"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya." Terdengar suara pengumuman dari sumber suara SMA Angkasa.
Siswa-siswi yang sedang berlalu-lalang pun menghentikan aktivitasnya, "Syut ... dengerin," ujar salah satu siswi bersurai sebahu.
"Pengumuman untuk seluruh siswa yang ingin mengikuti seleksi osis silakan mendatangi ruangan rapat osis sekarang, ditunggu paling lambat pukul sembilan, terimakasih."
"Girls, Tata ke ruang osis dulu, ya. Doain Tata, oke bye!" Ujar gadis bersurai sebahu itu. Namanya Thalia Adara Xaquila, cewek manja yang kerap disapa Tata.
"Yakin lolos lo, Ta?" Tanya Aileen, Aileen Zenata, salah satu sahabat Tata yang sifatnya benar-benar dingin.
Sahabat Tata yang lainnya pun menimpali, "Tau lo, Ta. Kena panas dikit aja nangis, lo. Tata kan manjyah." Ujar Kyra meremehkan.
Apa yang dikatakan sahabat-sahabat Tata adalah fakta, Tata yang manja, lugu, apalagi ditambah sifatnya yang keras kepala kerap membuat siapapun jengkel ketika sudah berhadapan dengannya.
Aktivitas kembali berjalan seperti sediakala, beberapa siswa yang berminat dengan OSIS sedang mempersiapkan dirinya masing-masing untuk mengikuti seleksi yang sangat berat.
Cewek yang diremehkan itu memicingkan matanya, "Liat nanti, Tata bakal jadi primadonanya osis," celoteh Tata.
Setelah berdebat konyol dengan sahabatnya, kini disinilah cewek berwatak keras kepala itu, di ruang osis. Cewek itu lah yang pertama hadir diruangan ini.
Tok ... Tok ...
"Masuk," perintah seseorang dari dalam ruangan.
Tata menyelundupkan wajahnya ke dalam, seketika bibirnya menganga. Bukan, bukan karena panik akan di seleksi. Mata gadis lugu ini malah melihat seseorang yang dapat memanjakan penglihatannya.
"Hey," ujar seseorang yang membuatnya menganga. Sial, gadis itu terpergok.
Tata tidak bisa menahan senyumnya. Ia terlihat benar-benar bodoh saat ini.
"Ngapain disitu? Cepet masuk!" Cewek itu melangkahkan kakinya dengan perlahan
"Perkenalkan diri kamu," sanggah seorang cewek disamping seseorang yang menarik perhatiannya tadi.
Tata menyelipkan anak rambutnya yang sedikit berantakan, lalu menetralkan raut wajahnya. Sangat sulit, meski ia sudah menyangkal bibirnya untuk tersenyum, tetap saja sudut bibir itu terangkat tanpa tahu malu.
"Nama saya Thalia Adara Xaquila, biasa dipanggil Tata, " ujar cewek itu dengan nada seperti anak TK, dengan tiba-tiba cewek itu menutup mulutnya, tak sanggup lagi menahan senyumnya, kini cewek itu malah cengengesan salah tingkah.
Dua orang dihadapan cewek itu saling menatap, lalu menatap Tata dengan wajah datar.
Bukannya takut , cewek itu malah semakin menggila, tawanya semakin pecah.
"Hahaha .... Hahaha .... " Tawanya begitu menggelitik. Benar-benar gila.
Brak!
Tata terkesiap, ia lantas menegakkan tubuhnya. Mengusap sisa-sisa tawanya, lalu berdeham.
"MAKSUD KAMU APA KETAWA KAYA GITU?" Bentak cowok itu. Bevan, Bevan Aksa Abrisam.
Seorang cewek yang diketahui bernama Reva itu menepuk perlahan pundak Bevan lalu membisikkan sesuatu, "Jangan terlalu keras sama calon anggota."
Perkataan rekannya itu sedikit meluluhkan emosinya, terbukti dengan raut wajahnya yang sedikit melunak.
"Apa motivasi masuk osis?" Tanya cowok itu masih dengan nada datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
Teen Fiction"Apa motivasi masuk osis?" "Mau ke kamu." Bagi Tata, Bevan adalah cinta pertamanya. Ia jatuh cinta ketika pertama kali menatap mata Bevan. Ia belum pernah jatuh cinta sedalam ini pada laki-laki selain ayahnya. Dengan sepenuh hati, Tata berusaha melu...