part 24

585 44 8
                                    

Begitu sakit ketika mengingat kejadian itu, namun kenapa harus teringat terus menerus.

Alesha chayra nadhifa.

Karena Alesha tak dijemput oleh Ayah, Alesha pulang bersama Reza bukan Lian. Bahkan Lian pulang bersama cewek lain, Key.

Mereka tidak langsung pulang kerumah, mereka mampir sebentar di cafe tak jauh dari sekolah mereka.

Ternyata Reza mengajak Alesha mampir sebentar ke cafe bukan karena reza ingin beli sesuatu, seperti alasan yang dia bilang. Namun di cafe itulah tempat Alesha bertemu Lian.

Sangat ingin rasa nya Alesha ingin bertemu Lian, namun kejadian itu membuat begitu sakit. Dan akhirnya Alesha pergi dari Cafe itu, tak ada yang ingin didengarnya sungguh sangat muak.

Alesha berlari, menjauh dari cafe itu. Langit mulai menampilkan warna jingganya tanda senja menjelang malam

Alesha berhenti berlari, berada di jalan masih jauh dari komplek rumah. Rintikan hujan mulai membasahi tubuh nya.

"ga ada angkot, handphone lowbat " keluhnya berjalan menuju komplek rumah nya.

"Begitu sakit ketika mengingat kejadian itu, namun kenapa harus teringat terus menerus." lirih nya yang tak terasa Air mata nya jatuh bersama jatuhnya air hujan.

Dirinya mulai lelah, lemas, dingin. Baju seragam nya yang telah basah tampak sangat kusut.

Tinn,,, tinnn,,, tinn,,
Bunyi klakson motor, menghentikan langkah Alesha. Didapatkan Lian yang dan motornya, ketika Alesha membalikan badannya.

"Ayo naik ntar sakit lama lama hujanan. Kasihan bunda, khawatir." rayu Lian menahan lengan Alesha.

"apa pedulinya lo sama gue, urus aja cewek lo."

"kamu"

" Pas weekend jalan sama cewek yang katanya sepupu, tadi pulang bareng Key hahaha. Ga perlu lo peduliin gue, gue sakit juga ga nyusahin lo"

"gue juga sakit ada obatnya. Bukan cara lo yang kek gitu yang membuat gue sakit tapi ga ada obat nya " lirih nya melepaskan tangan Lian, berjalan dan Lian terus saja menghentikan Alesha.

"maaf Sha, sumpah pas weekend kemaren, paman sama bibi aku datang, nah itu pas weekend aku jalan sama adek supupu aku, anak bibi udah lama ga ketemu sekalian ajak dia jalan jalan di komplek . Kalo Masalah key..." belum Lian menjelaskan kepada Alesha, Alesha merasa pusing, kepalanya terasa ingin pecah. Dia pun terduduk menelengkupkan kepalanya.

"jujur dulu gue percaya sama lo, tapi hiks,, hiks,, sebelum kejadian semua itu, gue pernah liat lo ketemu key bukan pas tadi aja . Hikss,,hikss sakit banget "

"lo buat gue awalnya ngerasa sangat istimewa sampe gue lupa lu ngelakuin ini bukan ke gue ternyata ke semua cewek hikss, hikss,, "ucap Alesha sembari menangis .

"jangan nangis, kamu istimewa, berarti buat aku. stop nangis " ucap Lian sendu.

"jangan habisin air mata kamu buat tangisin aku yang bisa menyakiti terus ga pernah buat kamu bahagia." lirih Lian.

"lo enak tinggal ngomong gitu, kita belum lama kenal tapi lo bisa buat gue seneng kalo deket sama lo juga bisa buat gue sakit dibuat sama lo "

Alesha selalu mengalah dari egonya memaafkan Lian. Matanya terlihat sembab, bibirnya pucat dan seragamnya sangat basah karena hujan sangat kedinginan .

"tolong anter pulang" ucapnya membantu Lian bangkit.

ntar bunda sama ayah nyariin." sambung Alesha, Lian melepaskan hoodienya memasangkan ke Alesha

Pangeran Kelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang