Selamat membaca!
Maaf atas keterlambatannya!
.
.
."Terimakasih untuk memperbolehkan kami menginap." Zhu ZanJin dan Liu Haikuan tersenyum kecil. Kedua tuan rumah mengantarkan mereka sampai pagar rumah.
Setelah mobil itu pergi Xiao Zhan langsung masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan Wang YiBo di belakangnya. Tiba-tiba tangannya di cekal erat, menyuruhnya untuk berbalik badan menghadap laki-laki itu.
Xiao Zhan tidak berani untuk menatap kedua mata dingin Wang YiBo. Tangan yang tidak di cekal mengerat pada ujung baju yang di gunakan.
"Apa baik?" Wang YiBo bertanya, dengan nada yang tidak berubah. Namun tatapan mata yang terlihat melembut.
Dengan sedikit takut Xiao Zhan mengangkat kepalanya, lalu mengangguk. Tangannya mencoba melepas cekalan erat Wang YiBo dan berlalu pergi.
"Saat sedih, datanglah padaku."
Langkah tersebut berhenti, membalikan badannya sedikit lalu tersenyum lebar, "Terimakasih."
Wang YiBo mematung di tempat, mengingat ulang senyuman tulus Xiao Zhan. Senyum dan sorot mata yang sama saat berbicara pada YuChen dan yang lain.
Dengan langkah pelan menyusul Xiao Zhan yang terlebih dahulu berjalan. Xiao Zhan nampak jelas menjaga jarak, dia merasa canggung sekali. Mengingat pelukan erat, mengingat harum tubuh yang sama, yang membuatnya terus ingin menghirup hingga habis. Harum yang menenangkan.
Xiao Zhan berhenti saat ingin menaiki anak tangga. Saat berbalik kepalanya membentur sesuatu yang keras. Tangannya mengusap bekas benturan pada benda keras yang tidak sengaja di tabraknya.
Sesuatu lain mengelus kepalanya pelan, sangat lembut. Lebih lembut dari sapuan bulu angsa putih. Xiao Zhan mendongak, seketika matanya terkunci pada kelereng cokelat yang memandangnya lembut.
"Apa sakit?" Suara berat itu membuatnya merinding, kepalanya menggeleng cepat. Tangan Wang YiBo nampak masih nyaman di atas kepalanya, diapun tidak menolak, ini sangat nyaman.
Dengan elusan lembut, dan aroma yang tiba-tiba menguar. Aroma yang menenangkan. Perlahan tubuhnya mendekat, semakin dekat pada tubuh yang lebih tinggi sediki darinya. Rasanya terhipnotis oleh sesuatu yang tidak kita tahu.
Dan, berakhir pada sebuah dekapan hangat, kepalanya tidak berhenti mendapatkan elusan lembut. Berada dalam dekapan yang hangat, yang memabukkan. Di tidak ingin lepas, wajah yang di benamkan di ceruk leher putih milik Wang YiBo.
Di hirupnya aroma Wang YiBo, di dekapan yang terasa hangat dan nyaman.
"Apa nyaman?"
Suara tersebut menyadarkan pikiran Xiao Zhan yang tenggelam dalam kenyamanan. Otaknya berfikir, berputar-putar dalam kejadian. Matanya membulat sempurna dengan satu kali dorongan pelukan mereka terlepas.
Sudah di pastikan seluruh wajahnya memerah sempurna, dengan seenaknya dia memeluk seseorang tanpa izin dan berbuat tidak sopan seperti menghirup di ceruk leher putih milik Wang YiBo. Dia seperti mencari kesempatan dalam kesempitan rasa simpati Wang YiBo.
Ini memalukan! Dia mempermalukan dirinya sendiri! Ini tidak bisa di biarkan.
Satu langkah Wang YiBo mendekat, dan satu langkah mundur Xiao Zhan. Dengan sigap dia menutup hidung nya agar tidak menghirup aroma yang membuatnya gila.
"Jangan mendekat!" Suara Xiao Zhan nampak seperti itik di depan Wang YiBo yang nampak seperti singa lapar.
Satu langkah, dua langkah dan entah mengapa di sudah tidak bisa bergerak. Karena terbentur dengan pegangan tangga. Tangan nya masih setiap untuk menutup hidungnya. Jantungnya berdegup kencang, ini terlalu dekat! Dia bisa melihat pahatan indah milik tuhan.
Suara ponsel yang nyaring menyelamatkan kehidupan Xiao Zhan yang ada di ambang hidup dan mat
Siapapun yang menghubungi nya sekarang dia akan mengucapkan terimakasih sebanyak mungkin! Dan yang menyelamatkannya adalah YuChen."Hallo ChenChen, ada apa?"
"Kau lupa hari ini?"
Xiao Zhan nampak berpikir sebentar, dia melupakan bahwa seseorang masih menatapnya dengan jarak dekat.
YuChen mengingatkan untuk hari ini, dan pada hari ini bukan hari yang spesial untuk mereka.
Suara decakan kesal di seberang ponsel membuat Xiao Zhan semakin bingung.
"Kau pasti melupakannya ZhanZhan, sekarang hari kematian orang tuaku, aku menunggumu" Xiao Zhan tersadar melupakan hari kematian orang tua sahabatnya itu.
Dan tanpa sengaja kepalanya membentur kening Wang YiBo. Rasanya tidak terlalu menyakitkan tetapi ini memalukan. Di lihatnya kening Wang YiBo yang merah, tetapi laki-laki itu hanya diam tidak menunjukkan reaksi tersakiti.
"Maafkan aku! Sungguh aku tidak sengaja!" Xiao Zhan menatap bersalah pada Wang YiBo.
"Hm" Wang YiBo nampak tidak memperdulikan warna merah yang hampir keunguan di keningnya. Tangannya mengelus kepala yang tidak sengaja membentur keningnya.
"Apa sakit?" Xiao Zhan menggeleng cepat. Dia sedikit malu dengan perhatian tiba-tiba laki-laki di hadapannya. Mungkin itu salah satu rasa simpati Wang YiBo. Mana mungkin laki-laki seperti Wang YiBo menyukainya? Itu mengerikan!
Dengan lembut, Xiao Zhan melepas telapak tangan yang mengelusnya, " Aku akan pergi bersama YuChen."
"Kemana?" Alisnya merajut bingung.
Xiao Zhan, "hah?"
"Aku ikut denganmu."
....
Setelah pergi berdo'a sebagi rutinitas tahunan saat kepergian orang tua sahabatnya itu, seperti biasa mall adalah tempat yang dikunjungi. Dengan bertambahnya satu orang tidak membuat seorang Xiao Zhan diam.
YuChen dan Wang YiBo berjalan di belakang, berbeda dengan Xiao Zhan yang di penuhi oleh aura positif. Mereka berdua di penuhi oleh aura sebaliknya, hitam pekat yang menandakan permusuhan.
Walaupun Xiao Zhan memakai segala atribut untuk menutupi identitasnya, tetap saja sorot tajamnya menembus kaca mata.
Semangat YuChen yang akan pergi jalan-jalan bersama Xiao Zhan harus pupus saat kelinci manisnya membawa singa hutan. Ingatkan dia untuk tidak membawa kabur Xiao Zhan dari Wang YiBo.
Waktu bersama Xiao Zhan semakin sedikit, jadi YuChen harus Ekstra mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Mau menu apa untuk sekarang?" Xiao Zhan nampak melirik sekilas pada dua laki-laki yang sedang perang dingin diam-diam.
YuChen nampak tersenyum kecil lalu mendekat pada Xiao Zhan seraya merangkul pundaknya, "Apapun aku akan menyukainya."
"Kalau kau YiBo? Ingin makan apa?" Xiao Zhan berbalik, melihat laki-laki yang nampak seperti teroris di tengah-tengah kerumunan.
Wang YiBo nampak diam, "Apapun."
Satu acungan jempol di layangkan pada Wang YiBo, mereka duduk pada meja yang berada di sudut. Tidak terlalu menonjol. Bermain ponsel masing-masing untuk menunggu pesanan yang belum kunjung datang.
Mata Wang YiBo melirik interaksi antara Xiao Zhan dan YuChen yang sangat dekat, berfoto bersama, merangkul, tertawa bersama. Dia merasa panas, lebih panas melihat secara langsung. Ingin mematahkan tangan yang merangkul Xiao Zhan.
Dia cemburu! Sangat cemburu!
Makanan datang, beberapa menu dihidangkan. Makanan miliknya belum di sentuh sedikitpun.
"Kau jangan memakan makanan pedas terlalu banyak. Sayuran hijau di piringmu sangat sedikit! Kau harus tetap sehat." Suara YuChen membuat kedua telinganya panas.
Tidak ada yang bisa di lakukan selain diam mengutuk YuChen yang seenaknya menyentuh Cintanya!
TBC
Terimakasih untuk perhatiannya
Semoga kalian suka dengan Chapter ini.Komen sebayak"nya
Jangan lupa tinggalkan jejak kepastian:V
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Feeling Good [YiZhan] [END]✓
FanfictionXiao Zhan seorang Pengusaha kuliner, Novelis, sekaligus merangkap sebagai DJ yang mendapat julukan Master Minum-minum. Wang YiBo seorang Artis sekaligus penerus perusahaan Wang yang mendapat julukan penakluk ranjang. Di satukan dalam sebuah hubungan...