? Lo gak sakit kan? ”

gue baik-baik aja kok” balas firli mencoba tegar.

“gue gak percaya kalo lo baik-baik aja, gue jemput lo kita keluar”

“tap-
Tut tut tut

“astagaaaaaaa” teriak firli frustasi.

Dengan terpaksa, firli bersiap-siap. Selalu saja begini, alex memang sulit dimengerti. Dan juga sulit untuk mengerti.

“ya Allah gini banget nasib firli” gumamnya dengan diiringi helaan napas yang begitu berat.

Tak lama kemudian terdengar klakson mobil dari luar rumah. Mendengar itu bi iyem naik ke atas untuk memberi tahu reano. Bi iyem kira alex akan mencari reano.

Firli keluar dari kamarnya. Begitupun dengan reano, ia juga keluar kamar. Mengira bahwa alex mencarinya.

“dean reano-

“firli bi ada janji sama alex tadi” potong firli ketika bi iyem ingin memberi tahu reano.

“oh iya non” jawab bi iyem lalu pergi ke bawah.

Ditempatnya reano menatap firli sinis. Seperti terdapat tatapan tidak terima di matanya. Namun firli mengira bahwa reano masih marah padanya. Jadi ia tidak berbicara maupun menanyai reano.

Reano masuk lagi ke dalam kamarnya. Firli pun memandangi pintu kamar reano. Banyak sekali keluh kesah yang ingin ia curhatkan pada reano saat ini. Namun apa daya, situasi sekarang sangat tidak memungkinkan untuk bercerita ataupun curhat. Jangankan curhat, berbicara saja reano tidak mau.

Firli berjalan turun menapak i anak tangga satu persatu. Dengan perasaan nya yang kini sedang campur aduk, ia mencoba tenang.

“bi firli keluar dulu ya” ijin firli pada bi iyem.

“iya non hati hati ya” jawab bi iyem yang hanya dibalas senyuman oleh firli.

“non firli kenapa ya, kok gak kayak biasanya” gumam bi iyem heran.

Firli berhenti sejenak di depan rumah untuk memakai sepatu. Firli tidak seperti reano yang membawa masuk sepatunya ke dalam rumah. Firli hanya membawa masuk sepatu sekolah saja.

Tin tin tin

“iya bentar” teriak firli.

“lama banget sih” sahut alex.

Firli pun berjalan menghampiri mobil alex. Membukanya lalu masuk kedalamnya.

“senyum dong, cantiknya ilang lo nanti” gombal alex sembari mencubit pipi firli.

Tanpa alex dan firli sadari. Ternyata reano sedari tadi mengintip dari jendela kamar. Entah mengapa dada reano terasa sesak jika melihat firli dengan alex bersama.

Alex pun melajukan mobilnya. Meninggalkan reano yang sedang dihantui perasaan yang tidak ia mengerti.

“apa yang udah gue lakuin ke firli” gumam reano bertanya pada dirinya sendiri.

My Brother My Boyfriend (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang