Derasnya hujan menjebak Mina dikoridor ruang guru, yang berhadapan langsung dengan parkiran dan gerbang sekolah.
Sesekali gadis berambut hitam kecoklatan itu menyalakan ponselnya, melihat jam berapa saat ini.
"Arghh sial! " umpat Jaemin membuat Mina yang mendengarnya menengok ke sumber suara.
Sudah beberapa hari ini Mina berdiam diri, enggan mendekati Jaemin.
Meski mungkin dalam hatinya ia merindukan ekspresi jengkel Jaemin, yang sering ditunjukan padanya ketika ia berteriak memasuki kelas sang pacar.
"Mungkin bukan lagi, " ucap Mina dalam hati sambil tersenyum paksa dan beralih melihat air yang seperti tirai dihadapannya.
Mina memeluk dirinya sendiri, angin menerpa tubuhnya sedikit membuatnya kedinginan.
"Manusia bernafas! " seru Jaemin dan langsung melempar jaketnya.
Dengan refleks Mina menangkap jaket yang Jaemin lemparkan padanya, Mina tertegun menatap Jaemin sepihak.
Lelaki itu kembali sibuk menonton hujan, seolah tidak menyadari kehadirannya.
"Maksudnya apa? " tanya Mina dengan nada agak kesal, ingin tahu respon Jaemin.
"Pake aja! "
Jaemin masih tidak mau melihat lawan bicaranya, tangannya terlipat didepan dada menunggu hujan reda.
Akhirnya daripada disia-siakan Mina memakai jaket tersebut, harum parfum ini mengingatkan Mina tentang sesuatu yang indah dimasa lalu.
"Masih pake parfum ini ternyata, " gumamnya dengan guratan senyuman dan setelah itu melihat Jaemin.
Tak sangka Jaemin melihat ke arahnya hingga lelaki itu buru-buru memutuskan kontak mata.
"Kalau mau lihat, lihat aja kali. " goda Mina lalu terkekeh menatap hujan.
"Kebetulan aja lagi nengok! " bela Jaemin tidak mau dibilang tengah memerhatikan Mina.
Mina mengangguk mengiyakan perkataan Jaemin, meski dalam hatinya ia sudah berteriak menyadari tingkah Jaemin yang menandakan jika lelaki itu masih menyukainya.
"Kita break apa putus? " tanya Mina tiba-tiba, Namun segera Jaemin jawab.
"Break! "
"Eh, "
Jaemin berpikir sejenak, apa yang ia bilang tadi. Matanya menatap mata Mina yang berbinar seolah memberikanya sebuah perasaan yang lalu.
"Eh, apasih? " ucap Jaemin merasa ada kesalahan pelafalan.
Senyuman manis terpampang diwajah Mina, gadis itu menatap Jaemin penuh arti. Tanganya membuka payung yang sedari tadi ditahan olehnya, hujan sudah mereda.
"Aku pulang duluan, pacar tapi lagi break! " seru Mina dan berlari kecil keluar dari gerbang sekolah.
"Eh, "
Jaemin menggaruk kepalanya, kenapa lidahnya berjawab itu. Seketika pipinya memanas dan tersenyum sendiri seperti kehilangan akal.
Langkah Mina terhenti, ia menoleh kebelakang melihat Jaemin dari sela-sela pagar sekolah.
"Si pacar baper, " ledek Mina pada Jaemin namun dalam pikirannya.
Mina teralihkan ketika suara mesin motor berhenti didekatnya.
"Jisung? "
Sang pengemudi membuka kaca helmnya lalu menengok kan kepalanya kearah tempat kosong dibelakangnya, memberikan kode agar Mina terduduk disana.
"Hah, kenapa? " tanya Mina.
Terkadang ketika hujan telinganya sering menangkap bunyi-bunyi tidak jelas, seakan memanggilnya atau menyuruhnya.
"Naik, gue anter! " kata Jisung.
Mina ber-oh ria mendengar ajakkan Jisung dengan jelas, tapi Mina tidak lekas menerima tawaran tersebut.
"Enggak ah! Mau naik bus aja, " tolak Mina menyertakan alasan.
"Tap–
"Pacar! " potong Jaemin yang tiba-tiba datang dari dalam sekolah.
Mina yang melihat senyuman indah Jaemin seakan terhipnotis dan berjalan menuju sang pacar.
"Ngapain manggil? " tanya Mina tersipu, dengan mengetes apa yang Jaemin maksud.
"Kita pulang bareng, " kata Jaemin melihat Mina dan Jisung yang ada disana bergantian.
"Kalau enggak mau gimana? " goda Mina, senang ketika Jaemin tengah perhatian-perhatian nya.
"Aku paksa! "
"Dih! Pemaksaan, "
"Biarin yang penting bahagia. "
"Dih! Gitu, "
"Mau naik apa enggak nih? "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran tak dianggap 「Jaemin X Mina 」
Storie brevi[ emang pacaran itu ngapain sih? ] "gue enggak yakin dia anggap gue pacarnya."-Mina. "gue enggak yakin dia anggap gue pacarnya." -Jaemin. ☑non baku ☑typo maafkan ☑up kadang Start: End: