Warning!
Terkadang END tidak sesuai keinginanSelamat membaca!
"Xiao Zhan!"
Tubuhnya bergetar, kepalanya pusing bukan main. Keningnya di penuhi keringat. Hal yang pertama di lihatnya adalah lampu kamar tidur miliknya. Tubuhnya terpaksa bangun. Nafasnya memburu. Di lihatnya dinding yang kosong tanpa ada bingkai foto. Tidak ada foto-foto nya bersama Xiao Zhan.
Pikirannya berkecamuk, apakah semua ini adalah nyata? Apakah Xiao Zhan benar-benar pergi karena kesalahannya. Di nakas sudah terdapat makanan yang nampak dingin, dan itu persis masakan Nyonya Liu.
Hatinya selalu mengatakan bahwa ini adalah mimpi. Mungkin saja semua ini adalah mimpi. Tubuhnya turun dari ranjang. Berdiri dan berlari menuju kamar Xiao Zhan.
Hatinya berdetak takut, takut bahwa semua ini adalah nyata setelah ciuman terakhir itu. Pintu sama sekali tidak di kunci, kamar bernuansa warna cerah itu hening. Hanya barang-barang mati yang berada pada tempatnya. Langkah itu melambat, mendekat pada lemari pakaian minimalis berwarna putih.
Di bukanya lemari itu, dan kosong. Semua pakaian di lemari lenyap. Tidak ada sedikitpun hal yang dapat membuat hatinya tenang. Langkahnya menjauh berlari lagi menuruni tangga. Semua ruangan nampak sepi termasuk dapur.
Tidak ada orang yang di carinya, orang itu hilang. Batinnya menangis kencang, harapannya pupus. Ini bukanlah hal yang di inginkannya. Pelukan malam itu adalah terakhir kalinya dia bersama Xiao Zhan.
Mungkin orang itu sudah bahagia. Setelah terguyur hujan mungkin dia tidak sadarkan diri dan di temukan oleh keluarganya. Tidak ada makanan yang ada di atas meja.
Meja nampak kosong dan mengkilat, dapur bersih tanpa ada alat dapur yang kotor. Kepala nya menunduk dalam. Lemas, itulah yang terjadi.
Di paksakan tubuh itu ke luar, menuju halaman samping tepat dimana Dua kelinci nya berada. Sekali lagi dia berharap, berharap bahwa laki-laki yang di cintainya di sana sedang memberi makan kelinci.
Namun kosong, tidak ada laki-laki itu. Dia harus apa, sedangkan rela pun percuma karena hatinya terus mencinta. Dua kelinci itu nampak tertidur. Dengan gontai Wang YiBo masuk kedalam mengambil beberapa wortel untuk memberi makan kelinci itu.
Mungkin benar, mereka tidak bisa bersatu lagi. Tapi apa gunanya dia hidup sedangkan tidak ada yang mampu mencintainya. Wang YiBo berjongkok di depan kandang itu, menyodorkan wortel pada dua kelinci itu.
Tapi wortel itu sama sekali tidak di sentuh, hanya di lihat saja. Tidak mau ambil pusing Wang YiBo bangun dan pergi menjauh. Masuk kedalam rumah dan duduk di sofa.
Hidupnya sekarang hampa sakitpun hanya dia yang merasakan. Makanan yang di suguhkan di kamarnya tidak di sentuh. Di jari manisnya masih terdapat cincin pernikahan mereka.
Tidak di lepas sama sekali, di elusnya permukaan cincin itu. Mengingat semua hal yang pernah mereka lakukan bersama. Andaikan dulu, dia tidak pernah melakukan hal itu Xiao Zhan tidak akan pergi dan masih di sini mengelus rambutnya.
Tanpa sadar air matanya kembali jatuh, lukanya benar-benar dalam. Bahkan hampir saja membunuhnya. Mau tidak mau yang di alaminya bukanlah mimpi. Ini adalah hal yang nyata.
Lagi-lagi dia berdiri keluar dari rumah menuju kendaran nya. Terdapat motor besar milik Xiao Zhan yang sudah berdebu. Wang YiBo masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya pergi menjauh dari rumah.
Pikirannya kacau, piyama masih di gunakannya. Tidak sampai sepuluh menit kendaraan nya sampai pada jembatan layang. Tempat dimana menjadi saksi bisu mereka berpisah. Dan bodoh nya dia tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Feeling Good [YiZhan] [END]✓
FanfictionXiao Zhan seorang Pengusaha kuliner, Novelis, sekaligus merangkap sebagai DJ yang mendapat julukan Master Minum-minum. Wang YiBo seorang Artis sekaligus penerus perusahaan Wang yang mendapat julukan penakluk ranjang. Di satukan dalam sebuah hubungan...