34. Promises

722 71 16
                                    

.

.

.

"Paman mencintainya. Itulah yang tidak paman katakan padaku dan yang lainnya dalam cerita itu."

Aylmer menoleh. Tatapannya seolah menyembunyikan rasa sakit dibalik manik terangnya. Bibirnya merapat, kedua tangannya menyilang seraya menyandarkan punggung pada sandaran kursi taman. Menghirup napas dalam lalu menghembuskannya melalui bibir yang sedikit ia buka.

"Bagaimana bisa iblis seperti kita mempunyai hati?"

Entah bertanya pada Zean yang duduk di samping atau pada dirinya sendiri, Aylmer hanya menatap kosong saat mengucapkannya. Menggerakkan maniknya kesana-kemari, terpatri pada tangkai mawar yang bergoyang tertiup angin. Menikmati wangi ratusan mawar biru yang tersaji.

Satu tangannya terulur menunjuk setangkai mawar yang ikut mekar bersama yang lainnya. "Kau ingat? Itu adalah mawar pertama yang Damarion tanam dengan tangannya sendiri untuk Hime."

Mengikuti arah tunjuk paman bungsunya, Zean mengangguk membenarkan. Karena saat Damarion menanamnya, ia juga ada di sana.

Zean tersenyum, ikut menunjuk mawar yang lain tak jauh dari mawar yang pertama. "Dan itu adalah mawar yang aku tanam untuk nona cantik.

Zean terkekeh saat mengingat bagaimana ia merajuk dan merengek agar Damarion mengijinkannya menanam setangkai mawar di sana, setelah bersikeras kalau hanya Damarion yang boleh menanamnya. Hingga akhirnya Rion mengalah karena Hime memelototinya sambil melempar umpatan.

Kekanak-kanakan memang, tapi itulah cinta. Dan berkat mantra dari buku sihir Behemoth yang Zean gunakan, mawar itu tak pernah layu. Hanya akan terus mekar dan semakin indah.

"Mansion ini ... mansion ini dibangun kakak untuk melindungimu dan Azzuri." Aylmer kembali berceloteh, tatapannya berputar ke sekeliling, kemudian berhenti pada langit mendung di atas sana. Terhalang oleh membran tipis yang melingkupi sekitar, menyeruakkan garis merah yang menghilang dalam sekejab saat Aylmer menatapnya.

Itulah barrier yang Danta ciptakan. Barrier yang sampai sekarang masih menyamarkan keberadaan sang putra mahkota jika ia menginginkannya.

Danta sangat menyayangi istri dan putranya.

Jika diingat lagi bagaimana Aylmer dan Zean bisa sampai berbincang seperti ini setelah berseteru di hutan kastil timur, adalah karena Zean dengan sedikit keterpaksaan menjerat Aymer hingga mengikutinya ke dunia manusia.

Terpenjara bersama di dalam mansion karena Zean memperkuat barrier sang ayah, perlu tenaga besar jika Aylmer mencoba kabur dan menerobosnya. Setelah merapikan hutan Damarion, tentunya.

Sengaja, karena Zean ingin menawarkan sebuah rencana.


"Sampai kapan kau akan mengelak dari pertanyaan yang ku ajukan?" Zean mengembalikan topik ke inti pembicaraan setelah melayani penyelewengan Aylmer dari membahas bunga mawar hingga mansionnya.

Namun kali ini Aylmer tak menoleh. Ia malah menyandarkan kepala dan menyamankan diri dengan memejamkan mata. Tersenyum samar penuh ketulusan.

"Zean, Aku minta maaf," ucapnya setelah memecah hening yang sempat merayap.

"Aku tak seharusnya memanfaatkanmu. Tapi aku tak punya cara lain. Kara lenyap karena ku, dan aku bertanggung jawab untuk menebus dosaku padanya. Dia tak bersalah. Dia tak harus menanggung semuanya ... sendirian."

Zean menunduk, ia mengerti.

Kara berkorban jiwa untuk sang paman, sampai akhir memendam perasaan itu sendirian tanpa tahu kalau Aylmer juga mencintainya.

The DEVIL'S WOMAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang