Mina enggak tahu harus ngapain, daritadi Jaemin cuman diem dan enggak ada niatan buat ngejelasin. Bahkan Mina lihat kalau Eunbi jelas jelas lagi megangin tangan Jaemin.
Sebenarnya mereka ini apa, sedang apa. Dan Mina buat Jaemin itu artinya apa.
"Min, "
Jaemin sama Mina sama sama noleh ke Jisung yang niatnya manggil Mina, cuman emang dasarnya panggilan mereka sama sama Min. Jadi mereka berdua merasa terpanggil.
"Pesen makan yang lain yuk, " ajak Jisung, dia enggak mau sampai ada keributan disini.
Tatapan Mina jatuh ke lantai yang ia pijak, rasanya sakit melihat orang yang kita sayangi malah dekat dengan orang lain disaat orang yang kita sayangi itu tidak seharusnya bisa berjalan-jalan. Jika orang lain berpikir dan tahu posisi Jaemin saat ini, pasti mereka akan mengira jika Jaemin membela bela kan kesehatannya untuk menemani Eunbi.
Sama seperti Mina yang sekarang berpikir seperti itu, Mina tahu pasti Jaemin enggak ngira kalau Mina udah tahu tentang Jaemin yang baru pulang karena pengobatan. Makanya daritadi Jaemin diem aja dan enggak ngejalasin.
Mina sedang mengontrol emosinya untuk positif thinking dan percaya sama Jaemin.
"Iya Sung. " sahut Mina dan memilih berbalik. Ia pura-pura lupa saja jika ia pernah bertemu dengan Jaemin beberapa menit yang lalu.
Jaemin menghelas nafas panjang, tanganya menghempaskan tangan Eunbi dengan kasar. Seharusnya Jaemin enggak bungkam.
"Enggak usah ngancem-ngancem gue, " ketus Jaemin. "Kalau saham papa gue udah membaik, gue bakal tinggalin lo! "
Dengan langkah kesal Jaemin pergi ninggalin Eunbi yang jadi marah sama Mina. Iya, Eunbi kenal Mina. Lagi pula siapa yang enggak kenal pacar fenomenal nya Jaemin.
Satu sekolah tahu kalau mereka pacaran, dan satu sekolah juga tahu kalau hubungan mereka kayak cuaca. Enggak tentu.
"Jaemin ih! " teriak Eunbi yang tidak terima karena Jaemin main melengos begitu saja.
–
Keadaannya canggung, sejak sesudah pertemuan Jaemin sama Mina. Mina jadi diem aja, enggak ada kata kata yang keluar dari bibirnya.
Jisung juga enggak berani nanya atau mengklarifikasi apapun. Mereka memakan makanan mereka dengan keheningan, meski tempat ini bising oleh perbincangan pengunjung lain. Tapi yang mereka rasakan cuman angin yang melintas tanpa permisi.
Tangan Mina meraih ponselnya, ia mengetikkan sesuatu. Dan setelahnya Mina menaruhnya kembali diatas meja, tidak lupa ada sebuah dentuman lagu.
Mari belajar membenci
Pelan-pelan,
Atau belajar tak peduli
Diam-diam,Sebenarnya sudah lama Mina mendengarkan lagu ini, ia dapatkan dari salah satu books di aplikasi yang terinstal di ponselnya minggu lalu. Dan baru kali ini Mina mendengarkan lagu ini lagi.
Ternyata lumayan, setiap nadanya membuat Mina semakin mengingat Jaemin. Meski Mina menginginkan sebaliknya.
Mina mendongak melihat Jisung yang sesekali mencuri curi pandang.
"Kayaknya Jaemin emang ga–
"Bukan. " potong Jisung. "Maksudnya, Jaemin cuman butuh waktu kakak aja. Kakak harus nunggu sampai Jaemin ngejelasin semuanya. "
"Lo tahu soal ini Sung? "
Jisung menggelengkan kepalanya. "Enggak. Tapi gue yakin, Jeno tahu soal ini. "
"Jeno enggak bakalan tinggal diem kalau pacarnya jalan sama sahabatnya sendiri, makanya waktu gue tadi lihat Eunbi sama Jaemin. Pasti ada alasan yang kuat kenapa Jeno enggak langsung hadang mereka. "
Rasanya Mina ragu, tapi enggak salah juga kalau Mina nunggu Jaemin. Toh, memang udah jadi hobi Mina untuk nungguin Jaemin. Dan tetap terus menyukai lelaki itu. Mengagumi lelaki itu. Menyayangi lelaki itu. Mencintai lelaki itu.
Akhirnya Mina memutuskan untuk menunggu Jaemin.
–
Lagi lagi Jaemin dibikin keki sama Eunbi, perempuan ini. Bukan tipe Jaemin. Dia bahkan banyak ngancem daripada jalannya.
Jaemin sampai heran kenapa sahabatnya bisa suka sama Eunbi. Bukannya mau nge cibir pilihan sahabatnya Jeno, tapi seharusnya Eunbi membantah perjodohan mereka kalau Eunbi ingat Jeno.
Bahkan ketika Jaemin mati-matian nolak perjodohan, Eunbi cuman diem. Seolah dia enggak punya alasan buat nolak perjodohan. Aneh kan. Banget.
"Lo kenapa enggak nolak si Bi, lu kan punya Jeno. " ujar Jaemin yang udah ada dipuncak kemarahan. Dia enggak mau kasar. Tapi lambe Eunbi pengan banget dikasarin.
"Emangnya lo enggak mau bantu papa lo? "
Shit. Bukan pertanyaan yang Jaemin mau denger dari mulutnya Eunbi.
"Jeno sama lo udah pacaran tiga bulan loh Bi, kok lo enggak mikirin perasaan Jeno sih? "
"Apa peduli gue, dia juga masih suka perhatian sama cewek lain diluar sana. "
"Jeno bukan perhatian, dia cuman ramah kesemua orang. "
"Halah, lo cuman mau ngebelain temen lo itu doang kan. Ngaku aja. Lagian gue udah muak sama Jeno, dia terus bikin gue sakit hati karena malah ngerespon adik kelas yang suka sama dia. "
"Kan gue udah bilang, Jeno cuman ramah ke semua orang. Harusnya sebagai pacar lu lebih tahu dong Jeno gimana. " kata Jaemin, yang males juga kalau harus berurusan sama Jeno.
Iya, jadi Jeno belum tahu. Jaemin juga baru tahu kalau dia dijodohkan sama Eunbi sepulang dari luar negeri. Dan langsung diseret kesini sama Eunbi.
"Udah enggak usah bacot, gue enggak mau dengerin semua tentang Jeno lagi. Gue mau moveon dari dia ke lo. "
"Gila lo, gue udah punya Mina! "
"Bukannya kalian udah putus ya? Gara-gara Lami? " tungkas Eunbi.
Jaemin mendelik, cape ngomong sama radio rusak. Suara nyaring nya lebih bising daripada knalpot aqua.
"Pokoknya gue ingetin, setelah ini enggak usah deket deket gue lagi. Gue jijik! "
"Nyenyenyenyenye. "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran tak dianggap 「Jaemin X Mina 」
Krótkie Opowiadania[ emang pacaran itu ngapain sih? ] "gue enggak yakin dia anggap gue pacarnya."-Mina. "gue enggak yakin dia anggap gue pacarnya." -Jaemin. ☑non baku ☑typo maafkan ☑up kadang Start: End: