27. Hidden Truth

1.1K 77 17
                                    

.

.

.

Dibalik keindahan ribuan mawar biru yang merekah, pintu berukiran naga di tengah taman seluas lapangan sepak bola itu tengah terbuka. Menampilkan tangga bawah tanah dengan dinding basah yang berlumut serta obor-obor kecil yang menjadi pelita akan gelapnya ruangan di dalamnya, sekalipun tak dapat menyamarkan udara lembab yang membuat napas serasa sesak.

Saat perlahan melangkahkan kaki masuk, menelusuri lorong remang yang cukup panjang, bau besi berkarat mulai menusuk penciuman. Berpadu dengan irama tetesan air, mengisi kesunyian yang mencekam. Namun, itu pun sama sekali tak mengganggu dua pria tampan yang saat ini berada di sana.

Berdiri di depan jeruji besi dengan lentera di masing-masing sudutnya, menatap makhluk berbeda ras yang terikat oleh rantai, terpenjara di baliknya.

Pria di balik jeruji menggeram. Memperlihatkan dua taring yang mencuat di sudut bibirnya, dengan manik seluruhnya hitam legam. Tampak begitu lusuh, sekaligus mengerikan di waktu yang sama.

"Aku tidak percaya Zeya Clainos menempatkan makhluk seperti ini di sisi Sia selama ini ."

Embusan napas berat mengakhiri ucapan pria tampan dengan manik rubi yang memikat. Surai peraknya yang semakin memanjang ia urai hingga menutupi punggung lebar berbalut jubah hitam khas kerjaan yang ia kenakan.

Manik itu menyipit," apa makhkuk ini yang juga mencoba membunuhku?"

Zean menoleh pada pria tampan di sampingnya yang masih enggan bersuara. Pemilik manik kelabu yang menghanyutkan itu malah memutar tatapan, menelisik setiap sudut ruang rahasia kepunyaannya. Ruangan bawah tanah yang ia gunakan untuk menyembunyikan seseorang dan membuat gadis yang ia cintai membencinya ... ratusan tahun silam.

"Paman, aku sedang membahas makhluk tak tahu diri ini," Zean menunjuk ke arah di mana sang tawanan berada. Wajahnya menekuk, mulai kusut karena ternyata sejak tadi tak dihiraukan. "Tapi kenapa kau malah memikirkan hal lain?"

Melihat Zean mulai menggerutu, Rion hanya bisa menghela napas. Melirik singkat lalu kembali menatap makhluk yang dibicarakan Zean dengan kedua tangan menyilang di depan dada. "Mindlink mu sudah kembali ... itu bagus."

"Hmm ..." Zean mengangguk antusias. Senyum lebar menghias di bibirnya. Ia mengangkat satu tangan, kemudian mengepalkannya. "Semua kekuatanku sudah kembali sekarang. Paman mau coba?"

Tentu saja, Danta sudah mengembalikan kekuatan Zean diam-diam sebelum putranya sadar. Apalagi setelah Damarion berteriak di depannya dan menjelaskan semuanya, tak ada lagi alasan bagi Danta untuk tetap menyegel kekuatan sang pewaris takhta. Itu juga yang membuat regenerasi Zean begitu cepat.

Karena sekejam dan seegois apapun Zavian Dantalion, ia tetaplah seorang ayah ... yang akan tetap merasa sakit saat putranya terluka.

Untuk kedua kalinya, Damarion kembali melirik singkat lalu menatap ke depan. Menelisik makhluk aneh yang bukan manusia, bukan juga seorang grim reaper seperti halnya orang yang mengirimnya.

Entah bagaimana Zeya Clainos bisa menciptakan makhluk seperti ini. Sebuah tubuh kosong untuk di isi jiwa orang yang baru saja mati, lalu mengubah tubuh itu menyerupai si pemilik jiwa. Sosok yang memiliki perasaan dan emosi yang sama, tapi tetap bisa dikendalikan. Dengan kata lain, makhluk ini sama halnya dengan sebuah boneka.

Hanya saja Damarion tak begitu yakin kalau grim reaper juga memiliki ijin untuk menciptakan makhluk seperti ini.


"Jadi ... bagaimana kau akan menjelaskan situasi ini pada gadismu itu?"

The DEVIL'S WOMAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang