36.Part Tiga Puluh Enam

205 8 7
                                    

Tak bisakah kau percaya padaku? Apakah harus aku yang meminta maaf sekalipun aku tak salah?

“assalamu'alaikum firli pulang” ucap firli.

“assalamu'alaikum” serempak devan dan lita. Hanya marvel dan fransis saja yang tidak mengucapkan salam.

“wa'alaikumsalam” jawab bi iyem.

“non firli udah pulang, oh sama temennya” tambahnya lagi.

“iya bi, tolong bikinin minuman ya nanti anterin ke kamar” ujar firli.

“iya non” jawab bi iyem.

“keatas dulu ya bi” kata lita sembari membungkuk. Dan bi iyem hanya tersenyum.

“gue udah 2x kesini masih aja terpukau sama ni rumah.” bisik devan pada lita.

“ssstt diem lu gausah norak” balas lita sembari mencubit lengan devan.

“awh sakit tolol, yee maklum rumah gue kan gak seberapa” ujar devan.

“lo berdua ngapain sih” sahut fransis. Ia risi dengan lita dan devan.

“ehe gakpapa” serempak devan dan lita sembari menyengir tak berdosa.

Sesampainya mereka didepan kamar firli. Mereka dikejutkan dengan reano yang tiba-tiba keluar dari kamarnya. Reano memandangi mereka dengan tatapan dingin.

“bang” sapa devan.

Reano tak menjawab apapun. Ia hanya memutar kedua bola matanya. Lalu ia pergi meninggalkan mereka berlima.

“astaga kacang mahal, kutub utara pindah” cibir lita.

“udah biasa” balas firli seakan pasrah pada keadaan.

Marvel yang mendengar perkataan firli, ia dapat merasakan apa yang firli rasakan. Firli selalu bercerita bahwa ia tak tahan jika reano terus bersikap dingin padanya saat reano marah.

mereka berlima pun masuk ke kamar. entah apa yang mereka bahas, namun sesekali terdengar candaan dari luar kamar.

tak lama kemudian bi iyem datang membawakan minuman.

“non yang namanya den marvel mana ya” tanya bi iyem.

“dia bi” jawab firli sembari menunjuk marvel. “ada apa bi? ” tanya firli.

“di panggil den rean non” jawab bi iyem.

firli pun memicingkan matanya heran. begitu juga dengan marvel.

“dah sono” suruh firli dan marvel pun langsung berjalan mengikuti bi iyem.

setelah sampai di reano, bi iyem pun meninggalkan mereka berdua.

“ada apa bang” tanya marvel.

***

“btw abang lo ngapain manggil si marvel” tanya devan sembari menuangkan sirup.

“ya mana gue tau” jawab firli ketus.

disisi lain, Fransis dan lita tengah sibuk di meja rias firli. mereka sibuk mencoba make up firli satu persatu. Firli jarang sekali bermake-up, jadi hadiah make up dari ulang tahunnya sebagian belum ia pakai.

“jess yang ini gue buka ya” tanya lita sembari menunjukkan lipstik.

“terserah” jawab firli.

Tak lama kemudian marvel datang. anehnya, raut muka marvel sedikit berbeda dan terlihat lebih ketus.

“lo kenapa” tanya firli.

My Brother My Boyfriend (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang