"mau masuk dulu gak? "
Jaemin yang awalnya nancap gas nengok, natap Mina kaget.
"Tumben ngajak, biasanya ngusir. " sahut Jaemin membuat Mina sadar dan mengusap tekuknya yang tiba-tiba dingin.
"Gitu ya, yaudah pulang sana. "
Dengan langkah seribu Mina berbalik dan berjalan ke arah rumah, perasaanya campur aduk antara malu sama gengsi.
"Sholat jangan lupa! "
Teriakkan itu berkesan pada diri Mina, wajahnya merah padam dengan guratan senyuman dibibirnya.
Rasanya lega, semuanya terasa tidak ada beban. Jaemin melihat sekitaran jalanan banyak yang berdagang aneka minuman hangat, dan disudut sana ada pedagang yang mengingatkan kenangan Jaemin bersama Mina.
Mina menggeleng mantap sembari membuang mukanya, tidak mau menerima tawaran Jaemin.
"Hujan loh ini, minum biar enggak kedinginan. " kata Jaemin tapi Mina terus menggelengkan kepalanya.
"Kan udah pake jaket kamu, mana bisa aku kedinginan. "
Senyuman kecil Jaemin rautkan, tanganya meraih tangan Mina dan memaksakan agar Mina memegang gelas berisi bajigur.
"Minum, biar kamu bisa mengalirkan kehangatan buat aku. " ucap Jaemin.
Mina menghela nafas menatap Jaemin malas, terkadang Mina lemah jika dipaksa seperti ini.
"Yaudah aku minum, tapi awas aja kalau kamu enggak ikut minum. "
"Iya iya aku minum, nih aku minum nih. " jelas Jaemin memperlihatkan segelas penuh bajigur yang siap ia teguk.
"Aish, "
"Kenapa? " tanya Jaemin terkejut melihat Mina menumpahkan bajigur yang sudah diminumnya.
"Panas, " jawab Mina kewalahan sembari mengeluarkan lidahnya yang kepanasan.
Jaemin terkekeh lalu mengacak pincuk rambut Mina dengan gemas.
"Makanya tiupin dulu, "
"Minuman enggak boleh ditiupin ya, itu sumber penyakit tahu! " tungkas Mina.
Jaemin hanya mengangguk paham, ia tidak mau berdebat soal penyakit karena tiupan angin dari mulut. Karena jika Jaemin berdebat dengan Mina pasti Mina yang menang.
Tiba-tiba Jaemin tersadar ketika salah seorang pejalan kaki meneriakinya.
"Nak! Awas
Pranggg
Tangan Mina tidak sengaja menyenggol piring stainless membuat kebisingan didapur.
"Hati-hati Mina! "
"Iya ma maaf, " rasanya aneh Mina tidak biasanya menjatuhkan barang, meski dia ceroboh tapi perasaan sekarang berbeda.
Daniel duduk dimeja makan memperhatikan gerak-gerik Mina yang seolah salah arah.
"Lah, nyari apa lu dek? Mundar-mandir enggk jelas, mata gue pusing nih. " protes Daniel lalu meneguk minuman kalengnya.
"Piring mana ya? "
"Lah itu ditangan lu apa sakura, aehhh. " cibir Daniel.
Mina melihat piring yang sudah ia pegang lalu tersenyum malu, tangannya meraih sendok makan dan mulai mengambil nasi dan lauknya.
"Tadi balik dianterin Jaemin? " tanya Daniel dan dijawab anggukkan Mina.
"Udah akur ternyata, " lanjut Daniel terus ketawa kecil.
"Emangnya kenapa bang? "
"Kemaren Jaemin nangis nemuin gua di lapangan basket indoor, katanya lu enggak nyamperin dia dikelas. "
Mina cuman diem enggak mau bereaksi apa-apa dulu, takutnya Daniel ngecengin dan lemes bilang ke Jaemin soal reaksinya denger dia tahu kelakuan Jaemin pas lagi break sama dia.
"Dia suka banget sama lu, jangan digantung anak orang. " kata Daniel terus pergi ke ruang tengah.
Mina duduk natap sepiring makanan sorenya, rasanya bahagia tapi Mina masih ragu untuk menetapkan jika Jaemin itu tulus sama dia apa enggak.
"Kapan sih gue yakin, " gumam Mina sembari meneriaki perasaanya sendiri.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran tak dianggap 「Jaemin X Mina 」
Cerita Pendek[ emang pacaran itu ngapain sih? ] "gue enggak yakin dia anggap gue pacarnya."-Mina. "gue enggak yakin dia anggap gue pacarnya." -Jaemin. ☑non baku ☑typo maafkan ☑up kadang Start: End: